photo by anindyarahadi
photo by anindyarahadi (diedit agar kabut lebih terlihat)
Hari ini, seperti hari-hari kemarin…
Aku mengamati hujan turun di depan pintu kamar. Aku bukan peneliti hujan tentu saja, bukan juga pelukis hujan, aku hanya pengamat yang kebetulan sedang jatuh cinta oleh derap hentakan lembutnya di genting yang kurasai. Yang terpana ketika mendapati hujan saat itu tengah indah, tak seperti kemarin-kemarin. Tidak terlalu deras kejam hingga menimbulkan takut berselip panik, tidak juga begitu tipis merinai dan kita perlu begitu menajamkan penglihatan untuk bisa merasai kehadirannya yang membisu.
Hujan kali ini begitu indah, dan aku bisa melihat kabut yang meriap diantara dentaman musik merayakan jatuhnya ke bumi, menyuarakan kegirangan atas kesempatan bersua dengan endapan batuan dan daun-daun dan kepik mungil.
Riapan kabut itu, baru kali ini aku merasakan dia ada dan membisik halus dari penampakannya yang begitu tipis, kabur dan lembut. Membaur dengan derai hujan. Kesejukkan yang turut turun melebur, dan aku enggan beranjak dari posisi bersedekap memeluk lutut di ambang pintu.
Aku ingat, hujan pernah menghadirkan perasaan kacau yang tidak menyenangkan sebenarnya…, aku pernah membenci pada saat yang sama dengan jatuh cinta pada rintikan yang turun.
Aku melupakan kapan tepatnya saat itu ada dengan sengaja, entah kapan bertahun lalu ketika aku berdiam di tempatku dan hujan turun tanpa pandang resahku, bergelimang membanjiri aspal serta membasahi semua yang ada. Rinainya deras dan terasa jahat saat itu. Sempat terhenti sejenak, hingga harapanku menyata kemudian menghablur kembali ketika derapnya lebih keras dengan angin yang kencang memadamkan lampu seluruh kota. Kamu belum juga datang menepati janji.
Harapan tipis itu sudah berhasil menyatu tanpa wujud dengan udara, dari nafas yang keluar disertai pecahnya tangis bisu.
Yang aku tahu saat itu…
Dan hujanpun turun.
Deras dengan garangnya dan gelora kabut yang baru kusadari ada menyertai.
Membawa lari kamu........
dari aku.......
~~~~*saat melihat hujan diambang pintu*~~~~~
P.S. untuk dia yang datang pertama kali, dan pergi pertama kali juga. Karena kamu,aku melihat banyak hal dari sisi yang berbeda. Dan menjadi lebih mengerti akan apa yang harus ada dan berakhir. Setidaknya aku tau, keterpisahan kita adalah satu hal yang logis ada. Aku sudah memaafkan kamu sejak lama, dan merasa lapang karenanya. Apapun itu, terima kasih :)
wah fotonya keren banget ....
ReplyDeletehmmm, apakah tentang first Love ?? :D
be te we saya sangat tertarik nih ... ehm sama sendal jepit itu hehehe *kemplang* ... aduh jangan pukul saya hohohoho
Hmmm... hujan... tik, tik, tik...
ReplyDeleteduduk termenung depan kompi, nulis koment... jogja sore hari yang menyebalkan... tik, tik, tik... hujannya tak berhenti kian deras keknya...
denting tik tik tik di pekarangan seakan senyum loh? tapi kok disini ada yang lagi sedih karenamu hujan...
hujan... tik tik tik... semangatku... tapi cerita disini dirimu hujan kok menyebalkan...
hujan... tik tik tik... berikan semangatmu pada tiap orang dong...
jangan kesedihan...
salam kenal yah? (rain lovers)
ini sama sekali bukan tentang first love hahaha. cuma tentang pacar pertama yang jadi mantan -- kemudian saya benci dia setengah mati. lalu jadi teman baik sekarang, syukurlah :)
ReplyDeletesalam kenal balik buat amstrong yah
oh ya... sandalnya itu cuma karena lagi pengen jepret aja, dan hasilnya ternyata lumyan juga haha :)
ReplyDeletehujan memang selalu menghadirkan perasaan romantis ya....aku suka wangi hujan.
ReplyDeleteMelankolis girl,, :) saia suka ituw,, hehe,,
ReplyDeletehujan itu sperti puisi. selalu meninggalkan kesan pribadi. bagi sebagian orang, ia merupakan perlambang langit yg muram hingga menangis. tapi bagi orang yg lain, ia adalah simbol keriangan dan rasa syukur.
ReplyDeletesalam kenal..
tulisanmu bagus. pantas saja sdh punya buku. :)
@dian
ReplyDeletesaya pribadi sih sama sekali ngga ngerasa kalau saya ini malankoli. semua orang pernah mempunyai momen melankoli, meski tidak semuanya berkarakter begitu kan... :)
@mayo
terima kasih... :)
saya bingung melihat hujan dari segi mana. tapi yg jelas saya jatuh cinta pada gerimisnya
Hujan, paling ku suka saat musim kemarau, saat menikmati empuknya kasur dan bantal, saat duduk bersama seorang gadis cantik di sebuah kedai dan hujan mengurung kami di dalamnya...
ReplyDeletehujan adalah anugerah Tuhan untuk padi2 yang mulai menguning, bagi pohon2 yang daunnya berguguran, untuk petani yang akan menunggu masa panen, dan bagi para pengojek payung tentunya...
tapi, please, jangan turun saat jadwal kuliahku dimulai, waktu piknikku di pantai, dan tolong jangan turun sambil keroyokan dan menimbulkan banjir yang tak bisa dicegar oleh peralatan modern sekalipun...
:)
salam kenal...
untuk Panah Hujan, ada yang memanggilmu disini. wkwkwkwkkw
ReplyDeletekeapa banyak ornag suka hujan yak
cihuy! ternyata ninda adalah seorang novelis. salut deh. makasih ya, jeung novelis, udah sudi menyambangi blogku.
ReplyDeletecerita hujannya manis. mudah-mudahan hujan yang indah ini bisa menghapus kenangan pahit saat hujan jahat yang entah kapan itu.
Hujan itu berkah bagi setiap insan ...
ReplyDeleteHujan air menyuburkan dan memeberi kesegaran
Hujan uang memberikan berkah
Hujan meteor memberikan pesona indah
Hujan rezeki...
Hujan ampunan-Nya
Tapi ada juga yang membuat kita sedih...
Hujan tangis duka
Hujan badai
Hujan abu
Hujan dan hujan yang selalu tiada batasnya....
Seperti diriku yang ingin menghujanimu dengan ketulusan hatiku...:D
Lam kenal...Im BlogWalking
klo hujan-hujan gitu, gw sering banget ngompol waktu pas bobok, hehe... adeemm...brrrrr.
ReplyDeleteSalam mbak..saya juga penggemar hujan,walo kalo kena hujan pasti pilek.Kayaknya hujan itu cantik ya mbak? Asal gak terus-terusan saja...
ReplyDeletebanyak orang yang suka hujan karena memang hujan punya sesuatu yang khusus yang bisa membuat kita terpana, jatuh cinta, takut akan petir, dan emosi yang berbaur :)
ReplyDelete