Ketika masih duduk di bangku sekolah, masa puber dimana saya begitu terpengaruh oleh majalah dan televisi… saya entah bagaimana jadi begitu percaya pada cerita pangeran dan putri versi zaman saat itu. Saya entah kenapa percaya pada sinetron ataupun apa saja yang dikonsumsi remaja dan menyuguhkan tontonan mengenai bagaimana remaja seusia saya bisa jatuh cinta.
Tentang si cewek yang pindahan di sebuah sekolah, sangat cantik dengan rambut berkibar-kibar, make rok sekolah mini dan kaus kaki putih layaknya pemain sepak bola (guess what? Seperti yang dipake cinta pada AADC) yang kemudian tanpa sengaja bertabrakan dengan cowok cakep yang punya kelebihan (apa aja deh itu) tapi pendiem dan agak ‘judes’.
Terus mereka jatuh cinta deh…. Meskipun perlu proses yang suangat lama untuk bisa saling mengesampingkan gengsi dan mengakui.
Saya percaya dengan begitu naifnya bahwa kita akan bisa jatuh cinta pada pandangan pertama pada orang yang mungkin menjadi salah satu penempat hati kita dalam perjalanan panjang bertemu the one.
Ternyata saya salah.
Jatuh cinta tidak melulu seperti itu, bukannya saya menolak mengakui bahwa saya pernah mengalami itu, yah love at first sight… saya pernah sekali mengalami ini ketika saya bertemu orang ini.
Pertemuan kecil dan singkat yang paling berpengaruh dalam hidup saya, ketika dia kemudian menjadi obsesi. Ketika dia kemudian menjadi salah satu dari sekian banyak alasan saya untuk masuk AKADEMI KEPOLISIAN (yang gagal ditengah jalan karena umur saya tidak mumpuni ). Ketika bayangan tentang dia selalu mampu menyulut semangat saya untuk terus berlari pada lapangan membara yang panas bukan main pada jam 12 siang.
Sekarang, saya tidak pernah mengalami jatuh cinta yang seperti itu lagi. Saya hanya bisa jatuh cinta setelah mengenal satu orang dengan begitu baik, saya baru bisa jatuh cinta setelah saya merasa senang dengan kehadirannya, setelah saya tahu bahwa saya tidak akan sakit dengan bersama dan berada disisinya, bahwa dia ternyata jatuh cinta pada saya.
Ternyata rasa nyaman dan mengenal sangat penting bagi saya saat ini, sebagai syarat untuk saya bisa jatuh cinta pada dia... siapapun dia itu.
lelaki yang beruntung,
ReplyDeletekita punya kesamaan dalam persepsi beginian,
jadi salah satu orang yang gampang dipengaruhi.
media, telepisi, bahkan radio...
kisah cinderella bertemu pangeran katak, beauty n the beast..
atau harubiru AADC...
sekali lagi, the lucky laki itu siapakah gerangan...
Yup !
PS: aku jarang updet blog, jd tidak dianjurkan mampir keruamhku, nanti aku imel deh klo ngupdet.hehehhe.., takut keciwa aja
kayanya kita yang terdoktrin kalo fairy tales always happy ending and it should happened to us :D
ReplyDeleteeh... emang ada love at first sight ya?
ReplyDeleteterus... love tuh apaan ya?
tuing..tuing...tuing... pusing 7,5 keliling
wadoh, cinta selalu membuat saya pusing,
ReplyDeleteehm, bener2 cowok yang beruntung hehehe
Mbak..jujur tak akuin
ReplyDeletejuara milih cowo deh
guanteng asli pol
pantes kalo love at the first sight
tapi yang pasti bukan hanya karena gantengnya kan??
semoga awet ya..
hihihihi......duh gantengnya cowoknya
ReplyDeleteitu siapa nyin? cakep, tpi mukanya rada jutek, hiii
ReplyDeletetapi yg kamu suka memang cakep tuh. keren abis.
ReplyDeletedia bukan cowok saya teman-teman...
ReplyDelete