Friday, October 30, 2009
:::DIAM:::
Aku tahu, apa artinya semua raut wajah itu. Aku tahu apa duka di balik nada suara itu. tidak apa-apa Pa..., kita merindukan orang yang sama. Kita kehilangan orang yang sama, dan bahkan aku bersamanya di detik-detik penghabisan itu.
Tidak perlu Papa menterjemahkannya dalam alunan kata yang sepanjang ular naga, menerawang berharap aku tahu, aku mengerti. Karena Papa cukup diam saja, hanya diam saja... dan kita sama-sama melihat bintang malam yang enggan bekerja keras memancar cahaya, memikirkan orang yang sama. Mengais kenangan yang sekiranya cukup menawar semua rasa kangen itu. Mencoba mengisi hampa udara yang mengendap di gang-gang pelosok hati. Cukup diam yang berbicara dan menyelubungi kita dan kenangan sebulan lebih lalu yang serasa jadi bertahun. aku benar-benar mengerti Pa, sungguh...
*for my beloved Dad
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
u re good daughter...
ReplyDeleteketika hati telah berbicara, kata pun tak jadi masalah...
setiap ayah menginginkan anaknya menjadi seorang yang dewasa dan mampu bersikap..good luck mbak.
siapakah orang yg sama yg kalian rindukan?
ReplyDeletekadang diam bisa menggantikan 1000 kata.
ReplyDeletemiss you too sis :)
anak baik.. :)
ReplyDelete@mba fani.... mamaku mbak....
ReplyDeletediam pun sebuah jawaban... :-)
ReplyDeletebagus bagus. mending ajakin papamu ngandok mie ayam aja ndul :D
ReplyDeletedoakan yang terbaik untuk kedua orang tuanya
ReplyDeleteitu lebih bagus
T__T
ReplyDelete