Wednesday, October 28, 2009
Merindu Hujan
Merindukan saat langit robek dan memuntahkan isinya : kamu. Merindukan tiraimu memapari bumi.. dan aku bisa meresapi lagi setiap tetesmu setelah lama tidak begitu, membisikimu hatiku lagi. Kamu tidak perlu menjelma atau balik berbicara. Saat ini aku hanya mau kamu mendengar, tentang dia... tentang aku, tentang hatinya... yang lelah pecah kulempar-lempar kesegala arah. Tentang sebuah kehilangan besar, dan tentang diam itu, tentang spasi yang semakin merentang... yang meresahkan.
Tapi bagaimanapun, akhirnya aku harus tahu bahwa sebenarnya aku bahkan tidak boleh menawar apapun padanya, kendati itu terlihat ringan... kendati terlihat seperti rumput kecil di taman bermain.
Aku harus sangat sadar bahwa dia hanya nampak retak di luar dengan kata-kata : bahwa sungai hanya punya satu muara, bukannya dua yang dengan jahatnya terlontar dari aku. Tapi aku tahu dia telah berdebam berantakan di dalam...
Hujan, aku merindukanmu untuk meriap, berkejap... tak harus kamu datang membawa pelangi. Aku hanya butuh kamu, meskipun kamu datang mengendap-endap laksana pencuri jemuran takut ketahuan. Meskipun pergimu pun tanpa berucap izin... aku mau kamu tau, tentang satu hal yang dia tidak tahu...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Aku juga merindukan hujan,
ReplyDeletewalaupun dia kadang datang seperti tak diundang
membawa badai besar dan menumpahkan air bah yang membuatku limbung
tapi aku tetap merindukannya di tiap pagi, siang dan malamku
kata-katanya indah
ReplyDeleteenak untuk dibaca XD
wah..udah lama nggak mampir ke sini, ternyata nindya udah ngeluarin novel. ckckck..selamat ya!!
ReplyDeletehujaaann... aku paling suka kalo hujan turun... adeeemmm euy!! ^^
ReplyDeletenduuulll. heh. aku gak pernah diceritain siapa itu 'kamu' . huhu. awas kon :p
ReplyDelete@itik, aku lebih suka hujan yang berinai sedang... yang ramah dan tanpa badai (kayak bisa nawar aja)
ReplyDelete@mbak henny, iya itu pas aku SMA mbk udah lama banget...^^
@kura2, makasih... pertama kalinya kamu mampir ya... ntar aku visit balik deh :)
@yoliz, adem dan enak di buat bubu :P
@bilop oping, heh... heh... kamu=hujan... nek 'dia' iku ojok kuatir mesti takcritani
aku juga pengen hujan nih. panas soalnya
ReplyDeletemenginginkan hujan yang selalu menenangkan, bukan hujan yang meresahkan dengan angin bertiup gak karuan
ReplyDeletemari kita patingan nyn buat panggil pawang hujan, kira-kira tarifnya berapa ya untuk paketan hujan sedang yang menenangkan???????ada paket hemat buat manggil hujan gak ya nyn??????? xixixixiixixxi
*patungan
ReplyDeletehujan memang di ciptakan untuk menentramkan setiap jiwa, padanya terdapat jutaan kehidupan..
ReplyDeleteaku senang hujan-hujanan dan merebahkan diri dilapangan, membiarkan diri menyatu dengan hujan..sekali-kali boleh di coba mbak...
kelupaan..salam kenal mbak dari becce blogger sengkang...ijin follow dan link ya.
ReplyDeleteyo maksudku dia ikuuu, ndul :p
ReplyDeleteahh menjadi cemburuu . ihihi
Kalau sudah pada waktunya hujan itu akan datang juga, walo kadang waktunya lebih lama dari yang biasanya dia datang. Apa kabar? Maaf baru mampir kesini.. ^_^
ReplyDeletepostinganmu selalu melow nyin,bikin ak sedih bacanya hikss
ReplyDeleteojo sek to...
ReplyDeletebotoku urung tak bong lho....
@adis, wah boleh juga tuh dis... ntar kamu yang anter jemput dia ya...aku yang ngasi ongkos perangkonya deh (emang surat?? hahaha)
ReplyDelete@bilop opink,gapopo cemburu tandanya benci jadi kon kudu menyayangiku pink (nyambung ora iki yo?)