Kepadamu Bintang...
Hari ini akan kujabarkan, segalanya yang tidak tampak namun melingkupi. Sudah berjam-jam aku berusaha membongkar pasang kata, agar semuanya tampak layak dan menjelaskan. Tapi ketika berhadapan dengan sebingkai layar ini, dengan kertas virtual kosong yang kuhadapi, semuanya mendadak hangus dan menguap. Jadi aku hanya membiarkan jari-jari dan hatiku berkolaborasi membimbingku membongkar gumpal resah yang kurasai disini.
Kepadamu Bintang,
Iya, kamu Bintang. Dan kamu satu-satunya bintang. Pernah sekali aku menyangka lampu pesawat terbang di langitku itu bintang. Tapi tidak, aku salah mengira.. kedatangannya dilangitku yang sekelebat lenyap bukannya ajeg sepertimu, meskipun kadang kamu diculik awan. Hanya sebentar, aku yakin hanya sebentar.
Kamu juga tentu tau, aku bukan jenis yang ekspresif. Aku tidak bisa mengungkap rasaku sendiri dengan begitu gamblang, dengan begitu meyakinkan. Terutama jika soal kamu, terutama jika sudah kepadamu. Siapapun (termasuk kamu mungkin) yang mendengarnya biasanya hanya akan mengulang tanya dengan ragu. Yakinkah? Apa aku hanya sekedar bermimpi dan mengigau diwaktu yang tidak tepat?
Untukmu Bintang,
Berjuta rangkaian kata telah kusiapkan.. tapi seperti yang kubilang tadi semuanya memupus dan aku merasa kosong ini tidak membantu. Mungkin kamu akan tetap tidak mengerti, dan tetap melontar tanya. Maaf, entah bagaimana caranya aku bisa benar-benar jujur pada hatiku, pada rasaku, pada kamu.
Aku pernah mendengar tentang beda orang yang kita cintai dan orang yang sudah menjadi bagian tidak terganti. Sementara aku tidak tahu, apa kamu cinta yang wujudnya bisa berubah dan berpindah, bisa berkurang atau bertambah atau malah kamu jantung atau bahkan nafas yang tanpamu sepenuhnya.. aku tidak bisa tidak merasa punah.
Kepadamu Bintang,
Kali ini rinduku mengkristal. Mungkin sama mengkristalnya dengan kejujuran kita akan perasaan. Ya... perasaan, entah sudah berapa lama tepatnya kita berhenti menyentuh topik itu. Dalam jarak ini aku dan mungkin juga kamu merasa aman. Segalanya terkendali seperti halnya dulu, nyaris begitu setara asal kita tak sama-sama berusaha menjajaki hati masing-masing.
Kepadamu Bintang,
Aku ingin bilang bahwa aku peduli. Pada tiap cercamu, pada tiap resah dan rasa sakitmu. Aku peduli, dan kepedulian ini membawaku untuk tidak pernah sanggup membiarkan kamu sendiri. Aku tidak peduli, meskipun karenanya kamu mampu mengubah aku serta merta jadi norak dan menuliskan bermacam analogi yang tak begitu cantik. Toh nyatanya aku juga tidak keberatan kamu buat jadi norak.
Kepadamu Bintang,
Kemudian aku merasa diingatkan, untuk tidak mengira ini dapat berjalan selamanya. Karena ada sesuatu yang suatu saat akan berakhir ditengah, ada juga yang mestinya terus sampai ketika waktu jadi buntu. Mungkin nanti kamu juga akan menemukan bintang untukmu sendiri. Yang bisa membuat tiap torehan apapun yang kamu ciptakan untuknya beroleh jiwa.
Bintang,
Sampai pada perjalanan ini aku tidak bisa melihat jelas antara mayor dan minor. Segalanya nampak begitu absurd dan kehilangan batas, aku juga kehilangan kemampuan menangkap beda. Maka aku jadi membenci, tentang segala persepsi soal posisi. Dan sampai batas ini, aku hendak berhenti. Bukan berhenti atasmu, bukan berhenti atas ini.
Dan Bintang,
Mungkin kamu akan mencercaku jika berhasil tahu kemana kukirim serpihan ini. Jika berhasil membaca apa yang tersirat. Tentang aku yang membiarkan semuanya selalu mengalir demikian adanya. Membiarkan tangan takdir selalu membawa aku seperti seharusnya, akhirnya.. mungkin kamu gemas akan bosan.
Tapi bukankah, Tuhan selalu memberikan apa yang kita butuhkan dan bukannya apa yang kita inginkan?
Sementara bagiku keduanya demikian hablur dan menjurus pada gelap kabut. Saat ini aku sedang tidak tahu beda ingin dan butuh.
Bintang,
Aku mau menulis ini di larik paling akhir, aku juga tidak mendapat alasan yang logis untuk pertanyaan kenapa. Mungkin karena ini yang paling akhir, jadi aku bisa berspekulasi kamu akan lupa membacanya jika entah kapan berhasil menemukan ini menghampar di penglihatanmu.
Bahwa ternyata, perasaanku ke kamu tidak secepat pergi embun di pagi hari, yang lenyap didesak surya.
bintangpun mengangguk2 saja membaca suratmu, Nin. hehehe
ReplyDeletenyolong pertama aaahhhhh....... *minum susu
ReplyDeletehaaaaah ternyata kalah ngetik pertama di postingan sendiri hikshiks.. T^T kalah sama mbak Fanny
ReplyDelete@Nchi yang selalu ngapelin nyuruh update, kapan-kapan kamu aja ya Nchi yang aku UPDATE*ketawa setan
he...he.... yang punya tulisan kalah ceper ngetik nih..
ReplyDeleteDiksinya mantap banget.
Hari ini aku kembali ke tempat ini. Tak seperti biasanya, aku datang ke tempat itu dengan membawa semua bebanku. Aku mencurahkan semua penatku, melepaskannya dari pundakku. Aku ingin semua bebanku hilang terbawa angin senja dan kubiarkan diriku ini dibelai oleh bunga-bunga ilalang yang berdansa dengan anggun.
ReplyDeleteAku tertidur oleh bisikan angin yang bercerita tentang dewi ilalang yang selalu menari-nari diiringi melodi dari sang angin. Terdiam, aku hanya bisa terdiam mendengarkan angin bercerita. Aku tersenyum saat angin bercerita tentang pesona ayu sang dewi ilalang. Perlahan-lahan aku tertarik untuk bertemu sang dewi, namun angin melarangku lalu berhembus kencang. Aku tak tahu apa yang terjadi, saat mataku terbuka, aku tergeletak di atas tempat yang lembut. Entah apa itu. Bunga-bunga ilalang berterbangan tertiup angin. Putih tipis terbang bersama angin senja.
Kulangkahkan kakiku memasuki rimbunan ilalang yang terasa seperti menarikku. Bunga-bunga ilalang berterbang dan berjatuhan seperti musim salju. Membuatku semakin masuk dalam dunia mimpi.
siapa sih si bintang itu?sinarnya kok bukane memberi terangnya malam tp justru membuat resah,ruwet penuh konflik....aq rasa 'dia' bukan bintang!
ReplyDeleteBintangnya siapa sih nyin?
ReplyDeletehihihiih....
btw, so sweet banget ^^
waahh... ni perasaan rindu buat seseorang yah?! siapakah bintang itu?!
ReplyDeletesalam sejahtera...
ReplyDeletesaya sudah mendapatkan jawabannya.berkat do'a dan semangat dari semua
terima kasih
salam sejahtera..
Wow... luar biasa... saya tuh paling suka mbaca model karya tulis kayak gini, benar2 luar biasa,
ReplyDeleteKata2nya sangat pas dng makna yg ingin disampaikan, ijin saya bookmark, suatu saat saya baca ulang.
Jadi ingat sama Mbak dwina Si Bintang Air.
Itu komen saya serius lho Nin, saya suka banget sama rangkaian kata ini.
ReplyDeleteSangat menginspirasi saya untuk menulis puisi lagi.
Hahaha, maw dngar crita grandpa?
ReplyDeleteBgini critany: dluny bumi ini tdk ada apa2 lalu ada orng yg sling mencintai kmudian hati mereka brubh mnjdi bintang, membwa jutaan chya d luar angkasa. Jdi kurasa ada bgtu bnyk cinta d dunia ini, baik yg trlihat ataupun yg sdang tidak trlihat. Mreka smua brjalan menurut orbit yg sudah dtentukan. Mreka tidak hlang, itu cahayanya...
sek bentar aku menghayatin dulu maknanya
ReplyDeleteDan bintangku pun tak akan pernah mengerti apa yang ku inginkan untuk dipahami. yang akhirnya mengharuskanku untuk berhenti.
ReplyDeleteWow..keren rangkaian kata-katanya...jika bintang itu tahu..mgkn dia kan menjawab semuanya...
ReplyDeleteKomennya Adi manis banget..
ReplyDelete"bahwa ternyata perasaanku ke kamu, tidak secepat pergi embun pagi didesak oleh sang surya..."
Mantabs Nin!!!!!!!!!!!!!!!
*thumbs up
*nyembah2....
;)
"Kepadamu Bintang,
ReplyDeleteIya, kamu Bintang."
ehemm.. baru ke sini eh udh disambut sama panggilan bintang.. bukan, mbak.. aku ferdi, bukan bintang, halah.... :))
salam kenal, mbak...
nice post,,,
aku follow ya blog mbak...
kapan2 kalau ada waktu, follow balik ya... amin... mudah2an... ^_^
mungkin Tuhan masih menyimpan bintang terbaik untukmu... bukan seperti pesawat yang nampak seperti bintang.. hehehehe
ReplyDeleteternyata bisa merangkai kata yang bisa membuat orang terpana betul-betul indah
ReplyDeleteuntung bintang cuma bisa berkedip, coba kalau nggak dah dicerca dirimu he22, btw bener sekali kalau Tuhan paling tahu apa yg kita butuhkan, sedangkan kita mau tahu apa yang kita inginkan :)
ReplyDeletemalam ne bintang mau ke kontrakan neh... katanya mau curhat...
ReplyDeletemau titip salam g?
hahaha
mengalir seperti air,ungkapan kalimat mu tentang bintang dan rasa yg tak secepat hilangnya seperti embun.
ReplyDeletemengalir dan membuatku enggan berhenti membaca nya hingga akhir....terus dan terus.
hemmm bintang.... kayaknya ini pribadi yang sangat spesial ya???
ReplyDeleteSebentar, aku mau ketawa dulu ah...huaauhahahahha...
ReplyDeletemau nyolong komen pertama keduluan mbak Fanny
hahahahaahhahah...*guling-guling*
1. Bintang itu kalo di tempatku nama supermarket mbak..jadi wajar kalo banyak yang kirim surat, surat lamaran, surat utang dsb..
he..he becanda
2. Rindu itu gak pernah hilang dalam sekejap seperti menyapu embun atau debu, walaupun berusaha menghilangkan akan tetap bercokol dengan nikmatnya dalam benak kita
3. Kalo cinta kepada seseorang seperti lagu Ran " Tunjukkan Rasa Cintamu, buat dunia tahu"
jangan menulis surat pada bintang (kecuali yang disukai namanya bintang) he..he
Piss Out mbak!! Toss dulu!
oh bintang tetaplah kau terangi malam ku dengan cahaya berkelap walaupun tak seterang matahari dan bulan
ReplyDeletekata bintang ; andai bintang bisa ngomong....^_^
ReplyDeletepasti dia bakal bantu kamu..hohho
Fiuh...
ReplyDeletePenasaranku trlampiaskan. Namun trgantikan akan keharuan saat ku telah butir-butir jejak hatimu nin?
Maaf, sblumny, apakah sang pujangga sedang rindu se rindu2ny hati kepada sang bunda?
Entah mengapa saat membca jejak hatimu, pikiranku menerawang k bundaku... Apakah kau merasakan yg sama?
Sekali lg maaf...
^^v
Cukup nangis bombaynya...
Oe...
Ntar ngurus prpanjangan smsterny bareng...
Lek kate ngomen komenku, nang fb ae yo...
Gandhi super duper cuakep...
ahh..berat mbak..aku jadi grogi mbacanya..
ReplyDeleteNgomong2, blognya udah aku follow balik nih,,
makasih..
suratnya kepada bintang yah?? kepada matahari ada ga?? kan matahari bintang yang besar :">, hehehe
ReplyDeleteapdet, aku belum koment tapi kok uda dijawab??? ga seruuuuu
ReplyDeleteklo ak nyin, sedang menunggu bintang yg selanjutnya, kr bintang yg kemarin sudah sangat sangat sangat tidak terjangkau.
ReplyDeletenyin, masi nulis novel?
ReplyDeletehebat bisa bikin kata sepanjang itu, penulis ya sob ?
ReplyDeleteJangan Bintang, cintanya hanya dimalam hari!? qi qi qi qi qi qi qi!
ReplyDelete*ambil gitar trus nyanyi*
ReplyDeletebintang dilangit, kerlip engkau disana ...
Nice puisi...met weekend..
ReplyDeletenin, jangan skeptis yah?? tau kan maksutku
ReplyDeletehehehee
"Bahwa ternyata, perasaanku ke kamu tidak secepat pergi embun embun di pagi hari, yang lenyap didesak surya"
ReplyDeleteDan seperti bintang yang menghilang ditelan mentari, sang embun pun kan sumringah menghampiri setelah becanda gurau dengan sang malam....
* PRof pindah rumah, rumah lama baru kena gempa, ambruk ketika baru kebuka 1 page, otak -atik dulu..:D
kali ini cuma berkunjung,
ReplyDeletesalam :)
iyah, ntar aku jenguk kok
ReplyDeletetapi bawa sesajen apa aku??
hehehehe
Ndi dek komen yg ngatain km playgirl?tok hapus ta?
ReplyDeleteoh komen nya fais ta?
ReplyDeletesubhanallah, bagus banget, Nyin ...
ReplyDeletepilihan katanya indah dan diksi yang apik.
Salut
no komen dah,,cuma bisa liat saja
ReplyDelete[Bahwa ternyata, perasaanku ke kamu tidak secepat pergi embun di pagi hari, yang lenyap didesak surya.]
ReplyDeletewah masih tersisa perasaaannyha ya
:k:
ReplyDeleteoiya met weekend ya nien
:o:
met weekend juga ya nien
ReplyDeletekeyen..keyen....dua jempol untuk yg punya blog ini
ReplyDeleteran sama kenichi tuh siapa ya? he hehe
ReplyDeletewuihhh... di mana mana bertebar cinta :(
ReplyDeleteanin,adek q syg,cpet di update yah,hehe
ReplyDeleteJika aku jadi bintang,, maka kesetiaanku pada malam. akan aku korbankan hanya untuk menemanimu di dalam sepi,,
ReplyDeleteKhihiii... phonank si pujangga lapuk...
Minggu2 ini sudah jarang bisa ditemui bintang2 bertaburan indah di angkasa,, karena awan gelap menutupnya dengan lembut hingga kita tak bisa lagi melihatnya bersembunyi menemani bulan
Ketok pintu di malam hari...
ReplyDelete^tok.. TOk.. Tok...
Bu Joko.. bu joko...
keren niinnn!!!!!!
ReplyDelete*copy-paste-print-kasih gebetan*
ntar mau bikin puisi juga ah di blog. *wish*
*nyanyi
ReplyDeletepadamuu bintaanngg.. padamuu bulaann.. kasih yang abadii..
:c:
Yap, Tuhan selalu memberikan apa yang kita butuhkan..
ReplyDeletetermasuk rasa sedih dan air mata..
Semoga sang Bintang membaca posting ini juga ya...
ReplyDeletewow kalimat yg dipakai bagus......iya ni ngingetin sama si bintang air (seperti kata kang sugeng).......eh penulis juga kayak si chi??? bukan cerita horror kan heheheheh....
ReplyDeleteeh tuker link ya nin?!?!?!?
wkwkwkwkwkwk..........yg benar dunk masa kalah ngetik koment diposting sendiri qiqiqiqiqiqiq
ReplyDeletePagi Nin... Kang Sugeng datang lagi nih pengin baca prosa kamu yg kwereeen...
ReplyDelete:l:
ReplyDelete