KALAU SEDIH JADI KETERLALUAN...

taken from random

Sebelumnya saya heran pada beberapa orang yang mengaku tidak bisa menulis ketika banyak faktor yang dirasakan tidak mendukung.

Dari dulu saya sering menolak fakta itu dengan anggapan : saya bisa menulis setiap hari! pasti! meskipun yang saya tulis hanya beberapa kalimat saja.

Ternyata apa yang dialami orang-orang tadi pada akhirnya merembet pada saya. Ada masa-masa saya sama sekali tidak bisa memenuhi lebaran ini dengan omong-omong saya. Dari yang setiap hari posting mendadak meloncat jadi dua hari sekali, tiga hari sekali. Dan saya tidak bisa menjelaskan apa sebabnya.

Dulu ketika saya sedang bersedih, saya malah dengan lancar bisa menulis prosa-prosa atau cerpen yang juga sedih... Beberapa waktu ini saya tahu akan sesuatu. Bahwa rasa sedih tidak melulu sebagai cambuk saya untuk menuliskan perasaan saya, kadang jika rasa sedih yang saya rasakan sudah keterlaluan membuat saya jadi dingin. Saya bahkan tidak sempat untuk mengeluarkan perasaan buruk itu dalam bentuk tulisan, untuk meringankannya. Ah bukannya tidak sempat, kemauan saya saja yang kurang.

Mungkin rasa sedih saya yang akhir-akhir ini keterlaluan, membuat saya bahkan hanya diam dan keseringan menatapi lembaran-lembaran itu dengan 'bengong' pada saat-saat tertentu. Membuat saya malas melakukan berbagai macam hal kecuali berlindung dibawah selimut atas apa saja yang mungkin bisa jadi melukai saya.

Saya percaya selimut adalah satu hal dari semua keajaiban dunia, ketika berada dibawahnya saya merasa punya dunia baru, dimana cuma ada saya ehehehe ^o^ *ketawa lebar*.

Kata seorang teman, saya hanya terlalu melankoli sampai terlalu gampang tumbang, terlalu gampang cengeng. Yang saya pikir sih tidak juga. Saya hanya cengeng saat menulis seperti ini, saat berdo'a, saat merasa terluka (hehe yaiyalah) tapi saya kan ngga menye-menye minta bantuan semua orang untuk meringankan duka saya. Saya ngga lantas memenuhi wall facebook  seperti orang-orang lain dengan semua kesedihan saya yang bikin orang lain tanya : kamu kenapa sih? Saya juga ngga lantas pergi kemana-mana dengan dandanan berantakan dan muka melas.

Ketika orang berada pada titik sedihnya yang paling dalam, mereka akan mengekspresikannya dalam berbagai hal.. yang tanpa sadar akan memancing tanggapan dari orang lain, entah yang diinginkan atau tidak diinginkan. Maka saya, ketika merasa sedih saya dalam batas terlalu.. hal yang akan saya lakukan adalah : diam. Diam dan lebih banyak berbicara pada diri sendiri ketimbang pada orang lain. Saya juga akan kesulitan menuliskan seberapa sedih saya saat itu. Mungkinkah saya begitu introvertnya?

Tapi yang pasti saat ini, saya ngga punya banyak alasan untuk sedih. Tidak banyak, atau bahkan tidak ada ^__^ Segala macam kesedihan yang saya rasa, selalu diimbangi dengan tawa dan hal-hal kecil yang membuat saya bisa bersyukur. Saya akan bersedih, saya masih manusia.. saya hanya tidak akan melakukannya setiap hari sampai membuat saya jadi orang yang layak dikasihani.

Saya benar-benar belajar dari keadaan ya, meskipun hasilnya posting ngga nyambit ini :D

Wah, it's makes me happy! :)

Tuh kan, banyak hal kecil membahagiakan yang bisa kita temukan sehari-hari.... Jadi apa hal kecil membahagiakan yang kalian temukan hari ini?