taken from random |
Satu waktu ketika sedang heboh mengenai penyerangan Israel - Palestina, ketika lagu We Will Not Go Down populer, dan ketika saat itu saya belum jadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang) saya tengah membaca buku saat kemudian telinga saya mendengar dua orang teman saya yang berbincang. Teman saya yang pertama sangat-sangat peka, halus mulai mengeluhkan betapa sangat tidak manusiawinya pasukan Israel itu, dia bilang : "Kan kasihan masa orang-orang ngga bersalah dibunuhin," katanya dari segi kemanusiaan dan kehalusan sifatnya. Teman saya yang satunya lagi 'nyamber' pembicaraan itu, "Aku bingung deh sama kamu, apanya sih yang mesti dikasihanin. Mereka itu bukannya mati syahid ya? Nah orang yang mati syahid kan masuk surga tuh? Apanya yang kasihan dengan masuk surga?"
Mendengar itu si teman saya yang pertama terdiam. Dua sisi, dua segi tentang bagaimana teman saya yang pertama ini memandang masalah dari segi kemanusiaan, sifat halus dan kehilangan. Kasihan menurut pandangannya adalah betapa sedih, betapa kasihan orang-orang yang harus kehilangan anggota keluarga mereka, namun teman yang satu lagi mendang dari sisi yang jauh berbeda. Menarik, ketika soal GAZA dihebohkan lagi kemarin.. saya menemukan BANYAK STATUS FACEBOOK yang mencemooh, mengeluarkan kata kotor, mengutuk Israel terhadap penyerangannya terhadap Palestina yang semakin lama semakin tidak manusiawi, semakin membabi buta.
Kemudian saya langsung dibuat merenung dengan status yang kontra, kurang lebih seperti ini :
Di tipi orang demo sana sini soal ISRAEL. trus mikir deh saya, waktu bom-bom di bali-jakarta, TKI INDONESIA disiksa di ARAB SAUDI,
kok orang-orang ga pada se-lebay itu ya? padahal korbannya orang INDONESIA. oh atau mungkin ini "cuma" soal tendensi-tendensian?
Kemana kita ya saat berbagai macam kasus mengenai orang-orang Indonesia yang jadi korban di negara lain? Kemana kita ya ketika pedagang-pedagang kecil kena gusuran dengan penggusuran yang mungkin tidak pantas terhadap mereka yang kita tahu buat makan besok saja ngga tahu apa. Kemana ya kita saat orang-orang diambil alih rumahnya, dibongkar dengan dalih pembangunan? Sekalipun dalihnya demi keindahan, demi ketertiban, tapi bagaimana dengan nurani kita? Kenapa kita tidak mencoba memposisikan diri jika ada di posisi mereka? Kemana kita SAAT ITU? Kemana nurani kita SAAT ITU?
Idealisme boleh, ketika kita mampu memberikan solusi. Saya pernah terjebak satu percakapan dimana salah seorang teman saya di twitter menanyakan tentang pendapat saya dan teman-temannya mengenai lokalisasi pelacuran. Saya lihat reaksi jawaban dari semuanya sama : TUTUP. Melihat ini saya menghela nafas.
Lokalisasi adalah suatu fenomena dimana kita tidak cukup meletakkan idealisme dalam menyikapi suatu masalah. Sebagaimana rokok yang katanya akan diharamkan. Lokalisasi maupun rokok bukan masalah hitam dan putih, karena kalau kita hanya melihat sisi hitam dan putih maka kita tidak akan bisa melihat yang lain, melihat bayangan, melihat jeda, melihat warna kabur lain.
Maka kemudian saya mengetik jawaban yang kurang lebih begini : Lokalisasi mestinya ditutup. TAPI hanya kalau kita punya solusi mau dikemanakan mereka.
Kemudian ada yang balas lagi : In my opinion, ngga ada yang perlu dipertahankan dari lokalisasi.
Coba deh melihat dari sisi lain ketika lokalisasi ditutup, mau dipekerjakan sebagai apa para wanita - maaf - tuna susila itu? Mau diperkerjakan sebagai apa germo-germo dan segala aspek yang melingkupi satu kata lokalisasi itu? Demikian juga kalau rokok dilarang. Mau dikemanakan petani tembakau, mau dikemanakan pekerja pabriknya? Lihat betapa banyak pengangguran yang kemudian akan membanjir dinegara kita. BETAPA BANYAKNYA.
Even saya secara pribadi tidak menyetujui adanya lokalisai dan tidak nyaman dengan perokok tapi yang paling penting adalah jangan pernah anda SOK-SOKan melarang konsumsi rokok oleh masyarakat luas, atau menutup lokalisasi SELAMA ANDA TIDAK PUNYA SOLUSI untuk keberadaan mereka. Berapa banyak kepala keluarga yang kehilangan mata pencaharian, berapa banyak individu menganggur, berapa banyak anak yang kemudian putus sekolah. Sementara sekarangpun penyuluhan tidak mempan bagi mereka, biasanya mereka akan berbalik pada pekerjaan-pekerjaan awal mereka, seperti yang ditayangkan dalam berita-berita televisi. Betapa penyuluhan kurang efektif.
Yang sebenarnya sih ketika anda memutuskan untuk idealis dan menutup bidang-bidang usaha itu ketika ada punya kemampuan untuk melakukannya, tidak akan mempunyai pengaruh dalam kehidupan anda sebagai penentangnya. Anda mungkin akan tetap bisa duduk santai dan makan nasi dengan enak sambil berpikir : aku sudah menghalangi kemaksiatan di negeri ini.
Sebenarnya yang perlu kita tahu hanya, bisakah anda memberi solusi lapangan kerja baru bagi mereka? Jika jawabannya YA maka anda baru boleh menutup dua bidang usaha itu. Dan selamat, itu baru namanya realistis bergabung dengan idealis. Ketika anda mampu begitu, maka saya tidak hanya akan mengatakan anda KEREN, tapi juga memberi standing applause :)
Kita tidak bisa menilai sesuatu hanya dengan satu sudut pandang saja, yang perlu kita tahu satu sudut pandang terkadang membutakan, dan tidak bersahabat dengan sudut pandang lain. Maka mulai dari sekarang yuk kita melihat dari dua sisi atau bahkan lebih.. agar kita tidak hanya bisa 'bilang' tapi berbuat lebih nyata untuk lingkungan, mulailah dari hal yang kecil.... sama-sama yuk :) Segala hal besar berawal dari hal kecil bukan?
Yups Mbak Nyin, darimanapun ita melihat sisinya ntu, yang terpenting jangan NATO ya.. He
ReplyDeletetentang Israelnya jadi pengin manggil Burung Ababil... He
ReplyDeleteck...
ReplyDeletelagi-lagi aku terhenti sejenak baca tulisanmu ini.
iya, kita gak cuma butuh kata2 ini dan itu, kita butuh solusi.
Suka bgt deh dengan pola pikir kamu Nyiin.. Ya,kita harus melihat suatu masalah dr sisi yg berbeda jugaa ya..
ReplyDeleteiya .........walau gitu memandang dari berbagai sisi, tentukan sisi yang mana? dan berikan solusi.
ReplyDeletewah wah...dek...lama ndak ke blogmu aq langsung pangling...kok jauh beda ama yang dulu?
ReplyDeleteTulisan si AnYin ini baru lembut, tapi menohok! Dua sisi juga bukan? Lalu darimana kita memandangnya?
ReplyDelete---------------------------
Untuk persoalan rokok dan prostitusi, saya sepakat pro kamu, Nyin!
Saya pikir, kebanyakan orang menempatkan pelacur pada level kasta terendah dari sebuah profesi, salah satu alasannya karena mereka memandang profesi dalam skema moralisasi.
Moralisasi adalah sebuah sikap yang memandang apa pun dari kacamata moral. Dengan moralisasi, --meminjam terminologi Ferdinand de Saussure-- sebuah situasi selalu diukur dalam skala binner: hitam-putih, salah-benar, hina-mulia. Dengan demikian, moralisasi menafikan penilaian yang lebih kaya warna, lebih adil, dan jujur. Termasuk juga pelacur.
Padahal kalau kita mau jujur, profesi pelacur bukanlah sikap diri alias ketertarikan hati, melainkan ikatan dan tuntutan keadaan. Siapa sih yang secara nurani bangga jadi pelacur? Tentu tak ada.
Maka sebagai panggilan keterpaksaan, pelacuran adalah problem sosial-ekonomi, dan dari kacamata itulah seharusnya dia dikaji. Melihat pelacur(an) dari kacamata moral, mengindikasikan sebuah ruang yang steril, netral, dan hampa, sehingga menceng ke kiri adalah dosa, dan bergerak ke kanan menjumpa surga.
Dengan demikian, moralisasi bukan saja mengerdilkan melainkan juga menimbang sesuatu secara salah. Moralisasi, mengikuti kata Pramudya Ananta Toer, menjadi tidak adil sejak dalam pikiran...
--------
Menarik juga nalar opinimu, Nyin..
Salam...
Social girl.
ReplyDeleteDua sisi, dua cara pandang. Tapi lugas. Dalam skala binner -menyadur kutipan mas Bahaudin-
, keadaan menuntut kita untuk berpihak. Menolak atau menerima.
DUA SISI YANG BERBEDA BERASAL DARI SATU TITIK,
ReplyDeleteYAITU KEIMANAN KITA MASING2,,,
inilah yg disebut hitam putih kehidupan,
namun menjadi warna yang berbeda ketika dua sisi tersebut menjadi satu
(right ga ya.....?)
benar,kita harus melihat segala sesuatunya dari berbagai sisi.
ReplyDeletekarena kadang hidup tak hanya hitam dan putih bukan? ada abu-abu bahkan jingga di sana.
menyayangkan org2 yg pintar sekali membuat opini menghakimi... !
Yup, benar mbak,semuanya dimulai dari yg kecil dulu utk menciptakan kebaikan
ReplyDeleteAssalamu ‘alaikum wr.wb, Kak.
ReplyDeleteSaya datang sebagai blogger newbie yang ingin berkenalan, silaturahmi dan menyerap ilmu dari para senior. Semoga kunjungan saya bermanfaat.
Blog kakak bagus sekali-saya ingin belajar disini boleh ya kak.
Kak, mohon berkenan berkunjung ke blog saya, mohon diberikan saran2 atau nasihat agar blog tersebut bagus dan terkenal seperti blog ini. Saya tunggu kakak di Panti Asuhan, kalau datang akan saya sambut dengan lagu rebana deh.
Salam hormat saya dari Batam.
Wassalamu alaikum wr.wb
waw..nice nyin tulisannya :)
ReplyDeletedan setuju dengan pendapat mu, realistis bergabung dengan idealis, like this nyin :)
Nduk, dalam hal kemaksiatan memang harus diberantas, nggak ada alternatif lain.
ReplyDeleteSolusinya : ya mereka cari sendiri donk.
Lihatlah di jalan raya, ada embok2 yg jualan kacang godok walau sudah renta. Ada nenek-nenek yang bekerja memecah batu,memunguti sampah,dll.
Mengapa pelacur2 itu tidak mau bersusah payah sedikit ? Maunya cari uang secara mudah saja, itu sih pemalas nak. Alasan mereka adalah alasan yang dicari-cari untuk menutupi kemalasannya.
Lalu mereka menuduh sana-sini, nhaaa....ini dia.Jemputlah rejeki dari Allah dengan cara yang benar, seperti perempuan2 lain yang rela berjalan berkilo-kilo sambil nyunggi sayuran untuk dijual.
Lha ini malah tertawa-tawa bersama suami orang...kalau romadhon lagaknya seperti santri.
Oallllaaaah nak, mana ada orangtua,saudara atau anak-anak mereka yang bangga punya keluarga pelacur walau dibuatkan rumah 5 tingkat.
So....jangan membenarkan hal yang jelas-jelas salah.
Kalau bertemu pelacur katakan agar mereka segera insyaf karena dunia akan kiamat.
Itu saja nduk.
Salam hangat dari BlogCamp yang saat ini sedang menggelar acara :
1. ” Ungkapkan Opini Anda”
2. ”The Amazing Picture ”, dan
3. ” The Twins Contest”
dalam rangka menyambut 1st BlogCamp’s Anniversary.
Silahkan bergabung di BlogCamp dan raihlah hadiah yang menarik.
Benar tuh kak komentar pakde.Kalau mau rejeki ya bekerja keras yang halal dan barokah.
ReplyDeleteSalam manis dari Batam
Lokalisasi kok dibangga-banggakan.Banggalah kepada mak Eroh yang mampu membuat saluran air dengan memotong gunung dengan ratusan pahatnya itu lho nduk.
ReplyDeleteMbok Jaenah itu mencari uang dengan menjadi buruh tukang tumbuk bata merah. Capek dan hasilnya sedikit memang, tapi barokah.Daripada mendapat uang ratusan ribu rupiah dengan menggelar badannya untuk orang lain.
Naudzubillah min dzalik.
Lebih baik jualan martabak untuk mendapatkan martabat daripada jualan martabat untuk mendapatkan martabak nduk.
Salam hangat dari Plesiran- blog untuk mempromosikan pariwisata daerah anda secara gratis. Jika artikel dimuat maka pengirimnya akan mendapatkan tapi asih berupa sebuah buku yang menarik dan bermanfaat. Silahkan bergabung dengan Plesiran.
Terima kasih
mbak saya sudah lama masang link mbak di bloglist saya....tp punya saya kok blum ada yah...hahahahah,,,,,,
ReplyDeleteItulah makanya kita perlu utk berdiskusi dg orang lain utk menyampaikan opini dan pandangan kita.
ReplyDeleteDengan demikian kita dapat mendengar dan mengetahui opini serta pandangan orang lain, sehingga kita jadi tahu opini dan pandangan mana yg lebih tepat.
Seringkali orang sulit memandang sesuatu dari 2 sisi yg berbeda... karena pandangan umum cenderung lebih mendominasi.
ReplyDeleteNin..., tulisan yg bagus sekali...!
Wah.. serius nich tulisannya Dik. :)
ReplyDeleteJadi serasa dirimu nulis pake kacamata setebal 2 inchi.
menghakimi tanpa dasar yang jelas emang kurang afdol, tapi kalau bicara soal halal dan haram memang kita harus tegas!..itulah yg harus dibedakan, misal pelacuran itukan jelas "haram" artinya (seharusnya)gak ada toleransi lagi, mengenai kerja apa mereka nanti, itu adalah pilihan, karena Allah tidak akan menutup pintu rejekinya bagi hambanya yg mau berusaha dengan jalan yang halal.
ReplyDelete@pakdhe,
ReplyDeletesaya ngga membanggakan pelacuran pakdhe.. bukan itu yang berusaha saya sampaikan… sebenarnya pelacuran itu ada dimana-mana lho pakdhe ngga cuma dilokalisasi aja.. lihat tuh di mall wanita bajunya kurang bahan semua. pamer badan dan menukar dengan kekaguman pria. GRATIS lagi. astagfirullah.. betapa banyak wanita yang tidak mau menghargai dirinya sendiri.
cuma untuk mengatasi segala kebobrokan moral dan semuanya itu tidak lantas begitu saja. jangan hanya bisa ngomong menjelek2an sesuatu kalau tidak bisa memperbaiki kondisinya. No action talk only.
syetan dan malaikat juga dua sisi pakdhe, memang begitu dari masa kemana. orang terlihat baik ketika ada pembanding. dan ALLAH memberi hidayah pada orang-orang yang Dia kehendaki (begitu kan menurut AL-QUR’AN) semoga kita tidak termasuk orang-orang yang sesat.
@mas aulawi,
ReplyDeleteitulah kenapa hidup adalah masalah pilihan yah mas... tapi bagaimana dengan trafficking? saya pikir mereka nyaris ngga punya pilihan
yuk mari kita melakukannya mulai sekarang.. :)
ReplyDeletekamu keren!
salam sobat
ReplyDeletestay disini
membaca tulisan indah mba Anyn.
tidak ada manusia yang mempunyai pola pikir yang persis sama
ReplyDeletecara memandang dari sudut berbeda
yup, segala sesuatu memang tak bisa ditinjau dari satu sisi aja. tapi harus bisa menyelesaikan masalah bagi kedua belah pihak.
ReplyDeleteberbuatlah sesuatu yang bermanfaat walaupun itu kecil..setuju!
ReplyDeletejalanilah apa yg kamu yakini..
ReplyDeleteYukkk semangat mulai berbenah di awali dari diri kita sendiri,,,,,,,
ReplyDeleteBetul Nyin, pandanglah dari semua sisi maka akan terlihat problematika yang sebenarnya. Soal hidup adalah pilihan aku juga setuju dengan kamu nyin, ada banyak orang yang dihadapkan pada pilihan dimana dia tidak bisa memilih lagi, memang sangat mudah bagi kita untuk mengatakan pada mereka cobalah pilih yang baik, cobalah berusaha lebih keras, namun apakah kita berusaha membantu mereka bekerja lebih keras, apakah kita berusaha membantu mereka untuk memilih yang lebih baik... atau kita hanya bisa berkata... "Ah... mereka saja yang malas bekerja..."
ReplyDelete@om tukom, itulah om... ini hanya sarana introspeksi diri saja, bagi saya sendiri terutama dan pengunjung jendela ini tentu saja :)
ReplyDeleteaq setuju dgn komen BAHAUDDIN AMYASI.. mungkin pandangan kita sama,tp saya cari sisi yg lain,bgtu singkatnya.. btw,wapik template,mantaft pokoknya,sukses bwt anin..
ReplyDelete^_____^ semoga pemerintah bisa yah kasih solusinya
ReplyDeleteIdealisme yg memberikan solusi. Sepakat adinda :)
ReplyDeleteseyogyanya keshalehan individu menjadi keshalihan sosial.
Dzadjakillah khairan :)
siang ya nyin.. :-)
ReplyDeletengikutin achen... duh...
ReplyDeletehayoooooo..kemana anyin waktu semua itu terjadi?? hehehe
ReplyDeleteyup seperti aku punya bapak bilang dunia tuh abu-abu, enggak ada hitam dan putih aja.. ;D
Pendapat saya mengenai lokalisasi tegas hapuskan dari muka bumi, beranikah kita mempertanggungjawabkan ke Allah memberi ruang orang untuk berzina??? Orang berzina harus dihukum bukan malah difasilitasi!
ReplyDeleteDengan dihukum mengurangi dan membuat jera sehingga berkurang. Dengan memberi fasilitas semakin berkembang dan menjadi-jadi! Dan muncul desa atau bahkan kota lokalisasi mengerikan!
Mari kita perhatikan situasi sekarang, tidak bersentuhan dengan lokalisasi pun mereka melakukan dan tersebar videonya, kenapa terjadi karena hukum kita masih tolah toleh!
Masalah merokok mari kita berhenti merokok! Uangnya untuk kesejahteraan keluarga!
Saya setuju dengan artikel ini melihat dari sisi keseluruhan, tetapi untuk lokalisasi tidak...dalam agama pelaku zina harus dihukum!
ReplyDeletelama baru mampir disini.... ternyata sudah naik kelas.
ReplyDeleteSukses dan semangat selalu.
Saya sangat setuju dengan paragraf terakhir, bahwa setiap permasalahan harus kita pandang dari berbagai sisi.
ReplyDeleteSalam hangat selalu.
dua cincin aja gimana...?
ReplyDeleteversi koplo tapi..
*apa sih
mak jlebbbb...
ReplyDeleteharus menyikapi dengan berbagai pertimbangan sip sip
opini boleh.. tapi hargai juga opini orang lain
*peluk anyin*
Status di FB yg mb.Anyin baca itu membuat sy merenung jg, koq reaksi atas penjajahan dan pembantaian berpuluh tahun atas org2 tak bersenjata,anak dan wanita koq dianggap lebay ya.Apalg mrk saudara qta jg.
ReplyDeleteTtg carut marut di negeri ini jg tdk bisa dinafi'kan tapi harus didudukkan pada proporsinya saat kita menanggapinya . Memang kl soal opini akan selalu ada pertanyaan ttg ketidak berimbangan, tp disinilah kita hrs bisa memandang jernih stp perso'alan, dan mmg semua perso'alan tdk bisa diselesaikan hanya oleh satu orang saja, hrs bersama-sama dan bersama-samanya dalam kebenaran bukan kebathilan.
good topic mb.Anyin :)
Wah...mulai berat nih postingannya, bang Pendi kudu ati2 nih komennya...he..he. tapi setuju kalau dalam memandang suatu persoalan jangan hanya satu sisi atau akan lebih baik dipertimbangkan juga segi baik buruknya...
ReplyDeleteSalam hangat & sehat selalu...
@mbak winny,
ReplyDeleteKELEBAIANNYA adalah dengan mengeluarkan kata-kata kotor melalui status mbak... itulah makanya dibilang lebay.... saya ngga sepenuhnya sepakat. karena memang dua-duanya penting lho, saudara kita yang senegara juga penting... tetapi kenapa seolah ngga mendapat perhatian yang cukup? atau orang kita emang terbiasa disakiti di luar negeri? dengan melihat hal-hal besar.. kadang kita melupakan hal2 kecil... mengenai saudara kita disana mbak.. saya pikir mereka tidak termasuk orang-orang yang menyesal.. karena ALLAH Maha Teliti atas apa yang dilakukan hambanya. ehm agak ngga nyambung yah.. yang jelas menurut saya ketimbang ngeluarin kata-kata kasar di fb toh malah memperburuk citra diri dan agama kita.. kenapa ngga mlakukan kegiatan yang lebih nyata. nyumbang panti asuhan misalnya... dengan 'tendensi' kdg orang nyumbang makanan untuk saudara kita disana tapi LUPA TETANGGANYA SENDIRI KELAPARAN.
@bang noor,
ReplyDeleteberat dalam artian apa ya mas noor? hehe menurut saya ya ini gunanya ngeblog kan.. mengeluarkan endapan pikiran.
@mbak gek,
saya sebenarnya memang serius kok mbak :)
bener banget..
ReplyDeleteharus dilihat dari segala aspek...
jangan cma dari 1 sudut pandang aja...
sipp... setuju mbak... kita emang harus melihat smua hal dari dua sisi... nggak bisa begitu saja menghakimi dengan alasan apa pun...
ReplyDelete''satu
ReplyDeletesudut pandang
terkadang membutakan,
dan tidak bersahabat
dengan sudut pandang
lain.''
kenyataan yg memang pelik, tapi bukan berarti jika kita tidak menemukan solusi-utk kasus lokalisasi misalnya-serta merta membuat kita urung menutup/bertindak terhadap lokalisasi tsb. Mari gunakan landasan iman pada Allah utk sudut pandang utama kita.
Salam hangat
standing applause for Anyin...
ReplyDeleteIni nich pola pikir yang saya suka..
two tumbs up..
kalau aq soal gini g mau taulah, g penting buat difikirin
ReplyDeletewah ok punya sebagai kacamata tuk dirnungi lebih dalam..
ReplyDeletenice post
salam MAYA
kita cuma bisa menunggu dan mendegarkan terhadap apa yang terjadi
ReplyDeletemasalah Israel no comment
mending perjuangin bangsa sendiri dulu de, baru yang lain....
ReplyDeletehmmm.. berat bahasannya
ReplyDelete:P
artinya media adalah penguasa :D
ReplyDeletekadang2 org indonesia memang lebay gt ya...
ReplyDeletesuka membesar-besarkan mslh yg kecil....hehehe
yah, di dunia ini memang berlaku dua sisi gt...
ada siang-malam,hitam-putih, dsb...
jadi, apa kita hrs ada di zona abu2, nyin?
tdk membenarkan, tp skligus tdk menyalahkan?
mnrtmu gmn? ;)
maksih udah mau kenal.
ReplyDeletemaaf jika selama saya kenal kamu lewat dunia maya ini selalu membuat kesalahan.
hmmm sungguh sebuah suguhan yang menarik mbak kita hanya bisa berdoa tanpa bisa melakukan lebih
ReplyDeleteSukses Slalu!
tentu ada solusinya Mbak,, contohnya lokalisasi, itu pelegalan maksiat,, pemerintah waib melarang lokalisasi bukan justru malah di legalkan, tapi sekarang kalo DPR sepakat buat melegalkan lokalisasi maka sah- lah itu,, karna peraturan'a mengacu kepada kesepakatan antara kepentingan anggota legislatif bukan atas dasar keimanan,, wassalam..
ReplyDeletesaya jadi ingat tentang kasus pelarangan goyang inul dan goyang heboh yang lain, dengan alasan dapat mengundang aksi pornografi. tapi saat itu saya merasa tidak pro dengan pelarangan itu, bukan karena saya suka, tapi lebih karena saya memandang dari segi kemanusiaan. Inul yang notabene penyanyi dangdut juga manusia yang membutuhkan mata pencaharian. Butuh duit untuk bertahan hidup. Apalagi goyang ngebor adalah keahliannya yang paling populer. Menurut saya selama goyang itu dilakukan dengan niat yang baik, untuk mencari penghasilan, ya sah-sah saja. Kalau mau melarang Inul, juga harus berani mencarikan atau memberi pekerjaan padanya.
ReplyDeleteOrang yang berpandangan bahwa warga palestina yang menjadi korban, akan masuk surga, karena mati syahid memang ada benarnya, tapi menurut saya jawaban itu terlalu cuek, karena cara berpikirnya masih saklek (yang penting masuk surga). Kalau menjawab seperti itu, bagaimana dengan duka keluarga yang ditinggalkan, apalagi kalau yang ditinggalkan adalah anak kecil yang tidak lagi punya sanak saudara. Ditambah dengan tanggungan lain yang belum selesai di dunia. Ini bukan masalah masuk surga atau tidak, tapi peristiwa kematian yang mengenaskan yang dibahas. Orang yang mati syahid tidak akan begitu saja masuk surga. Sepengetahuan saya menurut Islam, orang yang mati syahid belum masuk surga sepenuhnya, kecuali untuk orang-orang tertentu. Orang yang mati syahid masih berada di teras surga, karena masih mempunyai tanggungan lain di dunia yang belum diselesaikan. Selain itu dosa-dosa yang pernah dilakukan apakah tidak dipertanggung jawabkan dulu di hadapan Allah, hanya karena dia mati syahid. Kalau semudah itu, saya yakin, orang-orang akan berlomba mati syahid, karena tidak akan dimintai pertanggung jawaban dosa yang pernah dilakukan. Kalau orang-orang yang mati tidak syahid pada protes gimana?
sedangkan masalah tentang israel yang tidak manusiawi hingga menimbulkan demo-demo, menurut pandangan saya, mungkin saja itu karena penayangan akan siksaan yang dilakukan oleh mereka ditayangkan dengan intensitas yang sering, ketimbang kasus penggusuran dan penyiksaan TKI Indonesia. Apalagi ditambah dengan sikap pemerintah yang terkesan tidak bisa melindungi warganya yang bekerja sebagai TKI hingga disiksa di negeri lain. Dan yang paling lucu, pemerintah Indonesia malah mengirim bala bantuan berupa relawan yang terdiri dari warganya sendiri. Masalah dalam negeri belum tuntas, tapi malah mengurusi masalah luar negeri.
kadang kita ingin melakukan sesuatu, tapi keadaan tidak mendukung nyn dan kadang orang terlalu menggembar-gemborkan beritaa. yaa intinya sudahlah, kita lihat dan rasakan saja kelanjutannya yang pasti sebagai orang yg mungkin tidak bisa apa-apa cukup berikan doa. itu sudah menolong :)
ReplyDeletegood mantap mbak..
ReplyDeletehttp://livestreamfree.net/
dua sisi... dua sisi.. dua sisi..
ReplyDeletebahasan artikelnyaa mantep
Assalamualaikum nin ^^
ReplyDeleteiah aku juga kurang SETUJU dengan crimminal war
>_<!
tapi dalan Qur'an perang itu terus ada sampai kiamat tiba..
entah kapan Hanya Allah yang tau.. ^^
perbanyak kirim Al-FAtihah untuk pejuang² di Palestina... ^^
Insya Allah mereka syahid ^^
kalau saya tetep aja miris melihat mereka di serang dan dibunuh tanpa belas kasihan. memang mereka mati syahid tapi kan itu penganiayaan yang kejam banget.
ReplyDeletePikiran rakyat dikuasai media. Mau ubah apa pun pikiran rakyat harus dimerdekakan dulu dari media.
ReplyDeletekarena itu aku malas berpendapat soal itu, karena ga punya solusi apa apa hehe
ReplyDeleteuhm ak ga sadar 300 postingan euy
Eum....bener2 Indonesia banget yach.....masalah di negri sendiri ga diurus giliran negara orang lain heboh bgt...............
ReplyDeletetapi masalah Palestina aku heran PBB tuh kmn ya????
slam knal dulu deh sebelunya....aku Follow sekalian(DJ Site)...Follow balik ya Klo berkenan thnx....
Semangat!!!
ya betul,, yang kecil lama lama jadi besarr,,, :)
ReplyDeleteIdealis dan Realistis, tak bisa dipisahkan dari sebuah perubahan....
ReplyDeletemampir lg, jenguk anyin :D
ReplyDeleteerr..
ReplyDeletesulit juga ya, menilainya gimana...
jangan hanya bilang, tapi juga pembuktian, itu aja kata yang kuambil., semua hal besar berawal dari yang kecil, juga kata ini yang aku inginkan untuk memotivasi diriku sendiri, membenarkan diri sendiri dulu baru orang lain :), thanks Nyin ^_^
ReplyDeleteKalau aku sih, yang penting aku mencoba untuk tidak mencontoh yang maksiat, dan selalu mencoba untuk berjalan di jalur yg benar. Kalau yg di lokalisasi, menurutku tidak semua mereka dapat dipersalahkan, karena walaupun banyak dari mereka yang memang malas, tetapi saya yakin ada juga yg memang tidak punya tempat lagi untuk bernaung sehingga mereka terpaksa hidup dilokalisasi. Jadi memang harus dicarikan solusi untuk mereka yang terjebak. Untuk yang memang malas atau hobby ya masukin sel aja bareng ayin hehe...
ReplyDeleteDunia ini hari demi hari tambah gak karuan?masih ada perang dan pertengkaran.sebaiknya antar negara saling mengahrgai dan menghormati.tapi untuk saat ini sangat sulit sekali membina kerukunan antar negara..semoga kita sadar kesalahan yang kita lakukan.thx
ReplyDeletekita seharusnya memang banyak belajar dari segala hal yang penuh pro dan kontra :)
ReplyDeletenice nyin :) :)
jika aku boleh membuat perumpamaan : ketika kamu sedang berdiri di tepi pantai dan membawa sebatang tanaman langka, yang buahnya sangat berharga bagi orang-orang, tanaman yang akan hidup subur jika ditanam di pulau seberang, maka di antara ya dan tidak, engkau lebih memilih ya, untuk menyeberang dan membelah ombak yang menggulung tinggi, menuju pulau itu. karena kamu yakin itulah kamu, dengan segala rasa, spirit, dan keinginan hatimu.
ReplyDeleteapa kabar dek anin?lama aq ndak jumpa dengan blogmu?kok lum di update sampe sekarang?
ReplyDeletega usah saling menyalahkan. setiap orang berhak mengungkapkan ekspresinya masing2...
ReplyDeletesetiap orang melihat kejadian dengan sejarah, pemikiran, pengalaman, dan sense nya masing2..
asalkan masih dalam koridor benar, lantas apa salahnya? :)
kecuali kalo sudah ngomong, pembantaian oleh israel itu benar dan menggusur lokalisasi itu salah.
yang benar itu jelas, dan yang salah itu juga jelas.
sudut pandang yg keren.....memang seringkali sisi abu2 itu dilupakan................
ReplyDeletebaca komen-komennya.. pro-kontra nya dapeet.. XD
ReplyDelete