(taken from deviantart) |
Kehidupan tidak seperti pasar malam, kata Pramoedya..
datang sendiri-sendiri pergi sendiri-sendiri
Lantas kenapa takut sendirian jika dulu awal nyawa kita bersatu dalam tubuh kita pun sendiri?
Saatnya mengontrol pergaulan. Seberapa jauh hubungan antar teman itu akan membawa dirimu. Jika memang tidak terlalu banyak memberi manfaat positif, jangan menjauh.. hanya jaga dampak. Karena lingkungan akan mencetak sesuatu yang mungkin tidak kita sadari prosesnya tapi akan meninggalkan jejak. Padahal membuat jejak adalah lebih sulit ketimbang berusaha menghapusnya. Jejak terjadi karena kebegitusajaan, sementara penghapusan butuh usaha untuk meratakan itu.
Seperti halnya dengan kebiasaan.
Mungkin kita semua sudah tahu batas baik-buruk yang tegas yang sudah termindset dalam kepala kita. Namun bagaimana dengan batas yang absurd. ketika telah bergesekan dengan budaya dan tradisi? seperti : Karena biasa bergaul dengan si ini yang sehari ngomong kotor seratus kali, kita jadi terikut. Karena norma masyarakatlah yang membuat perkataan adalah bentuk batas yang absurd. Ngga perlu banyak contoh soal omongan apa yang bahkan menjadi semacam budaya. Sudah cukup familiar kan dengan beberapa 'kata' jawa timuran yang tidak bisa dibilang baik diucapkan?
Tanpa sadar orang akan mengikuti pola lingkungannya. Ketika satu kelompok yang dia ikuti semisal secara tidak langsung mempunyai rutinitas ke diskotik sekali dalam jangkau waktu tertentu, mungkin sekalinya kita akan tertarik mencoba demi pengatasan rasa penasaran. Tapi kemudian ada sesuatu yang melambai yang mengajak kita untuk mengunjungi lagi dan lagi tempat itu, seperti pengakuan seoran teman. Adalah hal yang wajar bagaimana sesuatu hal yang tidak baik sangat sangat besar daya tariknya ketimbang sesuatu yang lebih baik. Mungkin diskotik dengan gemerlapnya akan jauh lebih menarik ketimbang menonton film.
Dan pola pikir orang yang lalu-lalang dari diskotik ke diskotik tentu akan sangat berbeda dengan yang belum pernah kesana, seperti saya yang ngga habis pikir kenapa orang harus mau berkunjung di tempat yang pulang-pulangnya membuat bajumu penuh bau rokok (hingga seorang teman perlu merendam lama untuk menghilangkan bau itu) atau berangkat dini hari dingin dimana mestinya memakai piama tapi kamu memakai dresscode wajib sebuah tempat yang mengharamkan wanita masuk dengan pakaian yang tidak terbuka. Yang bahkan membuat salah satu teman saya yang berkerudung rela menanggalkan kerudungnya demi pergi ke tempat itu, kemudian menggantinya dengan minidress berbahu terbuka :( Hmm.. entahlah saya ngga habis mengerti.
Bahagiakah berjoget bersama-sama banyaknya orang yang keringatan? Atau mencari kenalan wanita atau pria yang mereka cari?
Bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan seorang wanita/pria yang mau saling menjaga bersama kita dalam seumur hidup dan berkomitmen dengan nama Tuhan di tempat semacam itu?
Begitulah. Jalan buntu. Saya masih ngga habis pikir. Mungkin karena ke-nerdy-an saya, yang mana saya bahagia kok tenggelam didalamnya :)
lingkungan punya pengaruh amat sangat besar, harus selalu ngejaga akhlak sama ilmu tentang islam biar bisa jadi tameng di zaman akhir ini..
ReplyDelete:D
tetaplah berada dalam komunitas yg membentuk diri an yg saat ini.. seperti yg an tulis :) karena lingkunganmu akan menjagamu.. ^^
ReplyDeletesuka...
ReplyDeleteselama kita sudah mengenal siapa kita (jati diri, mampu mengenal diri sendiri), saya kira hal semacam itu tidak banyak berpengaruh.
ReplyDeletesebenarnya kan itu pilihan. kita mau ikut apa nggak. kalau saya selalu punya aturan main tersendiri (menurut pengalaman) bagi setiap individu. jadi tahu bagaimana menghadapi seseorang (mengamati dulu tentu saja).
semoga bisa terus istiqomah nak, karena kita datang dengan nol kembali juga dengan nol, hanya amal perbuatan kita yang mengikuti
ReplyDeleteSetuju banget..., bahwa kita harus selektif dalam pergaulan. Bukan karena kita pemilih dalam berkawan, tapi kita berhak memilih teman yg dapat memberikan energi positif pada kita. Sudah terbukti bahwa orang terseret masalah karena salah pergaulan, bukan ?
ReplyDeleteola amigo??
ReplyDeletesaya hadir lagi, bahagia sebagian dari hidup dan keberhasilan,, bukan hanya cinta tapi apabila bisa bertawakal dan mensyukuri apa yang di berikan rab itu adalah wujud kebahagian yang tak ternilai
subuh buka blog membaca ini..
ReplyDeletesemangat saja terus anyin, jangan patah di tengah
lingkungan berpengaruh banyak dlm membentuk diri kita..
ReplyDeletebersyukurlah kita yg berada di lingkungan yg menjaga kita dr "hal-hal semacam itu"
ReplyDeletewaaah aku kmaren di solo mengambil gambar muka yang dihias kek gbr di atas.
ReplyDeletepas acara SOLO ma blogger.
jadi intinya kita hidup itu ada pilihan mw yg bagaimana.. tergantung cara kita sendiri memilih cara hidup yg baik dan mampu menurut kita.. :) btw bls FOLLOW ya.. thx
ReplyDeleteya, temen2 emang berpengaruh besar pada diri kita.
ReplyDeleteseperti pepatah kalau berteman dengan tukang minyak wangi maka kita akan wangi, kalau berteman dengan tukang besi maka kita akan bau besi.
eh tapi bukan berarti gak boleh temenan ma tukang besi yak, hahaha9 jk, neng :p
selamat hari selasa ya, nengnong
semoga hari ini menyenangkan :D
aku belum pernah masuk diskotik dan pastinya tidak akan pernah >,<
ReplyDeleteapalagi sampai melepas hijabku diganti pakaian mini huff kata abi lingkungan itu pengaruh kehidupan manusia yg paling kejam :D
astaghfirullah...secara nggak sadar memang kita banyak menemui hal itu ya nyin...saya juga sama. pengennya menjauh, tapi mereka itu teman kita, mau gimana lagi? yang penting anyin jaga diri baik-baik aja, bersyukur kita masih sadar akan hal-hal seperti itu.
ReplyDeletesemakin dewasa, mata kita semakin terbuka nyin...
pembenaran pembenaran yang banyak ditemui sekarang, semakin mengaburkan benar dan salah itu sendiri....sehingga "kebegitusajaan" memang terlampaui dan menjadi biasa. wajar...tapi tidak menjadi demikian jika sesuatu yang munkar menjadi kebiasaan.
ReplyDeleteKau adalah dengan siapa kau berteman. Hidup adalah pilihan.
ReplyDeletememang pengaruh lingkungan pergaulan sgt besar sekali thdp kehidupan seseorang...miris jika hrs sampe ngelepas jilbab gara2 cuma ingin merasakan itu, tapi mungkin itu jg salah satu cara Tuhan tuk memberi pelajaran pada umatnya :)
ReplyDeleteJAngan Dunia Malam aja yang GMErlap..
ReplyDeletekehidupan sperti pasar malam?? kl pasar siang bida y?? :D
ReplyDeletejagalah hati jangan kau nodai..... jaga diri dari segala pengaruh yang ga karuan banyaknya
ReplyDeleteemang lingkungan paling dominan kok, merubah sifat dan sikap kita. pendidikan di rumah kadang ilang begitu saja ketika sudah keluar rumah...
ReplyDeleteBalik lagi ke diri kita sendiri saya rasa...
ReplyDeletememperkuat iman pasti bisa memberikan solusi yang terbaik agar tidak terjerumus ke hal hal yang negatif.....
salam kenal sobat....,
sekalian aku izin follow
kalo saya seh tidak pernah membeda bedakan teman. Baikknya di ikutin..., jeleknya ya jangan....
ReplyDeletetapi kalo di berusaha untuk menjerumuskan kita, dan kita sadar mendingan kita nasehatin dia dulu, jka masih seperti itu..., mending tinggalin aja dah..., dari pada entar tambah runyam...
wow...keren banget...
ReplyDeletecari teman tuh harus yang bermanfaat..
haha kesannya milih2 temen banget,
tapi gakpapa daripada kena arus pergaulan yang buruk...
mampir ya di blog saya...
Ngomongin FILM disini!
www.greydeviant.blogspot.com
met sore mba ninda
ReplyDeletesalam kenal dari anak baru
mohon kritik dan sarannya
kalaupun lingkungan berperan begitu besar akan diri kita, harusnya kita lebih bisa menyaring apa yang akan mempengaruhi diri kita... dengan cara lebih dekat pada pemilik kita sebenarnya, karena kepadaNya kita akan kembali nantinya ^^
ReplyDeleteaku juga bingung dengan org yg suka ke diskotik, tapi ketiak ku tanya, mereka punya jawaban yg beragam. dari yg masuk akal sampe yg hmmmm...
ReplyDeletesombong
ReplyDeletegak pernah ngomen2 di tempat hamba...
lingkungan berperan banyak dalam pembentukan karakter, dan dampaknya luar biasa, apalagi bagi anak yang belum matang pemikirannya, kayak Sandi Macan yg jadi korban lingkungan, alhamdulilah sudah ada yg mengurus si Sandi Macan.
ReplyDeleteKita pakek filosofi ikan laut saja, gak ikut asin walaupun airnya asin,
kecuali klo sudah mati jadi ikan asin, semoga bisa sebagai tambahan Non.
mungkin ketika melihat gemerlap di situ, dunia seolah2 menjadi menyempit, dan mata hanya bisa tertuju ke situ. tempat lain menjadi kabur, kusam, atau bahkan tidak ada (diseappear) sama sekali.
ReplyDeletetapi ketika kita menarik napas, memberi tempat yang lebih lapang bagi hati kita untuk bicara, mungkin yang menyempit akan kembali mengembang, yang diseappear kembali terlihat dan bahkan ternyata jauh lebih gemilang sinarnya.
memahami diri merupakan pergulatan manusia dari waktu ke waktu untuk mengalami kebaikan, yang dalam proses itulah manusia menangis dan tertawa.
secara lahir bahagia, tapi hanya sementara,,, sementara secara batin kayanya tidak...
ReplyDelete