(taken from random googling) |
Kadang-kadang kita selalu terpaku dengan membuat kebaikan-kebaikan besar, tapi kita lalai pada hal-hal kecil. Sore tadi ketika hendak pulang ke kos, saya jalan kaki seperti sore-sore yang lain. Mendadak kaget ketika mobil yang lewat dekat saya dengan kencang melibas genangan, menciprati saya, meninggalkan noda comberan di rok panjang saya. Dalam hati sudah pengin marah tapi mau marah juga gimana, sama siapa?
Yang punya mobil bukan hanya nyipratin, tapi juga ngga minta maaf sama sekali. Itu baru sekali menciprati, membuat kesal satu hati orang... bagaimana kalau sepuluh? atau berpuluh-puluh? Bagaimana kalau saya yang sengga mau tahu pengemudi mobil itu? Sudah berapa banyak kesalahan kecil- kesalahan kecil yang saya kumpulkan yang nantinya akan mempersulit diri saya sendiri dihari depan?
Beberapa waktu lalu saat selepas hujan deras menyisakan rintikan, saya lewat di fakultas tetangga, yang gazebonya lebih rendah dari jalanan. Beberapa menit kemudian ada mobil lewat, ngga perduli, melaju kencang... dan air bekas hujan yang banyak itu menyiram banyak orang yang duduk-duduk di gazebo. Mobilnya tidak berhenti, dan mereka yang terkena sial itu serentak marah-marah berbarengan.
Mengapa kadang kita mencela banyak orang yang begini-begitu sementara kita enggan memperhatikan empati mendasar seperti itu. Para pemakai kendaraan bermotor apapun, sudah tahu becek, banyak genangan, kenapa tidak mau pelan? Kenapa kalau sudah terlanjur terjadi ngga mau tahu dan berlalu begitu saja? Mengapa kepekaan bisa begitu tipisnya sampai kalaupun sudah kadung terjadi bahkan melarikan diri, enggan sekadar meminta maaf?
Kenapa kita tidak coba menempatkan diri di posisi mereka? Mau ngga sih kalau misal lagi ngobrol enak-enak, atau makan, atau berjalan kaki mendadak harus mencuci baju dan diri yang kena air yang ngga tahu udah lewat mana saja, membasuh apa saja -- intinya kotor. Mau ngga sih?
sigh............saya mengerti perasaan dek anyin........!!!!!!! karena saya sendiri juga pernah ngalami seperti itu!?!?!?
ReplyDeletemangkeli emang ngadepi kyk gitu :(
ReplyDeletekadang hal demikian itu kita nggak sadar nyin, kita ngerasa ngendarai mobil ngg ngebut tp org diluar masih keciprat comberan. sama spt tu2r kata dan perbuatan kita, kita ngerasa ucapan/sikap seperti itu biasa saja, tapi ternyata melukai perasaan orang sekitar...
ReplyDeleteAstagfirullahalazim...
cerita yang sama pernah terjadi...sampe batal ngantor gara2 dr ujung rambut sampe ujung keki basah semua... &@#$!!!
ReplyDeletekepongahan yang tidak disadari menyakiti orang lain.
ReplyDeleteSmg kita tidak termasuk org2 spt itu ya Nin :)
Kesombongan pemilik mobil itu memang bikin Bt. Seyogyanya kita proporsional dalam mengambil sikap dan tindakan.
ReplyDeleteSalam sobat :)
menempatkan diri menjadi orang lain kadang emang nggak mudah tapi kalau mau pasti bisa dan dengan begitu nggak akan membuat hati orang lain nggak enak karena secara nggak langsung kita berusaha juga merasakan seperti mereka >.<
ReplyDeletegak maulah klo dicepretin apalgi nyipretin orang aku sih pernah baru kemaren aja lewat di persimpang membingungkan aku dibelakang'a becak aku naek sepeda depannya ada mobil jalan sempit... sdangkan klo ku sedikit ke kiri genangan air hujan... akhirnya aku tepikan sambil melaju kecil di genangan air alhamdulillah gak kenapa2 mobilnya gak nyipret aku yg mengalah dwegh.. yagh sedkt kaos kaki kecipretan...
ReplyDeleteSebenarnya itu ujian dari Allah sebrapa sabarnya kita gtu mba!! Allah sdng menyentil Kita mngkin kta terlalu asik atau lain2.. poKOKNya ada hIkmah dibalik ini smw,,,
Innalaha maashobirin...
Betul sekali mba Nin, kadang orang tidak terlalu peka dengan kesalahan mereka walaupun itu kesalahan kecil.Tuhan pasti akan menyadarkan orang itu entah bagimana caranya.
ReplyDeletebanyak sekali ninda orang-orang seperti itu, semoga mereka menyadari kalau sikap mereka sangat salah :)
ReplyDeletekalo saya jadi mbak. tak kejar tak hajar ditempat.. :D
ReplyDeletememang nyebelin ya...
ReplyDeletetapi, mau marah2 juga percuma, nyin...
sabar ajah dan berdoa smga mrka sadar dan tdk mllkukan hal itu lg.... :)
mau apa nggak tidak dapat dipastikan, yang selalu dibawa biasanya adalah keyakinan bahwa perjalanan hidup seperti dalang memainkan wayangnya....bukan berarti nrimo ae, tidak..., tapi selalu ada penempatan i'tikad bahwa ini tidak lepas dari kuasa Tuhan. Kita..manusia sebagai wayang/ aktor sebaiknya pemainkan peran semaksimal mungkin....biar nanti sang Dalang yang menentukan siapa nanti yang dapat piala citra....
ReplyDeleteIntinya sabar, penilaian berbeda pada masing-masing individu. Yang penting sabar, kalu kesel basuh dengan air wudhu insya allah hilang.
ReplyDeletesaya pernah mengalaminya, ketika hendak pergi sekolah rok kotor kena cipratan genangan air dan sang pemilik mobil cuek bebek aja. pura-pura ngak tahu.
ReplyDeletebener banget nih ....
ReplyDeletedan sudah mengingatkan kita pentingnya menjaga sikap ....
bener mbak, jaman skrng kepekaan sosial di masyarakat memang makin menipis. Beberapa orang pada menganut aliran berpikir yang menyatakan EGP ("Emang Gue Pikirin"). Klau aku pribadi ya, kalau ingin orang lain lain berbuat baik pada kita, kita juga harus berbuat baik pada mereka duluan. Kalau ingin orang lain memafkan kita, kita juga harus belajar memaafkan orang lain. Apapun yang ingin kita dapatkan dari orang lain, maka kita harus melakukan hal yang serupa.
ReplyDeletejustru saat seperti itu adalah saat yang barokah untuk berdoa nyin? kan doanya orang teraniaya itu dikabulkan? yah, kita doa saja semoga mereka sadar.
ReplyDeletebanyak orang yang kehilangan kesempatan untuk berdoa saat teraniaya. mereka kebanyakan menggunakannya untuk sumpah serapah nyin...
iya nyn kadang orang kurang peka dengan sifat peka pada dirinya,,,,
ReplyDeleteEmpati... rasanya makin sulit kita temukan dewasa ini dan berganti dg egoisme.
ReplyDelete*mengelus dada*
Semoga postingan ini bisa menyadarkan kita semua, bahwa mulai saat ini kita harus mulai bercermin thd sikap2 kita selama ini. Semoga ada perubahan ke arah yg lebih baik. Amin...
ReplyDeleteghehe, gw pernah 2 kali harus ganti baju dan terciprat di genangan yang sama. besoknya gw kasih batang kayu yang menggelembung biar kayak polisi tidur. jadi ga ada mobil yang berani ngebut. ghehehe.
ReplyDeletesalam kenal
catat dalam hati. kalo lewat jalanan becek kurangi kecepatan motor. semoga aku belom pernah melakukan hal yg seperti itu, kalo pernah semoga korbannya sudah lupa. atau lebih baik lagi, memaafkan. amin. :)
ReplyDeleteaku juga pernah keciprat gara2 pengendara sepeda motor yg seenaknya aja hiks...
ReplyDeleteaku sring banget kena ginian kakkk hiihh
ReplyDeleteapalagi pas lagi pergi ke sekolah. ya tapi mau gimana, kita marah juga ga bakal di dengerin sama yang kayak gitu. hehehe.
btw, bukan mobil aja yang gitu, motor juga. kalo gerimis, air muncrat-muncrat tuh dari ban belakang kena pengguna motor belakang :D
saya pernah nyipratin dan dicipratin. impas, dunk? *dilemparmobil* *ditangkepdimasukinkantong*
ReplyDeletePendapatku hingga sekarang ini, memang ada orang-orang yang belum dapat memahami perasaa seperti itu..untuk tidak dibilang tumpul.
ReplyDeleteYah, semoga orang-orang seperti itu sempat membaca artikel ini (seperti tidak mungkin ya? tapi siapa tahu?)
uughh...
ReplyDeletejadi kotor deh...
bolehlah dongkol dan marah, tapi mau gimana lagi...
anggap saja itu cobaan Tuhan dari kita, klo sabarkan pasti pahalanya banyak..
hehehe
aku juga sering seperti itu, baik sebagai pejalan kaki maupun sebagai pengendara motor!!!
ReplyDeleteAssala:mu'alaikum.....! Syalo:m 'ale:khem......!! annyeonghaseyo.......!!!
ReplyDeletesaya mau tanya. Ngomong-ngomong fakultas tetanggamu itu ada di mana? apa nama fakultas dan kampusnya?
Dan untuk si pengendara mobil, mohon jangan ciprati kami dengan air genangan berlumpur yang berkubang di jalan. when the mud spread on our shirts, hope that you (the driver) could feel it too on yer face. So it could bring you down to earth like the mud which came from the soil......(waduh......, ngomong opo aku ini?)
he he....
ReplyDeletejadi malu sendiri..
tapi selain aku banget... ak juga sering lihat... ^_^