kamu ngga sendirian kok, ada saya... image taken from file seorang teman |
Berawal dari obrolan di situs ocehan dengan Mbak pemilik Ajeng's Blog yang mengaku senang saya ngga mellow lagi tapi jadi kangen dengan puisi-puisi saya. Wah wah ternyata banyak sekali teman yang salah sangka dengan tulisan-tulisan itu ya.. Padahal semuanya saya buat karena spontanitas, semuanya yang tiba-tiba saja melesat dari pikiran ketika saya tiduran diatas kasur murni air dan memandang langit atau perjalanan pulang dari tempat saya meniti pengalaman. Mengutip cerita-cerita para sahabat yang disampaikan kepada saya melalui dunia maya, ponsel atau kehadiran dalam ruangan kecil saya. Sudah sekitar dua tahun saya banyak melupakan luka-luka yang sekarang bagi saya begitu 'alay' itu :P
Namun obrolan itu juga yang kemudian mendorong saya untuk menelusuri jejak-jejak lama saya... celotehan saya semasa SMA, awal kuliah, dan awal saya ngeblog disini. Hmm.... kemudian saya menyadari sesuatu bahwa sebagai manusia saya sungguh dinamis. Tulisan saya juga berubah dari waktu ke waktu.
Saya juga pernah mengalami masa-masa menjadi alay... masa-masa yang ketika saya lihat lagi astaga tulisan saya begitu menggelikannya, seringkali terlihat selfish ngga nahan. Masa-masa kesedihan yang diekspos berlebihan sampai membuat saya lupa akan banyak hal, membuat saya lupa alasan-alasan untuk menjadi bahagia.
Dulu saya begitu muda, dengan masalah-masalah superringan tapi keluhannya segudang, betapa naifnya saya... betapa saya kurang memikirkan ulang mengenai tinjauan hidup dari kacamata yang paling pas. Saya yang dulu begitu gampang terpatahkan oleh patah hati... sedikit sedikit menulis panjang lebar tentang sakit hati, tentang seseorang yang menyakiti, masyaAllah.... waktu itu Tuhan saya begitu dekat namun berjarak, saya menemuiNya karena kewajiban dan sedikit rasa butuh bukan segalanya tentang kebutuhan dan nol koma sekian persen menyadari arti kewajiban. Saya yang waktu itu lebih banyak memilih menangis dan merepotkan alm. Mama saya melalui telepon. Saya jadi membayangkan betapa sedihnya beliau waktu itu anaknya banyak menghadapi sandungan dan lemah karenanya. Betapa beliau lebih sakit lagi daripada saya melihat keadaan saya yang sedemikian mengenaskan.
Kenapa saya tidak tahu waktu itu bahwa saya bisa saja curhat dengan Dia, bahwa Dia juga bisa membelai-belai kepala saya... menyembuhkan beban dan luka dunia saya dan lebih dari apapun dan siapapun, Dia mampu membuat saya kuat.
Betapa bahagianya saya... saya yang sekarang.
Saya mampu melewati berbagai cobaan yang seribu kali lebih sakit daripada sekadar cobaan patah hati waktu itu namun tetap bahagia, namun tetap mempercayakan Dia akan memeluk segala cita-cita saya. Saya yang sekarang insyaAllah tetap memiliki alasan-alasan bahagia sekalipun sedikit-sedikit dan kecil di banding batu sandungan saya. Tidak apa, bukankah segalanya itu pasti ada maksud, yang salah satunya menyentil saya bahwa segala ambisi dan rencana saya yang waktu itu ingin menamatkan kuliah sebelum usia dua puluh satu, saya yang selalu saja begitu kesal setiap planning saya tidak berjalan setelah bahkan mempertimbangkan semua aspek dan resiko... Dia menyentil saya agar saya belajar rencana diatas segala rencana adalah rencanaNya. Segala yang nyata akan terlaksana adalah planning milikNya, jadi saya ngga boleh lepas dari mawas diri seperti itu. Ah, kesombongan manusia.
Dalam masa-masa terluka seperti itu yang ingin saya baca adalah tulisan-tulisan yang mampu membuat saya tenang... tulisan-tulisan religi, renungan umum, tulisan-tulisan dengan banyak vocab yang begitu penting untuk peracik kata yang demen mengutip kisah orang lain sebagai bahan tulisan fiksi seperti saya atau sesuatu yang mampu membuat seseorang bersemangat seperti misalnya dengan tulisan resep masak... atau lirik lagu?
Dan perjalanan dunia maya juga tidak hanya milik saya, bukan hanya tempat saya secara egois berbagi sesuatu. Kadang berbagi sesuatu lewat keluhan yang terus menerus itu melelahkan pembaca, kadang-kadang tidak hanya luka yang mestinya kita bagi... namun hal-hal yang berhasil kita tangkap dari ilmu, dari hati, dari hidup... yang mampu membuat pembaca sejenak teristirahatkan dari luka dunianya yang setumpuk, cukuplah tidak perlu semakin bertambah banyak kita menambah bebannya. Mengeluh memang manusiawi, namun jika dilakukan terus menerus cenderung kita jadi seolah menyalahkan Sang Pembuat Cobaan yang membuat kita mengeluh itu tadi. Be wise....
Sebuah tulisan juga merupakan bentuk terapi diri untuk membuat pikiran kita terasa lega, rileks dan siap menerima hal-hal baru lagi, karena itu jiwa seseorang yang suka menulis biasanya akan lebih sehat ketimbang orang-orang yang tidak menulis. Namun ada baiknya juga jika kita banyak menyisipkan sesuatu yang mampu 'memberikan sesuatu' penyentuh hati, entah pendingin hati, entah sesuatu yang membuat seseorang rileks karena merasa ditemani dan tidak sendirian, entah sesuatu yang menimbulkan semangat, entah penyembuh hati dari luka dunia.... banyak hal-hal yang bisa kita lakukan dengan menulis tanpa melewatkan sebuah manfaat dari tulisan-tulisan tersebut bagi orang lain, bagi hati dan hidup mereka.
Jadi mari, mulai menyisipkan 'manfaat' dalam rumah-rumah maya kita :)"Jangan bersedih," kata seorang mbak yang ramah dan menyenangkan kepada saya, "Segala yang terjadi adalah yang terbaik," Ah iya mbak, tentu saja tidak akan ada yang sia-sia dengan segala hal dalam hidup kita, tidak ada satu halpun yang cuma kebetulan.. selalu akan ada pelajaran yang bisa kita ambil dari semua itu.
namanya juga menuju dewasa, pasti akan melewati itu nin..rasanya semua orang de, melihat masa lalu dan berpikir betapa "alay" nya kita dulu :D
ReplyDeleteya semua ada jamannya :)
sebaik bainya orang adalah orang yang bermanfaat bagi sekitarnya, mungkin hal itu berlaku pula buat Blog yaa
ReplyDeleteblog yang baik seharusnya adalah blog yang mampu memberikan manfaat ke pembacanya...
Assalamulaikum Tante...
ReplyDeleteDija mau ulang tahun!
Horeee hore....
memang sih tulisanmu selalu mendayu dan mellow tapi saya rasa itu wajar utk wanita seusia kamu. apalagi blog ini kan semacam tempat pelampiasan kita. tempat curahan hati. gak papa. yg penting tetap semangat toh.
ReplyDeletehaha saya juga punya masa-masa alay. kalau keinget gitu malu bgd.
ReplyDeleteSaya rasa,cobaan cobaan itu datang karena sebenernya Ninda adalah wanita yang kuat.
Keep fighting ya! :p
mbak, aku selalu kagum dengan tulisan2mu :)
ReplyDeletesama sih mbak, padahal aku selalu berprinsip bahwa kebahagiaan itu sederhana, dan hidup itu lebih mudah jika kita tak mengeluh. Ternyata mendewasakan diri itu tak semudah itu, berproses dan selalu ada waktunya ^^
halo mbak nid, saya suka nih sama postingan yang ini, saya sendiri masih labil dan alay banget, maklum masa transisi.
ReplyDeletekalo sedikit sakit hati, mellownya berhari-hari.
tapi alhamdulillah, terkadang saya menemukan selipan kebahagiaan diatas sakit hati itu.
masih ada hikmah dan pelajaran yg dikasih sakit hati itu.
tapi ya (tetep aja ada tapinya), karena emosi yang tidak bisa keluar selain lewat tulisan di dunia maya ini, maka terkadang tulisan jadi mellow lagi deh.
pdahal mah, itu sambil nulis sedih2an, sambil ngemil kacang goreng, guling2an di kasur, sama dengan lagu summer sunshine the corrs.
haha, penipuan rasa ini mah..
eniwei, salam kenal mbak, :D
aku dulu juga pernah gitu kok mbak. Tp, dengan seiring waktu, kita pasti tambah dewasa. Aku yang sekarang, kalo inget2 gimana nyikapin setiap masalah di waktu SMP, jadi ketawa geli ndiri. Betapa alaynya aku dulu. haha :D
ReplyDeletemenulis memang terapi dik, like this.
ReplyDeleteYup, menyisipkan manfaat disetiap postingan ^^ dari sini kita bisa lebih berbagi hal baik ya dek ^^
ReplyDeletenindaaaa....
ReplyDeletepostingmu yang ini aku suka sekali
subhanallah,,, ternyata kita hampir mengalami perjalanan transisi yng juga sama...
jika kamu sudah lama merasakannya, aku justru baru saja menjalaninya...
dan memang nda...
semua perasaan itu indah
aku juga berkali2 diingatkan
biarlah Tuhan yang memeluk cinta dan mimpi kita....
manisnya ^^
saya juga pernah mengalami hal yang sama Mbak saat melihat buku diary semasa SMP...
ReplyDeleteLucu and menggelitik...
Btw, headernya baru iia Mbak?
aduh nyinnnnnn
ReplyDeletekocomotoku di injek sama ujub ku..hikhikhik..
Wow it's a great posting....People change...tapi harus menjadi lebih baik...apa kabar Ninda semoga makin dewasa dan bijak...
ReplyDeleteeh, tunggu nid...
ReplyDeletesaya juga jadi kangen baca puisi kamu :)
emang manusia harus begitu kan. makin kesininya kita harus mampu lebih dewasa.. :)
ReplyDeleteaku juga dulu Alay parah..:))
yup semua pasti berubah.......seperti saya dulu rasanya jika ingin menulis sulit banget.....kalo sekarang tetep wkwkwkwkwkw.......
ReplyDeletengeblog kan emang membuat catatan sejarah. makanya perubahan arah tulisan ga perlu dipermasalahkan karena memang pikiran kita selalu berubah ubah. dan saya gak akan menghapus satu kata pun dari masa lalu walau memalukan untuk masa kini. biarlah itu menjadi catatan sejarah hidup kita...
ReplyDeletembak, mana 4l4nya?
ReplyDeletekok ngga kliatan gEtOwww
iya, dengan bertambahnya umur seseorang maka semakin besar pula gudang penampung pengalaman hidup yang pernah menempa. Dan itu kalau mau terus belajar mengembangkan diri, karena ada saja seorang yang berumur, masih sering tidak kuat mengalami masalah kecil, mengakibatkan stress berkepanjangan. entah apanya yang salah atau tempat penampungan pengalamannya bocor, jadi terus tidak bisa/mau belajar dari pengalaman hidup....atau terlalu menganggap diri ini masih terlalu tinggi ( menyangkut ego)..jadi selalu merasa sudah melakukan yang paling benar...yah itu memang berlaku relatif bagi siapa saja....
ReplyDeletesemua orang pernah memasuki fase alay nyin.. hihi..
ReplyDeletebtw, header nya manis banget deh suka.. :D :D
Wuih..bener banget tuh.
ReplyDeleteAdakalanya kita emang perlu menulis sesuatu yang bermanfaat, tak hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga untuk orang lain.
Entah apa yang saya tulisa sudah benar2 bermanfaat belum bagi orang lain :D
gara-gara baca postingan ini, aku jadi buka binder waktu SMA..dan bener..aku termasuk kategori alay juga. hahahaha
ReplyDeleteWaktu bisa membuat seseorang berubah dengan seiring bergulirnya waktu, hanya orang-orang yang bijak yang bisa mengambil hikmah dari setiap detik perjalanan hidup yang pernah dilalui.
ReplyDeletesaya juga pernah alay seperti kak ninda,,sma kayak yg kak dev bilang rasanya semua orang pernah seperti itu..masa transisi menuju kedewasaan
ReplyDeletekalo liat tulisan-tulisan lawas dulu emang jadi nyadar kalo kadang banyak hal yang dikeluhin yang ternyata itu hal sepele dimasa sekarang *nyadar*
ReplyDeletetapi justru karena tau betapa alaynya dulu, sekarang jadi lebih bersyukur.. kalo kejadian itu terulang lagi bisa dihadepin dengan kepala dingin..
yang jelas, semakin kesini dan semakin berjalannya waktu kita semua pasti akan berkembang Nin, dengan caranya masing-masing.
Semangaaat!!
"Kita takut kehilangan apa yang kita miliki, entah itu hidup kita ataupun barangbarang
ReplyDeletedan tanah kita. Tapi ketakutan ini lenyap saat kita memahami bahwa kisah
hidup kita dan sejarah dunia ini ditulis oleh tangan yang sama."
-the alchemist-
heheh.. ciri khas tulisan setiap orang memang selalu berkembang ya mbak. saya juga jd pngin baca tulisan2 saya yg dulu2. ;pp
keep blog
ReplyDeletekeep smile
keep fight
and
keep click
GA instirahat 2 hari dulu
ada maintenance
Ia yah kadang2 dalam menulis kita suka alay hihihi... Tapi dengan menulis bisa buat hati lega dan tenang :D
ReplyDeleteperubahan manusia itu wajar, itu namanya proses kedewasaan
ReplyDelete*blog mbak kok ada iklan IBN? saya ga ada +_+
pas nga baca judulnya kirain 4L4Y gini... ternyata.. hihihi
ReplyDeletealay itu apa sih nyin??
ReplyDeleteAlay ????
ReplyDeletekukira wajar saja kok Nin
sial! tulisanku masih ngalay nih kak, nulis gak jelas, dulu lebih parah lagi sih. sekarang udah mendingan :)) #jilattanah
ReplyDeleteperasaan tadi pagi saya komennt disini
ReplyDeletewaduh ilang
harus lapor kemana nih atas kehilangan komennt
#mata belo#
ReplyDeleteSukaaaaah
Dah gitu aja, korek laman post lampau selanjutnya