image taken from here |
Belakangan ini wira-wiri di situs jejaring sosial, status-status yang memancing pembicaraan mengenai pernikahan. Agak menggerahkan, terutama pada yang usianya masih begitu muda lulus sekolah saja belum... bisa dibilang saya ngga paham dan otak saya mempertanyakan. Kenapa begitu mudah?
Kenapa begitu mudah seseorang menggariskan pernikahan pada umurnya yang masih sebegitu belia. Tidak dapat disangkal bahwa perempuan sangat mudah terbawa angan-angan, menikah... menjadi putri dalam beberapa hari dan berdampingan dengan orang yang dicintai atau setidaknya dikagumi adalah bagian dari impian mereka bahkan mungkin sejak masih anak-anak. Dan bagi saya mereka terlalu terburu-buru, terbawa nafsu.... ketangkap duluan oleh rayuan hidup bahagia selamanya setelah menikah ala dongeng, beranak-pinak jadi kakek-nenek tanpa punya pikiran hal-hal dalam rumah tangga yang tidak melulu manis, tidak melulu mudah.
Bolak-balik saya ditanya dan menjawab dengan kata yang sama : belum... kemudian saya dituduh merasa belum mampu ketika menceritakan rencana jangka panjang saya yang masih bejibun... saya masih pengin kuliah lagi, saya masih pengin menikmati sedikit masa kerja yang keras dengan status single, menabung gaji demi perjalanan wisata yang kelak mungkin tidak akan saya rasakan lagi... berwisata sendirian atau bersama kawan adalah hal-hal yang akan jarang dirasakan seorang istri atau seorang ibu. Sebelum saya memilih pekerjaan yang 'ramah keluarga' kemudian setelah berstatus double.
Yang saya dengar, yang saya baca akhir-akhir ini topik-topik pembicaraan orang yang saya kenal tidak jauh dari pernikahan. Mereka bebas menulis dan mengumumkan keinginannya berkeluarga, menikah... saya juga bebas dong ya menyuarakan pendapat saya, namanya juga bebas berpendapat ;) Saya tidak mau mendebat pedoman dalam agama kita bahwa ada baiknya menikah memang disegerakan. Saya setuju, tentu. Tapi semuanya berpulang kembali kepada seseorang itu sendiri.... sudah siap ngga?
Biasanya sih mereka akan dengan mudah menjawab bahwa rezeki akan datang dan ditambah dengan adanya pernikahan. Oke, memang benar. Soal rezeki dan materi ngga usah dibahas segitunya, walaupun secara jujur saya agak ngga sependapat pada dua orang yang nekat menikah padahal dua-duanya belum mampu menghasilkan uang sendiri. Rasanya terlihat seperti terlalu penuh mimpi manis semata ketika sudah menikah bahkan mungkin hamil tapi masih minta uang jajan ortu... apa ya ngga malu :') Oke, sebenarnya segalanya kembali ke diri kita sendiri secara personal. Sudah siap beneran?
Well menikah ngga hanya menikah dipestain terus happy ever after loh, justru setelah itu sebuah pernikahan pahit manisnya baru dimulai... bagaimana sifat-sifat seseorang yang buruknya mungkin makin menjadi-jadi karena jaim sewaktu 'perkenalan' dulu? Mampu ngga kita menghadapi sifat-sifatnya yang dalam kondisi belum menikah saja sudah jadi perkara? Ngga cuma seminggu loh... SEUMUR HIDUP!! Yang namanya seumur hidup pasti ngga cuma setahun-dua tahun ya... bisa 50tahun, bisa 80tahun tergantung sampai mana umur kita. Siap ngga dengan komitmen kita bakalan sangat menjaga tingkah laku kita yang sebelumnya slengean, membatasi keakraban dengan teman lawan jenis meskipun sudah seperti saudara. Loh kok gitu? banyak tuntutan, kayaknya si calon suami ngga gitu deh....
Calon suami yang kemudian menjadi suami mungkin ngga gitu, tapi bagaimana dengan cara kita menjaga namanya dihadapan umum. Mau ngga kira-kira desas-desus bilang si suami ngga bisa jaga istri karena melihat kita berakrab dengan seorang kenalan lelaki, duduk semeja berdua saja disebuah tempat makan misalnya.... Sudah siap mengurus segala kebutuhan keluarga, tanpa pernah merasakan apa rasanya seperti ini.. seperti itu? Yang nanti-nantinya waktu ngga bisa lagi diputar kebelakang. Kita sudah ngga bisa lagi menentukan segala hal hanya demi ingin dan tidak ingin dan menyerahkan keputusan atas dasar diri sendiri.
Belum lagi bagi seorang anak, ibu adalah madrasah pertama. Menjadi ibu sangat mudah, nikah saja, bergaul dengan suamimu.. ngga lama kemudian brojol deh bayinya. Maaf kalau kalimat saya yang barusan agak kasar. Beberapa orang bilang hal itu berproses, tanggung jawab dan segalanya muncul dengan sendirinya seiring menjadi ibu. Tapi kadang-kadang, itu terasa sangat salah ketika salah satu orang yang saya kenal tetap dengan kebiasaan mandi sebelum menikahnya yang supeerrrlama... tanpa mau dengar si anak menjerit-jerit ingin ibunya... serasa hati saya ikut nelangsa.
Anak ibarat segenggam lilin atau tanah liat yang tidak berbentuk, cuma gumpalan saja... tugas ibulah untuk membentuknya dari awal dengan penuh kehati-hatian dan kasih sayang untuk menghasilkan sesuatu yang berhasil : anak yang bukan hanya tercukupi segala kebutuhan materi dan kasih sayangnya, tapi bagus akhlaknya. Membentuk akhlak tidak mudah, butuh kematangan dan kedewasaan yang cukup dari seorang ibu yang tidak hanya bisa bilang tapi juga mampu mencontohkan...
Bagaimana? Sudah siap?
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteenjoy your life..nikmati setiap detik dalam hidupmu..kalo belm siap menikah..ya jalani saja..;)
ReplyDeletejust for sharing..
ReplyDeleteI found my spirit back when I decided to get married.
When I'm single, I feel I am no one..
:)
nice post - as usual..
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteaku juga nau jadi ayah yang matang ah.. tapi ga mo terlalu lama matengnya.. nanti jadi busuk gw lama-lama. hehe:) tapi..semua yang di ceritakan aku setuju bangettt...
ReplyDeleteSemua tentu kembali kepada masing2 kita.
ReplyDeleteSaya sependapat sama Mba Ninda, intinya sebelum memutuskan untuk menikah kita harus bnr2 siap lahir n batin, karna memang pernikahan bkn ajang coba2...
hmm..saya setuju An. sebaiknya memang jgn buru2 menikah. nikmati masa mudamu dg berkarya. saya sendiri gak pengen cepet2. eh, malah jadi kelamaan tapi saya seneng dg masa2 jomblo ini.
ReplyDeleteaamiin...
ReplyDeleteTerimakasih ya, ninda...
salam kenal juga, dan semoga cepat lulus, dan dimudahkan dalam melakukan segala hal... aamiin... :)
Semangat! :)
walaupun pasti gak mudah. tapi optimis kan perlu. anggap saja semuanya akan berjalan seperti dongengnya hc andersen yang selalu di tutup dengan ending pangeran dan putri hidup bahagia selamanya...
ReplyDeletemenikah, tak melulu indah... dan juga tak melulu sengsara :D
ReplyDeleteyang pasti banyak hal baru dalam kehidupan rumah tangga walau sebanyak apapun kita mendengar dari cerita orang lain pasti akan ada hal unik tersendiri yang terjadi pada perjalanan rumah tangga kita :)
tidak terburu-buru dan siap tak hanya materi tapi juga pemikiran ^^
hihihi...klo belum siap, yh nikmatin dulu ajh masa mudany nin...^_^
ReplyDeleteada award untuk km di http://andriedisiterbatas.blogspot.com/2011/03/cihuy-dapat-award-pertama.html diambil yh sebelum digondol kucing tetangga...hehehehe...
kata tante2ku, nikah itu gak kaya pacaran,, enaknya doank.. cari calon suami jangan buru2.. harus gini lah gitu lah.. harus dipersiapkan matang2..
ReplyDeletetapi kata nenekku, kalo emang udah keburu nafsu mending langsung nikah aja.. daripada gak enak di belakang..!!
pendapat orang emang beda2 sih.. tergantung gimana cara pandangnya.. nantinya mereka juga yg menjalani.. hehe
dalam budaya tertentu ada batasan kewajaran untuk melakukan hal itu karena alasan2 tertentu yg telah dipikirkan orang-orang tua dahulu.
ReplyDeletesay cheeeeeeeeeeeeeeesssssssssss ceklik
menikah suatu kata yang sakra..... karena menikah beda dengan pacaran...
ReplyDeletemenurut saya, menikah bukannya saling menatap,tapi menatap kearah yang sama... :)
kalau disuruh membayangkan pernikahan...
ReplyDeletesaya berpikir harus mempunyai beberapa syarat untuk itu.
1. siap mental dan harta.
2. Siap sabar dan mempertahankan cinta
3. Siap untuk dipanggil bapak...
oh, masa muda...
saya hanya mau bertanya "Kenapa kau biarkan remaja menghabisi dirimu?"
itulah yg buat banyak wanita sekarang susah kalau mau diajak nikah hehehe, terlalu banyak pertimbangan dan persyaratan :), btw menikah itu (menurutku) adalah pilihan bukan soal cepat atau lambat, sama sperti org yang memilih agama atau kepercayaan yg sesuai dgn keyakinannya :)
ReplyDeletei do
ReplyDeletei do
i do
ding-klik
wah kak,,,berhubungan banget ya sma postingan dici yang kemarin..memang setiap orang punya pemikiran sendiri tentang menikah,salah satunya dici yg memilih untuk menikah di usia muda (mungkin sindrom dari mama dici yg nikah di usia muda juga..^__^)..
ReplyDeletegak bisa di pungkiri menikah itu gak selalu indah malah menurut dici lebih banyak hal - hal pahitnya,,tapi beberapa hal2 sprti itu untuk sebagian orang sepahit apapun pernikahan itu menikah di usia muda tetap menjadi pilihannya..
pemikiran yang bagus juga kalo kak ninda memutuskan untuk menikmati hidup dan mematangkan diri sebelum nikah,memang sebaiknya seperti itu,tapi semua kembali ke pilihan masing2 orang
sukses ya kak ninda,,semoga apa yang ninda cita2kan sukses dan tercapai kedepannya..^__^
mmm ganti tampilan....temaram kelabu....tapi ada semangat disana lewat header merah jambunya..^_^
ReplyDeletehaha pertanyaan yang susah bwt para single ya!
ReplyDeleteyuph, tiap orang punya pikiran sendiri tentang marital issue..gw sendiri masih agak terganggu jika ada yang nanya 'udah nikah blon?' karena belum bisa realisasi sunnah nabi tsb...tapi apapun keputusan seseorang kita harus dukung karena itu menyangkut prinsip hidup...
ReplyDeletebe free if you want a free; be bonded if you ready ^^
hemmm,.... saya yg termasuk golongan yg menikah cepat,bahkan mngkn terpaksa matang seperti yg ninda bilang. pernikahan tidak mudah tp juga pasti memiliki banyak hikmah.
ReplyDeleteTuhan yg menghadirkan jodoh saya sedemikina cepat,...dan ini benar krn bisa di blg kami tdk berpacaran. Sungguh menjadi ibu di usia muda juga tdk mudah,...tapi tak sekalipun dalam hidup saya menyesali memiliki mereka, menjadi bunda itu yg paling luar biasa ^^
so nikmati masa muda mu dik,kadang pernikahan tak melulu soal siap dan tidak siap, kadang disitu juga tertulis takdir dan jodoh yg sdh pasti mutlak kuasa Tuhan.
Nice post ninda :)
^___^
ReplyDeletewah postingan yang bert karena familiarnya ^___^
dan memang, semua masukan temen2 yang baca juga patut direnungkan ^_^
salam
#baca ulang
wah setuju banget tuh Non, menikah ntu jangan buru2 kayak supir kejar setoran :), kata enyak sih...menikah itu kudu siap lahir bathin, klo blm siap jangan dipaksa...ya nggak ? :)
ReplyDeleteKalo saya, memang pernah punya keinginan untuk nikah muda...
ReplyDeleteRasanya enak aja kalo udah nikah...
Tapi, setelah dipikir2 lagi ternyata memang gag baik memaksakan sesuatu yang belum matang...
:)
Aku suka bgt ma tulisannya say, gw bangetttt...hihihi...
ReplyDeleteYa, menikah itu perlu banyak persiapan, so nikmati saja dulu masa lajang dengan indah dan melakukan yang terbaik.
Gak perlu takut lama menikah, enjoy aja ya gak?
Menikah, adalah gerbang menuju tahap kehidupan yang baru...tak bisa diputuskan dengan buru-buru, Namun, nanti akan ada suatu saat dimana keberanian "harus" mengalahkan pertimbangan...Karena sesempurnanya perencanaan (pernikahan) tetep tak mudah untuk menyatukan 2 sifat dan kepribadian. Akan tiba saatnya di mana kita harus belajar dari pengalaman....
ReplyDeletekalo saya sih sudah ditargetin umur brp akan menikah, tetapi tentu aja kalo sudah siap materi dan mental, karena menikah memang hanya utk satu kali dan untuk waktu yang sangat lama. dan yang paling penting terlebih dahulu harus membahagiakan orang tua :D
ReplyDeleteparagraf paling bawah yang dicetak miring bagus bgt .. :D
Menikah memang tidak boleh buru-buru, mau menikah harus sadar konsekuensinya, kehidupan baru akan dijalani di sana...perlu komitmen dan tekat bersama. Jika sudah sama-sama siap yang silahkan saja...
ReplyDeleteTapi, jangan terlalu takut
yes, I do.
ReplyDeleteyaahh saya juga setuju, meskipun terkadang saya sudah mupeng ingin menikah [ketika menghadiri walimahan teman2] tapi saya masih merasa blm siap, belum matang untuk mengarah kesana, masih merasa baru lulus kemarin, blm mendapatkan banyak pengalaman kerja, dan juga pengalaman hidup lainnya dengan status "SINGLE", saya juga sama seperti Ninda, ingin lanjut kuliah dulu, ingin jalan2 dulu... karena... ketika udah nikah mau gak mau kita harus redam ego kita sendiri utk bersantai ria, kita harus sadar bahwa menikah berarti akan ada orang lain disamping kita, mengurus suami, rumah tangga dan pasti anak2 kelak.
aiihh menikah, mungkin masih 1 atau 2 thn lagi kali ya :D
anyway, salam kenal :)
happily ever after bukannya cuma di sinetron aja?!??!
ReplyDeleteDari segi agama lebih baik menyegerakan menikah, dari segi ekonomi dan psikologi muncul pertanyaan; udah siap belum??
ReplyDeleteyang jelas, jangan terburu-buru membuat keputusan.. jangan berlama-lama membuat keputusan.
Segera tapi jangan tergesa-gesa
namanya juga musim kawin nin... heheheh
ReplyDeletemenikah muda, tentunya banyak pro dan kontra... akan tetapi bisa lebih baik disikapi dengan bijak.
ReplyDeleteMungkin menikah muda tujuannya baik, yaitu agar terhinda dari maksiat dan mengarah ke zina, mangkanya disegerakan untuk menikah.
Namun, alangkah baiknya juga kalau ditunjang dengan ekonomi yang sudah mapan. Kalau memang belum cukup siap dalam "kemapanan" mungkin jangan terlalu memaksakan untuk nikah tanpa pikir panjang ke depan.
nb : btw lagi keranjingan main adsense di blog yah?? hehehe
bikin Blog baru aja yg berjonten bahasa inggris, lalu daftarkan ke google adsense. Hal tersebut hanya untuk pancingan, kalau sudah di setujui, pasang di blog ini deh ^_^
:)
ReplyDeletesalam kenal...
tidak tahu kenapa tadi bisa terjebak di blog ini..hehe..
hmmm...
terkadang karena pengaruh lingkungan, kita jadi memaksakan diri untuk siap menikah. padahal untuk menikah itu butuh sikap emosional yang matang..
menikah emang harus dipikirkan dari sedini mungkin tapi ga harus dilaksanakan secepat mungkin. biar ga nyesel. biar bisa nikah itu cuma sekali..:)
ReplyDeletePembahasan yang menarik. Menurut saya, kapan kita menikah itu adalah pilihan. Muda menurut kita, belum tentu menurut orang lain.
ReplyDeleteDisamping itu, istilah "siap" untuk menikah, tidak selalu berkorelasi dengan umur. Bisa saja mereka yang umurnya tergolong muda, tapi sudah merasa siap, mereka memutuskan untuk menikah.
Menurut saya menikah juga tidak akan membatasi ruang gerak kita. Tidak berarti dengan menikah, kita tidak bisa jalan-jalan dengan teman-teman, atau melakukan hobi kita. Saya melihat teman-teman yang sudah menikah, juga bisa melakukan aktivitas seperti saya yang belum menikah. Tergantung bagaimana mereka semua membagi waktu.
Tapi sejauh ini menurut saya, asalkan niat kita baik, InsyaAllah semua dilancarkan.
Dan kembali lagi, semuanya tergantung pilihan kita :)
Assalamu'alaikum
ReplyDeleteUduh uduh... Rame banget di sini
Kunjungan perdana nih Mba Salam kenal...
setiap orang memiliki persepsi masing2.., Kedewasaan dan kesiapan (kematangan)tidak di tentukan oleh umur.., banyak orang yang seharusnya udah dewasa malah sebaliknya..jadi.. tetap positif thinking, bukan menghakimi.. :) nice post, is good..!!!
ReplyDelete