image taken from google |
Maaf telat atas ucapan di atas ya.
Ucapan kepada bloggerita, female-socialnetworker dan semuanya saja yang membaca ini (eh saya juga dong, kan saya juga wanita :)).
Barusan saja saya teringat, semester lalu saya pernah terlibat pembicaraan dengan seorang teman seangkatan, pria. Entah bagaimana obrolan soal kuliah dan para dosen melenceng ke soal wanita. Dia bilang enak ya jadi wanita, wanita ngga bekerja itu ngga apa-apa.. kan tetep enak dia bisa ongkang-ongkang kaki di rumah ngga masalah, suaminya itu yang pusing sama uang belanja sama segala hal biaya... katanya dengan enteng. Kalimat yang entah bagaimana membuat telinga saya memerah.
Maaf, namun bagi saya secara pribadi wanita yang memilih tidak bekerja adalah wanita yang tidak punya cita-cita. Dalam agama kita memang lebih utama jika seorang wanita bisa mengurus keluarganya, dalam hal ini ibu rumah tangga. Jangan mendebat saya dulu setelah kalimat barusan tadi. Namun, berada di rumah sepanjang waktu tidak menutup kemungkinan bagi seorang perempuan untuk memperoleh penghasilan.. banyak kan pilihan pekerjaan yang tetap membuat kita berada di rumah, dekat dengan rumah, atau sesekali keluar rumah tapi jarang. Memasak dan menjual kue, menjadi guru les di rumah, membuka toko atau bisnis jual beli online misalnya.. Banyak kok, sangat banyak hal yang bisa dilakukan seorang wanita tanpa kekurangan waktu untuk keluarganya di rumah.
Ketika saya masih SMA kelas 3 waktu itu seorang guru saya, Bu Sumaknah (she is adorable senior teacher) berpesan bahwa dalam segala hal kita tidak boleh membayangkan yang mudah-mudah dulu.. itu akan membuat mental kita tidak siap tempur menghadapi segala sesuatu. Bayangkan hal-hal paling buruk yang kamu bisa bayangkan sebagai pertimbangan resiko kemudian persiapkan dirimu sebisa mungkin. Dengan begitu ketika kamu mendapatkan resiko yang lebih ringan dari yang terburuk kamu bayangkan atau bahkan resiko terburuk itu sendiri yang kemudian kamu dapatkan, KAMU AKAN SIAP.
Bagi saya hidup seorang wanita harus penuh dengan pertimbangan dan estimasi kemungkinan terburuk. Kita tidak boleh berekspektasi hidup kita akan tenang-tenang saja, lempeng... bahagia-bahagia saja. Jangan lupa dengan kata cobaan, bukankah hidup selalu berputar dari satu cobaan ke cobaan lain? Dan ketika kita telah berhasil melewati satu hal kita akan menerima cobaan lain yang lebih sulit lagi?
Hidup seperti main game. Kita harus melewati level-level yang semakin lama semakin sulit sebelum hidup kita berakhir. Iya, manusia yang stagnan adalah manusia yang tidak lagi 'hidup'. Hanya benda mati saja bukan yang akan mengikuti arah aliran sungai? Hal yang sama tidak akan terjadi pada ikan, apalagi manusia yang paling tinggi derajatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Dan wanita bagaimanapun kodratnya tidak sebagai tulang punggung sebuah keluarga, dia harus memperhitungkan resiko untuk menyediakan perahu atau paling tidak pelampung sebelum sekonyong-konyong terjadi banjir yang menggenangi rumahnya. Karena bisa jadi suatu saat dia akan berubah sebagai seorang breadwinner bagi keluarganya.
Kapan waktu adik saya cerita harus cepat pulang dari kosan saya untuk liburan demi menghadiri perpisahan seorang teman sekelasnya. Bukan sebuah perpisahan biasa karena kepindahan sekolah, alasan kepindahan itu sebuah keterpaksaan disebabkan oleh musibah yang melanda keluarga mereka. Ayah si teman jatuh sakit hingga lumpuh dan tidak bisa bekerja seperti biasa sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga biasa, tanpa punya pekerjaan sampingan. Sungguh berita barusan menghancurkan hati saya, mendadak bingung mau bilang apa, yang keluar dari mulut saya hanya kalimat : kasihan ya temanmu.
Coba semisal kita menghadapi hal serupa... ketika sudah terjadi yang demikian baru terasa bagaimana sesuatu harus dipertimbangkan secara matang, diplanning benar-benar baik buruknya... dan ketika sudah tiba saat yang seperti itu melanda kita, kita sudah terlambat jauh dan akan sangat berat memulai usaha dan bekerja keras dari awal karena selama sekian tahun sudah terbiasa menikmati berbagai 'kenyamanan'. Sekalipun semisal dari awal menikah kita sudah memilih seorang lelaki yang luar biasa dalam hal harta benda, ingat saja... segala sesuatu itu sejatinya Dia yang memiliki, jika Dia menghendaki kekayaan itu kembali kepadaNya... dalam sekejap keadaan bisa berbalik.
Mari siapkan diri, membuat perahu atau beli pelampung untuk hidup kita... untuk keluarga kita. Jadilah wanita tangguh, yang tidak sembrono dalam melangkah. Tidak terbutakan dengan angan-angan indah yang kita tidak bisa menjamin akan selamanya atau tidak. Memang sepertinya terlalu penuh estimasi... dan pemikiran-pemikiran pertimbangan tapi yang terbaik adalah berpikiran jauh berpuluh tahun kedepan dan bukan hanya berpikir untuk sampai besok saja toh? Yang abadi selain Dia adalah ketidakabadian. Hidup itu keras, penuh pukulan dan cobaan kawan... Kepada yang masih bersikukuh untuk hanya menjadi ibu... saya hanya bisa mendoakan.. semoga hidupmu selalu penuh keberuntungan, beruntung dan beruntung lagi, ya... amin.
jalan-jalan sore :D
ReplyDeleteAku sepaham dgn adik... :P
tapi...?
semua pekerjaan seorang wanita tak harus mengahasilkan uang,misal di sebuah yayasan sosial/amal.. hehehe.. :)
see u next time and (klik)
aku doainn dech... semoga harapan ninda tercapai..mendapatkan apa yang diinginkan.. menjadi lebih baik dari pada tokoh pujaaannya.. amiiiiiiinnnnnn" ^_^
ReplyDeletesaya tidak bisa komentar.....
ReplyDeletemulai keluar asap dari kepala nih..
ReplyDeleteaku juga ga bisa ngerti kenapa para pria bisa bilang bahwa mengurus rumah itu lebih enak daripada kerja dan cari duit. well, coba sekali-sekali mereka yang ngerasain.
bener kata ninda, kewajiban seorang istri memang mengatur segala sesuatu dirumah (secara agama juga diajarkan untuk seperti). tapi nggak sepaham kalo sampai ada yang menganggap itu remeh. wanita itu justru lebih hebat daripada pria. semua pekerjaan yang dilakukan wanita dirumah itu satupun tidak ada yang tidak menggunakan tenaga ekstra!
lebih salut lagi kalau ada ibu rumah tangga yang merangkap jadi wanita karier. wow, i wish i could be that too
jaman skrg harus bisa jadi wanita yang mandiri, buat jaga2 kalo kepala rumah tangga berhalangan memberikan nafkah ..
ReplyDeletemelihat teman cowomu berkata demikian, tidak terbayangkan seberapa besar harga dirinya sebagai pria...
ReplyDeletebisa-bisanya berkata demikian..
well untuk topik postingan kali ini, ada yang mau saya tanggapi
saya setuju, jika kelak istri saya bekerja, tapi dengan posisi bekerja adalah sebagai aktualisasi, tidak lebih dari itu. saya jelas menginginkan istri yang cerdas dan up-to-date, agar bisa membimbing anak saya kelak.
tapi jika hingga mengambil porsi sebagai pencari nafkah, maaf.. itu tugas yang sudah menjadi kewajiban saya nanti :)
waduh mbak, postinganmu akhir2 ini sangat wanita sekali ya..!! hehe
ReplyDeleteselain tangguh, wanita juga harus cerdik n cermat..!! cerdik dlm mengatasi masalah, n cermat dalam memilih penyelesaian suatu masalah,,
wanita bekerja tanpa melupakan kodratnya
ReplyDeletebekerja ceklak ceklik dhuuuarrr
yuup..banyak koq pekerjaan yang bisa dilakukan tapi masih bisa dekat dan sempat mengurus keluarga,
ReplyDeletecontohnya bisnis yang sedang saya jalani :)
Cari akhh wanita seperti itu....
ReplyDeleteSemoga dapet heheh
di hari wanita sedunia kembali lg penuntutan gender yang sama dengan pria kan..hehe
ReplyDeleteSelamat hari wanita sedunia juga ya Nindya :)
ReplyDeleteDifoto yang diatas ninda yang mana ya :-D
ReplyDeletemoga tuhan selalu merahmati kita
ReplyDeleteakyu malah wanita karir tulang punggung keluarga. suami tuh yang di rumah urus baby, Nin.. mudah2an Tuhan memberikan para wanita yang bekerja untuk keluarganya banyak2 kesehatan agar bisa melanjutkan hidup. :)
ReplyDeleteIbu Rumah Tangga itu kegiatannya, super duper banyak.... keren kalo ada wanita yang berhenti kerja demi menjadi ibu rumah tangga. keren..
wanita itu hebat ya
ReplyDeletepunya kedudukan yang istimewa dalam Islam
Wanita bekerja itu sih boleh
mengapa harus ada hari perempuan, bukankah itu membuat kita jadi membeda-bedakan mana lelaki mana perempuan?
ReplyDeletesaya setuju banget kalo wanita bekerja...
ReplyDeleteDan saya harap sih suami2 di luar sana mengerti jika istrinya bekerja..
toch juga penghasilannya untuk RT mereka :)
wanita, dengan banyak kelebihan yang dianugerahkan Allah.
ReplyDeleteselamat hari wanita:)
wanita bekerja dan ibu rumah tangga, keduanya sama hebatnya, tidak bisa dipandang sebelah mata karena ke-2nya baik.
ReplyDelete1. Wanita bekerja, jelas membantu suami menambah penghasilan. Asalkan tahu porsinya dan mengerti tanggung jawab sebagai ibu itu baik.
Namun hati-hati ada banyak kasus anak menjadi dekat dengan pengasuhnya dari pada orang tuanya (ibu), karena keduanya sibuk bekerja.
Ada satu cerita dari seorang kawan yang resah ketika dunia menjadi terbalik, sang istri bekerja dan menjadi orang yang sangat sukses, sementara suami diminta di rumah, menjaga anak dan bekerja di rumah. Awalnya itu menjadi hal yang enak, tetapi apakah itu tidak kelewatan ??
2. Ibu rumah tangga, bukanlah pekerjaan yang mudah, mengurusi pekerjaan yang ada di rumah, anak dan suaminya. Saya rasa itu juga perbuatan yang mulia. Walaupun saya sendiri tidak ingin tidak bekerja nantinya, tetapi ada banyak hal yang menyebabkan ini menjadi pilihan, seperti :
a. Teman saya keluar dari pekerjaan dan memilih menjadi ibu rumah tangga, karena waktu, perhatian dan tenaganya sangat dibutuhkan untuk merawat ibunda yang sedang berjuang melawan kanker.
b. Teman saya keluar dari pekerjaannya, karena ia melihat anak mereka mengalami kesulitan dalam mengembangkan dirinya dan membutuhkan perhatian lebih.
Wanita, bekerja atau ibu rumah tangga itu sama hebatnya, bergantung pada kondisi dan komitmen keluarga.
Perempuan harus kuat dan pandai. Banyak hal yang dapat dilakukan dirumah, tentu seperti paparan diatas, dan itu menjadi pilihan yang bijak.
Berpikir jauh ke depan,harus, dan saya rasa itulah pintarnya seorang perempuan.Tetapi jangan takut, rejeki bisa datang dari arah mana saja,bahkan dari arah yang tidak terduga. Dan, ketika ujian itu datang, percayalah Allah akan memberikan solusinya.
Man Jada Wa Jada
saya suka quotes ini "Hidup seperti main game. Kita harus melewati level-level yang semakin lama semakin sulit sebelum hidup kita berakhir".
ReplyDeleteternyata nggak cuman pria, wanita pun seharusnya bisa berkarya sesuai dengan yang mereka mampu. dan itulah yang menjadikan wanita memiliki nilai tambah.
suka banget sama postingan kak ninda yang satu ini..
ReplyDeletesetuju banget sama tulisan2 kak ninda..
wanita bekerja bukan cuman buat jaga-jaga kalo suami berhalangan buat ngasih nafkah, klo menurut gw bekerja merupakan prestise bagi seorang individu tanpa melihat gender..well, woman's work, woman's worth-lah klo mw dibilang
ReplyDeletetonjokan kemaren ga berhasil.
ReplyDeletenonjoknya sekarang aja
Waduh kerjaan para perempuan, para ibu di rumah itu berat ( capek)Bo.....
ReplyDeleteSaya menghargai banget mereka.
Wanita, aku sangat kagum akan ketegaran dan kekuatan yang ada dalam kelembutannya!
ReplyDeleteya kalau begitu jangan bicara gender...bicarakan saja secara umum yaitu manusia...karena semua sama...sama mempunyai hak dan kewajiban....saling mendukung..saling mengisi dan saling menjaga kehormatan masing-masing dan pasangannya........
ReplyDeletenumpang mejeng di jam 1.30 malam
ReplyDeletehiiiiiiii
kayaknya kemarin saya udah komen koq nggak kepublish yah?
ReplyDeletesaya suka quotes yang ini :Hidup seperti main game. Kita harus melewati level-level yang semakin lama semakin sulit sebelum hidup kita berakhir.
memang hidup selalu berjuang, semakin tinggi derajatnya semakin banyak kesulitannya..
termasuk wanita bekerja, menurut saya itu bentuk kemandirian pihak wanita yang tidak mau bergantung pada suami. dan itu sah-sah saja
Setuju..setujju
ReplyDeletewanita bekerja no problem...asal bisa menjaga kehormatannya dan pada porsinya....ckkckck
porsi kayak makanan....
^______^ siang mba...
sebenarnya tugas utama dari seorang wanita setelah berumah tangga adalah mengatur bagaimana rumah tangganya bisa berjalan dengan baik,mendidik anak dan merawat suami.
ReplyDeletebekerja boleh, tapi jangan sampai melupakan dan menomorduakan apa yang menjadi kewajiban seorang wanita
wanita mandiri adalah wanita idaman saya :)
ReplyDeletewaduh postingannya panjang amat..
ReplyDeletemau share sedikit.
nyokap ane orang yang workaholic,, jadi ane waktu kecil sering ditinggal seharian, sampai hari ini beliau masih aja kerja sebagai pemilik warteg yg cukup sukses sehingga anaknya bisa masang internet sendiri dirumah , hehe/./.
pernah gw tanya "Ma, kapan mama pensiun
?"
beliau jawab "Makanya belajar yang bener nak, mama kerja gini buat biayain kamu sama nyiapin masa depan kamu... "
dan gue pun terdiam..
bokap? juga sama workaholicnya dengan nyokap ane.
sekian share dari ane..
selama kita mampu nggak ada salahnya toh nyin? ya nggak?
ReplyDeletewanita,harus bisa.
ReplyDeleteSalam BW Ninda
ReplyDeletesaya nggak bela wanita, betapa berat kaum hawa yang gak pernah berhenti beraktivitas mengurus anak, rumah sampai apa saja.
soal hidup jgn tiru falsafah air mengalir dari tinggi ke rendah, kalau asap dari rendah ketinggi, biar tahan hembusan angin.
malam Ninda
yup.. wanit bisa bekerja dan memiliki kemampuan yang tak kalah dari pria. lagipula, pria dan wanita memiliki kelebihan dan kekurangan masing2 kan?..
ReplyDeletebanyak ya yg menginspirasi ninda?
dan ninda pun menjadi salah satu inspirasi saya.. :D
Selamat hari perempuan, semoga kelak Ninda bisa menjadi seperti yang dinginkan.
ReplyDeleteSalam...
bekerja sich gak apa2 tapi jangan lupa kodratnya aje
ReplyDeletePanjang pi mantaf!
ReplyDeletehe..he.. salam kenal semuanya..