Monday, May 9, 2011

SEPERTI MENGGAMBAR PANJUL

Lewat obrolan kecil dengan seorang teman yang dulunya juga illustrator majalah bareng saya sewaktu saya SMA, saya jadi ingat masa-masa saya begitu sering menggambar. Saya pikir menggambar juga bisa tanpa bakat yang dibawa dari lahir, cuma perlu banyak latihan dan kecintaan pada apapun yang berhubungan dengan menggambar.

Saya ingat kapan kemampuan menggambar saya menurun pelan-pelan sampai signifikan. Sejak SMP kelas tiga. Dan sekarang saya bahkan tidak pernah lagi menggambar. Gambaran terakhir saya ketika awal kuliah. Itupun sudah kaku disegala bagian.

Saya melupakan dunia itu. Padahal dulu saya suka pelajaran menggambar lebih dari mata pelajaran apapun. Menggambar adalah tombol refresh dalam seminggu antara senin sampai sabtu.

Obrolan kecil itu juga membawa teman lain yang sudah lama tidak lagi menulis, saya ingat dulu dia begitu produktif, jauh lebih produktif dibanding saya. Sebelum novel saya keluar ketika kelas dua SMA, dia memenangkan lomba Biore yang hadiahnya iPod Apple dan sesuatu yang entah apa saya lupa. Waktu itu iPod produk mewah, barusan keluar yang hitam putih saja dan dia sudah punya bahkan sebelum iPod booming di Indonesia. Dia bisa menulis banyak judul novel dalam kurun waktu satu semester. 
Ngga seperti saya yang pembosan dan lebih mencintai tulisan-tulisan pendek karena membuat isi kepala saya lebih lancar mengalir.
Bagaimana bisa dia melupakan menulis?
Sama seperti bagaimana bisa saya melupakan menggambar yang menjadi cinta sejati saya sejak kanak-kanak hingga remaja. Entahlah.
Menulis dan menggambar rupanya adalah contoh dua hal yang harus dilatih terus menerus.

Tapi dari itu saya paling ingat satu hal. Ketika majalah sekolah SMA saya memberi saya tugas menggambar komik pendek Panjul. Panjul adalah tokoh majalah sekolah saya selama lebih dari betahun-tahun, mungkin puluhan tahun karena ketika saya membaca majalah sekolah tersebut pada edisi tahun tante saya masih SMA sementara sekarang tante saya sudah kepala 3 usianya, Panjul sudah ada dan mewarnai eksistensi majalah sekolah.

Panjul adalah karakter istimewa. KARENA DIA SELALU LUCU.
Saya rasa saya bukan orang yang tepat untuk menggambar Panjul, corak gambar saya ngga lucu dan saya juga ngga punya kemampuan melucu melalui tulisan atau gambar. Mental saya jatuh bahkan sebelum mengerjakan itu. Dan mendengar kabar bawa senior saya mengumpulkan ide menggambar Panjul bisa sekitar tiga bulanan. "Kalau menggambarnya sih gampang, cerita lucunya yang biking pusing..," dengar-dengar lagi katanya begitu. Saya selalu suka cerita Panjul yang dikerjakan senior ini, begitu juga keunikan gambarnya. Hopeless, saya kok... ngga punya semuanya ya...

Karena deadline sudah semakin mendekat dan nyali saya semakin ciut sementara tidak mungkin ada pengalihan tugas maka saya mulai mencoba, mulai mengalokasikan waktu-waktu melamun saya yang ngga perlu untuk mikirin si Panjul ini, gambar-gambar muka Panjul ketawa, cengengesan, muka datar seperti muka saya dan yang lain-lain. Entah bagaimana cara saya mengerjakan itu tapi akhirnya jadi juga 1-2 halaman A4 kalau tidak salah waktu itu. Dan saya menyerahkan itu sebelum tanggal deadline. Meskipun ngga selucu dan seunik ceritanya senior saya. Tapi saya menyelesaikan itu juga kan, dan saya berusaha.

Perasaan yang sama datang ketika saya ada di awal semester akhir ini kemarin. Magang, menyusun laporan magang dan skripsi. Laporan magang ini nyaris mirip skripsi kalau saja ditambahkan satu bab lagi di belakangnya. Saya gemetaran duluan. Yang paling menakutkan saya adalah kenyataan bahwa saya tidak pernah punya pengalaman penelitian melalui karya tulis ilmiah atau apapun yang sejenisnya. Yang saya tahu fiksi dan mentok-mentok tulisan berita yang memuat sebuah liputan.

Saya ngga tau apa-apa soal ini. Kemudian laporan magang saya sudah selesai, tinggal menunggu perbaikan-perbaikan dari dosen pembimbing. Bimbingan skripsi sudah dimulai. Saya sudah ngga punya weekend. Dan hidup saya berkisar antara kos, kampus sendiri, kampus orang lain, rumah dosen. Saya masih mual tentang kemungkinan bahwa saya tidak tahu apa-apa tentang menulis skripsi, belum lagi ujian skripsi yang biasa disebut ujian kompre di kampus saya... semakin mual.

Ucapan si teman yang berhasil sedikit membangkitkan optimisme saya :
"Kalau bisa menulis cerita ratusan halaman dan blog yang sering di update, masa sih ngga bisa nulis skripsi?"

Benar juga, dan satu lagi kuncinya sama : untuk menulis keduanya kamu harus rajin membaca. Itu persamaan skripsi dan cerita... bagi saya.

Apapunlah. Abaikan dan berusaha saja. Hehehe (tawa berusaha optimis).
Saya harus kompre dan yudisium semester ini.

20 comments:

  1. anin... miaow... miaow... *komenGaPentingSeduniah
    ih keinget gambar panjulmu deh yg bengkong bengkong, wkwk

    ReplyDelete
  2. setuju mbak, membaca itu salah satu faktor penentu suksesnya skripsi. saya rasa dengan hobi kita ngenlog sekarang, kita hanya perlu niat lebih untuk membaca buku2 kuliah yang berhubungan dengan kelancaran skripsi tadi. buku dan blog kan beda bacaan... pasti ada rasa bosan dan males, cuman demi tekad. abaikan dulu...

    ReplyDelete
  3. kalo gitu, skripsinya menggambar panjul aja dong
    heheh...

    ReplyDelete
  4. wah ninda sama kayak aku ya, aku juga gampang bosenan loh, susah bgt rsanya merubah sifat itu..

    Salam kenal, moga sukses bikin novelnya..

    ReplyDelete
  5. nindaaa,,,,aku pas baca artikel yang ini brsma tmnku yng namanya panjul,,dia tertawaaaa..hahaha
    maksih nindaaa postinganya,,,membuat kita berdua tertawa..hehehe

    ReplyDelete
  6. Pengen bilang semangat! :)
    Semoga lancar skripsinya, aamiin

    ReplyDelete
  7. intinya, kalo memang suka, ditekuni, pasti sukses. aku juga terakhir menggambar (yg menurutku bagus) itu pas SMP sejak itu aku meninggalkan arena gambar xDD

    ReplyDelete
  8. buat saya tulisan di atas adalah bumerang untuk penyemangat jiwa :)

    Nice post ninda!

    ReplyDelete
  9. gambar panjulnya mana Ninda?

    ReplyDelete
  10. kak ninda kayaknya masalah qt berdua saat ini hampir sama,,pusing dengan skripsi..^__^

    kak ninda pasti bisa,tulisan2 kak di blog tuh keren pasti nulis skripsinya bisa & hasilnya keren

    semangat kak ninda

    ReplyDelete
  11. Hehe wah sama saya juga suka gambar dulu, bahkan dari balita. Tapi pas masuk SMP, makin lama, saya jadi gak ngegambar lagi -__-
    Btw soal panjul, jadi penasaran karakternya seperti apa :D

    ReplyDelete
  12. mungkin perlu sugesti besar untuk memulainya....

    Makanya aku setuju dengan ucapan doi yang terakhir itu,,, skripsi bisa mengasyikkan seperti posting blog mungkin yah ^_^

    semangat!!!

    ReplyDelete
  13. gak ada gambarnya di panjul nih?

    ReplyDelete
  14. @mbak ami dan joe, saya gambar panjul waktu SMA jadi ngga punya arsipnya.. mungkin majalahnya masih ada di rumah..


    @deva, heh kau juga sama lucunyaa hahaha ayo menggambar =..=

    ReplyDelete
  15. berarti kita sama dong, mbak. Punya hobo gambar, tapi berhenti pas smp.
    Padahal menggambar jadi favorit hobi saya. Menulis juga, pas setelah era menggambar berganti hobi menulis cerpen...
    tapi setelah mikir gak dapat apa-apa dari nulis cerpen. Ya jadi berhenti karena perhatian udah terpceah kemana-mana.

    ReplyDelete
  16. hihi... gambar saya inoyasha dan naruto. masa SMA masa SMA...

    ReplyDelete
  17. hm, mengangkat isu yang mirip dengan my name is khan ya.
    menarik nih.

    ReplyDelete
  18. Semoga Gala Premiere film, ada di Malang terus saya di undang, atau kalau Anyin yang di undang saya diajak ya !!!

    ReplyDelete
  19. Ada tanda tanya besar, sebentar lagi SNMPTN, gimana ya soalnya ???

    ReplyDelete
  20. wah, lagi mau garap skripsi nih...sama dengan saya dong...saya juga masih belum...sementara teman-teman dah ada yang selesai. Semoga bisa menyelesaikannya dengan cepat. Amiin..

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar tanpa link hidup ya... Komentar dengan link hidup akan dihapus :)

Previous Page Next Page Home