These overflowing emotions won’t stop
Right now I love you so much
I can’t even put it into words....
Sayang, maafkan saya... saya tidak bisa menjadi seperti yang kamu impikan. Lelaki yang menyerupai aktor film bergenre romantis. Saya tidak romantis, saya tidak pandai berkata-kata, saya tidak pandai memainkan lagu indah dari benda bernama piano di depanmu, apalagi merangkai bait-bait puisi untukmu. Bait-bait yang cukup mengantarkanmu tidur dengan nyenyak tanpa gelisah menunggu saya pulang.. perasaan gelisah itu kemudian membuat kamu terjaga sepanjang malam hingga saya pulang keesokan hari. Sementara saya ingin kamu tidur cukup setiap malam, tidak perlu sampai bergadang menunggu saya pulang. Kamu juga tahu saya tidak bisa selalu dengan cepat membalas pesan singkatmu, atau panggilan yang sampai ke layar ponsel saya dari kamu. Sungguh sayang, bukan mau saya begitu...
Dan maaf karena itu pula, saya juga tidak bisa selalu ada setiap waktu, setiap kali kamu tengah begitu membutuhkan saya.
Sayang, maafkan saya.
Kemudian kamu marah, kamu menangis... dan hati saya kemudian ikut bersedih. Apapun sedih yang merambati kamu, tahukah kamu disaat yang bersamaan saya juga merasakan kesedihan yang setara dengan itu?
Dan maaf karena itu pula, saya juga tidak bisa selalu ada setiap waktu, setiap kali kamu tengah begitu membutuhkan saya.
Sayang, maafkan saya.
Kemudian kamu marah, kamu menangis... dan hati saya kemudian ikut bersedih. Apapun sedih yang merambati kamu, tahukah kamu disaat yang bersamaan saya juga merasakan kesedihan yang setara dengan itu?
Saya tidak suka menulis status-status yang memuja kamu di akun jejaring sosial yang saya miliki, tidak bisa juga menulisi wall mu dengan kata-kata yang mampu melambungkan hatimu.
Saya tidak bisa, sayang...
Kalaupun saya bisa, mungkin saya hanya akan melakukannya sesekali. Sesekali yang sangat sangat jarang.. sama langkanya dengan gerhana matahari. Saya tidak suka membagi rasa manis yang semestinya hanya tertuju untuk kamu jadi terbagi untuk orang lain juga. Orang-orang yang matanya merintisi beranda, tanpa sengaja mengintip kita.
Entah benar-benar kebetulan atau garis nasib kita bersinggungan, bagi saya pertemuan kita adalah keajaiban. Kita tidak pernah saling mengenal jauh hari sebelumnya dan suatu hari, singgungan takdir itu mempertemukan saya dengan kamu, sekaligus percikan kembang api itu. Nasib menitipkan kamu kepada saya sejak saat itu. Sekalipun saya tidak tahu kapan tepatnya saya mulai merasa begitu jatuh cinta kepada kamu dan kapan kamu merasakan hal yang sama.. bagi saya menekan rasa itu dengan waktu yang tidak sebentar dan perjalanan panjang menuju hatimu agar paling tidak saya bisa mengintip isinya adalah perjuangan yang tidak mudah.
Kalaupun saya bisa, mungkin saya hanya akan melakukannya sesekali. Sesekali yang sangat sangat jarang.. sama langkanya dengan gerhana matahari. Saya tidak suka membagi rasa manis yang semestinya hanya tertuju untuk kamu jadi terbagi untuk orang lain juga. Orang-orang yang matanya merintisi beranda, tanpa sengaja mengintip kita.
The days you’ve given me accumulate
The days that have passed, the paths we walked together
Whether our meeting was coincidence
Or fate, just the fact that we met
Is a miracle
Entah benar-benar kebetulan atau garis nasib kita bersinggungan, bagi saya pertemuan kita adalah keajaiban. Kita tidak pernah saling mengenal jauh hari sebelumnya dan suatu hari, singgungan takdir itu mempertemukan saya dengan kamu, sekaligus percikan kembang api itu. Nasib menitipkan kamu kepada saya sejak saat itu. Sekalipun saya tidak tahu kapan tepatnya saya mulai merasa begitu jatuh cinta kepada kamu dan kapan kamu merasakan hal yang sama.. bagi saya menekan rasa itu dengan waktu yang tidak sebentar dan perjalanan panjang menuju hatimu agar paling tidak saya bisa mengintip isinya adalah perjuangan yang tidak mudah.
We walk close together
Making our eternal love tangible
I want to always be smiling by your side
“Thank you” and, ah, “I love you”
Just aren’t enough, just at least let me say
I’m happy
Dan sejak itu sayang, saat-saat itu begitu berharganya... saya menikmati setiap detik hidup saya yang saya lewatkan bersama kamu. Lagi-lagi saya tidak pandai berkata manis. Terima kasih.. terima kasih karena membuat waktu-waktu yang tadinya begitu standar dalam hidup saya menjadi istimewa luar biasa. Saya bahagia. Dan bahagia-bahagia itu berentetan, melihat wajahmu ketika menunggu saya. Dan kalimat yang berloncatan keluar seperti biasanya, "Bagaimana hari ini, tampan?"
Membuat saya rikuh... saya tidak tampan sayang, bahkan cermin juga enggan berbohong kepada diri saya. Sering sekali saya protes kepada kamu dengan panggilan itu, tidak sesuai diri saya.
"Bagi saya kamu tampan luar biasa," katamu.
Saya bahagia.
Just having your right hand
Wrapped up
In my left hand
Made me feel your love
We found the little happinesses in each day
In the slow path we walked
Our meeting is just one small thing
In a big world, but just the fact that we met
Is a miracle
Even on days when nothing goes well
Just being together cheers me up
And I can forget the bravado and loneliness
When I’m with you, lala, I can be myself
Just stay with me forever
Dan saya tidak juga pandai menyampaikan kepada kamu, cinta saya. Yang bisa saya lakukan hanya seperti ini, mencintai kamu dengan cara saya, mencintai kamu tanpa banyak kata-kata yang saya tahu sebenarnya kamu harapkan. Saya hanya bisa begini saja, memberikan paha saya sebagai bantal keesokan pagi ketika semalaman saya tidak bisa menemani kamu... dan kamu seperti yang sering kamu lakukan, begadang menunggu saya. Bahkan menikmati rasa kaku pegal-pegal karena tidak berubah posisi, saya takut kamu terbangun.. tidurmu kurang tadi karena saya. Tapi bahagia itu, karena saya ternyata berarti bagi kamu.
Saya hanya bisa begini saja, mengelus punggung kamu ketika cengengmu kambuh saat menonton film atau video sedih, "Ssst... sayang, saya disini," tersenyum memaklumi ketika air matamu tambah deras, padahal hanya film.. kamu bisa begitu terhanyut.
Atau membuatkanmu es sirup ketika kamu kepanasan, mengancingkan kancing lengan di pergelangan tanganmu ketika kamu susah melakukannya, "sini, manja..." tapi saya melakukannya dengan bahagia.
Kamu satu-satunya yang tahu hal-hal yang tidak pernah saya bagi dengan orang lain, bahwa saya sering merasa sepi dan sendirian sebelum kamu hadir, dibalik wajah ceria ini. Dan masa-masa paling gelap itu, kamu yang tahu. Karena itu sayang, wanitaku... maafkan lelaki ini yang tidak mengerti bagaimana cara terbaik melambungkan hatimu... yang tidak bisa merayu dan sering terlalu sibuk, tidak punya banyak waktu untukmu. Jangan marah sayang, jangan bersedih... jangan berhenti untuk mau menemani hati saya.
Saya membutuhkan kamu lebih dari yang bisa saya katakan.
Saya mengasihi kamu lebih dari yang kamu kira.
Memang tidak menggunakan cara-cara yang biasa kamu tonton di film romantis, atau novel-novel berkisah manis... saya mencintai kamu dengan cara-cara saya. Cara-cara seorang lelaki yang tidak pandai berkata-kata apalagi merayu.
Memang tidak menggunakan cara-cara yang biasa kamu tonton di film romantis, atau novel-novel berkisah manis... saya mencintai kamu dengan cara-cara saya. Cara-cara seorang lelaki yang tidak pandai berkata-kata apalagi merayu.
Jangan lagi bersedih karena saya sayang, saya akan memperbaiki hal-hal yang menyusahkan hatimu. Begitu ngilu hati saya ketika kamu mengeluh tentang sedikitnya waktu yang bisa kita lewatkan bersama. Karena sedikit itu, jangan semakin dijadikan sedikit dengan spasi yang merentangi kita ya..
Besok pagi saya janji, seharian menemani kamu meskipun bahkan hanya jadi bantal akhirnya. Tidak apa-apa.
Jadi malam ini jangan begadang lagi ya, janji juga? :)
~
dari sebuah lirik lagu indah di youtube. sweet, melebihi chocolate cake :))
Sehangat kopi cream menemani malam panjang yang romantis.
ReplyDeleteSukses selalu
Salam
Ejawantah's blog
Utopia dech...sesali tak sejak dulu :))jiahahaha.....
ReplyDeletesalam kenal, sahabat
Duuuh tulisannya, kayaknya lagi berbunga-bunga....
ReplyDeleteAssalamu'alaikum Manusia itu tidak sempurna tetapi akan mencoba menjadi orang yang sempurna
ReplyDeletejadi penasaran, siapakah "kamu" yang dimaksud didalam tulisan ini?. hehehe..
ReplyDeletekayaknya lagi kesambet setan romantis ya Nin?
@mbak ami, ah ngga juga mbak... :P
ReplyDelete@bang gaphe, ini dari sudut pandang lelaki. 'kamu' ya si wanita.. bisa siapa saja.. namanya juga cerita...
jarang sekali lelaki yang seperti itu, bahagianya si 'kamu'
ReplyDeletesweetr banget. tapi kok mirip pangeranku ya. gak bisa romantis. gak bisa bikin hati melambung.
ReplyDeletesuka dengan alurnya >,<
ReplyDeleteSalam Kenallll
ReplyDeletebegadang jangan begadaaaaaangg
ReplyDeletekalo tiada artinya...
tadi ketemu dia, ternyata belom diapprove juga
fb tutup sementara mo skripsian.
jadi mention at @pirawa aja
hmmmm... bagus banget artikelnya, senang sekali bisa berkunjung lg ke sini.
ReplyDeleteSalam kenal..
sound perfect.. :)
ReplyDeleteinspired me...
seperti kisah nyata, sedih, haru. si 'lelaki' bukan tipe romantis ya?? tapi cintanya begitu besar.
ReplyDeletehanya dr sebuah lirik lagu, giman caranya mbak Nin????
Cinta.. :)
ReplyDeleteciiieee so sweet. :")
ReplyDeleteItulah hidup penuh misteri, kadang akal sehat tidak bisa membayangkan tentang sesuatu yang kita dapat, apalagi jodoh , pokoknya rahasia Tuhan deh.
ReplyDeletembak ninda ini true story apa emg cuma lirik lagu di youtube?bagus bgt... :))
ReplyDeletegood words nyin...
ReplyDeletegood words nyin...
ReplyDeleteartikelnya bagus, keliatan kayak lagi bahagia..
ReplyDeleteSalam kenal..
kok jadi ingat suamiku? ;)
ReplyDeleteTadinya dikira dari sudut pandang cewe ternyata cowok yah. Hehe.. Nice bgt.
ReplyDeleteentah mau menulis apa nin di kolom komentar yg tersedia ini, yg jelas tulisan ini, "indah sekali...", membacanya menjadi terhanyut...^_^
ReplyDeletebahagianya jika menemukan teman hidup yg begitu memahami kita....^^
ReplyDeleteapa kabar nin ?
cinta..
ReplyDeleteromantis..
sungguh terhanyut..
Mbak Ninda, bagus banget loh. Hebat, seandainya lelakiku yang menulis pengakuan ini. Sungguh, ini lebih romantis dari apa yang dia bilang nggak bisa tentang romantis :')
ReplyDelete