from elcamiinooreal's mim
HARI BARU.
Jadi kapan kemarin saya ujian, hari kamis pagi pukul 9.
Saya mempertaruhkan segala hal yang saya kerjakan dua bulan satu minggu saat itu. Kata orang-orang saya cepat sekali.... atau mungkin malah terlalu cepat?
Saya tidak merasa dipuji... Bagi saya itu sampai di kepala saya bukan dalam bentuk pujian.. melainkan sebuah pertanyaan yang mempertanyakan keyakinan saya.
Jawabnya : Iya. Iya benar bahwa saya tidak yakin. Semua ini saya awali dengan kenekatan yang melipuri sekujur syaraf. Saya nekat, bukannya berani. Saya nekat karena nekat bukan karena keyakinan bahwa segala sesuatu akan berjalan seperti keajaiban sleeping beauty yang tidur seratus tahun kemudian terbangun dalam keadaan fisik yang tidak berubah dan mulut yang saya asumsikan entah bagaimana jadi sama sekali tidak bau.
I don't have that kind of confident deep on myself.
Saya merasa grogi dan tertekan selama berminggu-minggu karena segala yang ada untuk saya saat ini semakin tidak akan menjadi lebih gampang (sesuatu yang saya harapkan).
Bagaimana saya bisa merampungkan ujian terakhir sebagai mahasiswa strata satu itu?
Mmm.. yang jelas lebih sederhana daripada datang ke orang 'pinter' untuk mempermudah tugas saya, atau datang ke orang pinter beneran yang ngerjain tugas saya untuk dibayar. Saya ngga melakukan itu, ada cara lebih sederhana yang saya yakin semua orang sebenarnya bisa melakukannya. Sesederhana menyingkat waktu-waktu nonton menjadi jeda ketika kita sedang mengistirahatkan jemari, waktu-waktu tidur menjadi spasi ketika tubuh sudah ngga bisa menanggung lelah... jangan habiskan satu haripun tanpa melirik pekerjaanmu itu. Tidak bisa dikerjakan banyak, selembar dulu, atau sehalaman.... masih kesusahan? oke, satu paragraf juga boleh, masih ngga bisa? Seengganya kamu membuka filemu dan baca-baca sepintas.. Asal konsisten tidak melewatkan barang satu hari untuk berhenti memikirkan karya manis itu untuk segera diselesaikan, dan deadline lulusmu tercapai sesuai target.
Saya pikir saya ngga akan mungkin bisa menulis tulisan panjang ilmiah semacam itu. Saya ngga punya sedikitpun passion disitu, tapi kewajiban adalah sesuatu yang mesti berjalan sekalipun kita tidak suka menjalaninya. Print out yang kacau balau, saya bingung saking banyaknya yang mesti saya print.. dan ngga memeriksa ulang hasil print yang kecetak di kertas 150an halaman (dan print out kacau ini juga menuai banyak kritikan pedas sewaktu ujian).
Saya maju ujian dengan memaksakan pandangan ke dalam hati saya. Merasa siap atau ngga siap, kamu harus cepet ujian. Kamu ujian hari ini atau setahun yang akan datang... sama aja, itu ngga akan membuat kamu tidak dihujani kritikan pedas.
Menguatkan hati sedemikian rupa, beberapa hari sebelum ujian ketemu teman satu bimbingan yang sudah lebih dulu ujian, "Tenang aja pembimbing kita enak kok... beliau akan membantu menjawabkan pertanyaan-pertanyaan yang kamu ngga bisa jawab,"
Beban saya berkurang sekitar lima kilo.
Teman saya, beda konsentrasi mengemukakan pengalamannya ujian, "Ngga sesusah itu kok, Nin... tenang aja... santai ujiannya kayak diskusi biasa aja sebenernya. Cuma ya emang sih susah untuk ngga grogi sebelum ujian. Waktu ujian dan aku masuk ruangan udah ngga grogi sama sekali karena atmosfernya itu lo.. santai..."
Beban saya berkurang lima kilo lagi. Hati saya sudah lumayan adem.
Meskipun tetap saja, bagian yang menakutkan dari ujian sebenarnya bukan pada pertanyaan seputar skripsimu (yakin saja kamu bisa selama kamu mengerjakan dengan tanganmu sendiri) tapi pertanyaan dasar yang mungkin sudah sejak semester satu kuliah saya lupakan dan gangguan internal grogi yang menjadi blank.. sesuatu yang dapat membuat kita menjadi bodoh secara instan, tidak mampu menjawab pertanyaan yang sebenarnya gampang dan semestinya kita mampu-mampu saja menjawabnya ketika tengah berada ditempat dan suasana yang berbeda.
Nasib....
Kenyataannya :
Sewaktu ujian gambaran itu musnah sama sekali. Sepuluh kilo balik ndekam di hati saya. Dan bukan hanya menerima pembantaian, saya merasa sedang dicincang jadi dendeng dan di giling menjadi abon. Pertanyaan-pertanyaan yang digulirkan melebihi batas perkiraan saya. Serem. Ngeri. Saya ngga mendapatkan bantuan yang awalnya saya pikir bisa jadi pilihan, malah dua kali pembimbing saya meninggalkan ruang ujian untuk suatu hal yah memang ngga lama sih tapi saya jadi tambah depresi. Nyaris saja saya nangis di ruangan ujian ditengah berlangsungnya proses 'pencincangan' itu. Aduh... jangan sampai nangis, Nin... jangan sampai nangis... malu-maluin banget kalau sampai nangis disini.
Saya keluar ruangan untuk menunggu hasil ujian saya dengan muka yang warnanya campur baur, kesal campur sedih... merasa lemah, merasa otak saya 'kopong'.
Saya dipanggil setelah beberapa belas atau puluh menit untuk pengumuman kelulusan. Dosen-dosen saya masih saling berbicara ketika saya membereskan alat-alat presentasi, draft skripsi serta buku-buku teori yang menumpuk. Sesak. Tanpa bisa saya tahan lagi saya nangis disitu, ditempat itu tanpa sebuah alasan yang cukup masuk akal untuk membuat orang lain atau bahkan saya sendiri paham mengapa saat itu, ditempat itu air mata saya banjir seperti luapan air parit setelah hujan deras belasan jam.
Percampuran antara tangisan tidak masuk akal, sakit mag saya yang kambuh dan rasa lelah luar biasa karena sulit tidur pada malam sebelumnya. Saya tidur seperti melamun, ngga sampai berjam-jam. Dini hari jam 3 pagi saya sudah kebangun, tanpa bisa berusaha tidur lagi.. hingga waktu ujian. Yang saya pengin cuma baringan dikasur saya, selimutan dan meluk guling. Susah payah menahan rasa malu karena menangis seperti itu. Saya malu menangis dihadapan orang yang apalagi secara emosi 'ngga sedekat itu' sama saya.
Dan saya dinyatakan lulus, dengan tambahan harus memperbaiki skripsi saya sesuai dengan yang diminta dosen-dosen penguji. Lulus belum resmi, saya masih harus mengejar tanggal yudisium demi officially bachelor of economics tanpa biaya yang mesti ditambahkan lagi. Batas maksimal satu bulan, saya harus mengulang ujian lagi jika melebihi itu. Ngga. Saya harus lulus tanggal 10 Agustus ini.
Saya masih mikir kalau hari itu saya total nekat. Tapi kelelahan luar biasa itu, pengorbanan banyak waktu dihari-hari yang lalu... saat itu terasa worth it dengan pengharapan dan kemungkinan yang lebih besar lagi untuk lulus sesuai deadline yang saya tetapkan.
3,5 tahun +, plus satu semester raib dari kampus.
Hadiah dalam perjalanan menuju alamat saya yang semoga bisa sampai dengan selamat tanpa rusak dan tercecer di tengah jalan. Tanpa tambahan satu + lagi untuk waktu menjadi mahasiswa strata satu.
semangat dong...
ReplyDeletepokoknya harus lulus apapun yang terjadi
kalo belum juga, nekat aja ngelulusin diri
hehe
semua butuh proses Ninda. Minta bantuan dari Allah semoga semua dimudahkan. Aku kirim Al Fatehah buatmu ya.. (balesin doa juga boleh kok, hehehe)
ReplyDeleteanin... aku jadi ga pengen lulus.. *eh* *becanda*
ReplyDeletedoakan saya sekuat kamu ya... :))
kakak semangat,, dc juga kemarin pas tgl 20 ujian,tapi ternyata harus ada perbaikan,insya Allah tgl 5 agustus udah ujian perbaikan
ReplyDeleteayo semangat, pantang nyerah bt jadi strata satu..^__^
sabar Nin.Semangat.semuanya akan bisa dilewati.....
ReplyDeleteayo semangaaaaat
ReplyDeleteberdoa dan berusaha
keep smile
mohon maaf lahir bathin ya... ya Nyin
semoga amal ibadah kita semua diterima Allah SWT
semoga ketemu lagi dengan Ramadhan tahun depan
smoga tergenggam asa ya Nin
ReplyDeletesaya mengucapkan selamat menjalankan rukun islam ke-4, semoga kita mendapat berkah dariNya.
membaca kisah perjuangannya jadi mengerti kenapa nagis2...Alhamdulillah ya....
ReplyDeleteRamadhan ini dapet kado istimewa lulus dari FEB....
Lanjutkan pada mimpi2 berikutnya...
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
aaaaaaaaah,,, gw nyesel baca ini.. pikiran gw jadi kalang kabut,.... huhuhuhhuhu
ReplyDeletebtw good luck yah yang udah kelar skripsinya... :)
iya kakak,itu template design sendiri..^__^...
ReplyDeletesemangka..
chyahooo kak :) kamu pasti bisa :)hihihi....
ReplyDeleteAlhamdulillah, semua usaha dr kita tdk akan sia2
ReplyDeletejd teringat ketika brsibuk ria dgn skripsi/T.A [teknik], kecemasan melanda, tp barakallah semua bs dilalui dan akhirnya setelah keluar dr kampus kt menjadi bahagian dr masyarakat, sisa kita pilih mau jd masyarakat yg sukses ataukah justru menjadi permasalahan baru ditengah2 masyarakatt kita...
aku mundur tahun besok nyinn...
ReplyDeletedikarenakan hal hal hal hehe
jgn lupa berdoa..hihii
ReplyDeletesukses ya ^^
semangat semangat Nyin.. semoga dengan kamu tulis disini, beban 10 kilo itu pergi, jangan sedih.. kamu pasti bisa, semangat-semangat. semoga tanggal 10 esok menjadi hari paling indah buatmu, Amin..
ReplyDeleteselamat berpuasa Anyin :)
selamat menunaikan ibadah puasa 1432 h
ReplyDeletesalam kenal! jangan lupa follow blog saya yah
Assalamu'alaikum
ReplyDeletealhamdulillah ikut bahagia Ninda Lulus,
usaha yang tersebut telah bersemi menampakan kuncup-kuncup keberhasilan.
mudah-mudahan berbunga dan berbuah.