ADIOS!
selamat tinggal. selamat tinggal dan terima kasih. selamat tinggal terlihat begitu kasar bukan?
Tapi aku kepalang pingin mengucapkannya semata untukmu.
aku memang sudah begitu tidak bisa merasa bagaimanakah rasa kehilangan itu jika harus meninggalkanmu. biasa, seperti seolah aku meninggalkan bantal yang kusayangi dalam tas plastik yang nantinya akan merambat ke tong sampah. bukannya tidak pernah mengasihimu, seumur hidup aku bertahun-tahun berpijak padamu... belasan tahun mungkin atau bahkan memang benar-benar seumur aku bernyawa. darimana ukurannya, aku tidak bisa menerka. kau tetap seperti menara eiffel di kota paris bagi hidupku, pusat segalanya berputar dan adalah inti yang penting bahwa semua terjadi di permukaan tanahmu. aku nyaris tak ingin pulang kalau saja tak kuingat sudah belasan bulan aku tak juga mengunjungimu. kunjungan itu, tahukah kamu bahwa akan sebegini jauh membuat aku merasa sedemikian merana. merana dan bersedih karena memutuskan untuk menengok perkembanganmu... si kecil yang menggeliat dan berangan akan jadi wanita glamor setara mereka yang tinggal di kota metropolitan. sepertinya segalanya ini akan berada pada tempat yang semestinya jika aku tidak datang memijak padamu dengan penuh kerinduan. aku rindu. dan sedih di kutub lainku.betapa aku tahu kamu paham dan betapa aku semakin tahu bahwa kamu mampu paham aku. aku semakin berkeinginan meninggalkan kamu dalam sepidalam gemerlap perkembanganmu. dalam orang-orang yang mampu mengubahmu dan rinduku yang terbekukan dalam kulkas bernama dunia kehidupan ini. aku menolak merindukanmu, kemudian aku akan berbalik, memilih berbalik untuk pergi darimu lama-lama. sampai aku siap benar-benar berdiri sendiri. kau tentu tahu alasannya bukan...ada beberapa hal yang aku selalu butuh alasan untuk melakukannya dan ada beberapa hal yang aku tidak butuh kosa kata alasan. salah satu contohnya adalah alasan berhenti merindukanmu, pergi dan tidak menapakimu untuk tidak lagi kembali entah sampai kapan. sudah cukup banyak hal-hal yang timbul tenggelam karena aku yang datang kepelukanmu. jangan persembahkan kerikilmu ketika aku memilih kembali suatu saat setelah masa yang lama nanti, aku mohon.
tak kirain ini berkaitan sama cerbung atau apa gitu ternyata perasaan yang sesungguhnya, iya kan mbak? hoho :p
ReplyDelete