ini cuma satu gambar,
dan kita bisa menjabarkannya menjadi
potongan-potongan kecil cerita yang bisa jadi
tidak saling berhubungan
dan kita bisa menjabarkannya menjadi
potongan-potongan kecil cerita yang bisa jadi
tidak saling berhubungan
Sejenak saya bingung, apa mata saya yang rabun ataukah memang kadar kewarasan saya mengalami penurunan sementara kadar kebodohan mengalami fluktuasi gila-gilaan? Atau mungkin wanita cantik itu sudah berumur tua dan teman-teman saya berhasil mengetahuinya dengan gemilang? Hal yang tidak dapat dengan bagus dilakukan seseorang yang sering tidak tahu hari ini hari apa dan tanggal berapa seperti saya.
Ketika trainer menanyakan apa yang kami lihat dari gambar itu, saya menjadi semakin bingung dan di akhir kebingungan itu saya memutuskan untuk mengikuti pendapat terbanyak saja. Saya ikut-ikutan menyatakan bahwa saya melihat sesosok nenek tua. Salah satu teman saya diminta trainer untuk menunjukkan bagaimana dia bisa menyatakan kalau itu gambar nenek tua? Dia menunjukkan sebab-sebab bagaimana dia memperoleh pemikiran itu dengan cara menunjuk bagian-bagian dari gambar yang mendukung pernyataannya dan saya melongo. Oh ya ampun, saya baru saja menyadari bahwa bentuk yang saya dan dia lihat dalam satu gambar tersebut berbeda. Kesimpulan yang berbeda pada gambar yang sama. Yang dia tunjuk sebagai hidung di gambar yang dia pikir berwujud nenek tua adalah bentuk yang saya lihat sebagai gaun pada wanita berbaju Victoria (kalau saya tidak salah ingat, yah pokoknya berbeda).
Namun pada waktu itu saya masih berpikir kalau kesimpulan saya yang salah dan saya masih saja mengikuti suara terbanyak, mendukung pendapatnya dan sebagian besar teman saya yang memiliki pandangan sama dengan si penjelas.
Setelahnya, trainer menjelaskan bahwa gambar itu bisa mempunyai enterpretasi yang berbeda tergantung siapa yang melihatnya, bisa ada yang mengira cuma coretan tidak penting di kertas, wanita cantik bergaun, atau nenek tua seperti yang dipikir teman saya itu. Dan saya sadar sesadar-sadarnya ketika saya mengingatnya saat ini kalau saya telah menghianati diri saya sendiri waktu itu, dan juga hati saya, dan juga pandangan saya sendiri. Bahwa saya salah karena lebih memilih membela pendapat orang lain dan membunuh pendapat saya. Sementara it sudah berapa kali hal itu terjadi pada diri saya??? Entah. Karena satu-satunya yang saat ini saya ingat adalah momen itu. Mungkin cuma sekali itu, mungkin banyak kali saya pernah demikian.
Sekarang saya jadi bertanya-tanya, apakah saya saja yang melihat gambar itu sebagai gambar wanita cantik ketika pertama kali melihatnya atau adakah orang lain lagi dalam lingkup kelas kami? Orang lain yang entah diam ataukah berkhianat seperti saya dengan memihak pendapat orang lain.
Orang yang juga membunuh paradigmanya sama seperti saya.
~
saya juga pernah melihat gambar seperti ini teh :D. gambarnya mengecoh.
ReplyDeletekalo dilihat, gambarnya macem"....
ReplyDeleteaku juga pernah liat gambar kaya' itu :-D
saya justru melihat sebagai kakek tua seperti johny depp versi tua :D
ReplyDeleteitu mengenai image / optical illusion ya
ReplyDeleteuji psikolog
gimana cara kita memandang sebuah gambar.
beda sudut pandang, beda hasil
coba lihat yg ini
http://www.123opticalillusions.com/
dan banyak website lainnya
saya juga pernah tuh.. :D
ReplyDeletetapi saya jadi bagian yg banyak.. :D
padahal pengen loh jadi non mainstream.. XD
pada dasarnya manusia cuma mau merasa nyaman. lain sendiri itu tidak nyaman, jadi kita membunuh paradigma kita agar tidak lain sendiri; agar merasa nyaman. manusiawi kan.
ReplyDeletegambar di atas apa ya,?
ReplyDeleteorang bertopi dan berkumis
betul ???
kalo saya melihatnya jadi inget willy wonka deh Nin.. seriusan.. itu topi tinggi, trus kumisnya.
ReplyDeleteaku melihatnya sebagai kepala laki-laki berkumis tebal dan memakai topi tinggi ala pesulap.
ReplyDeletekadang kita menghianati diri sendiri krn tuntutan lingkungan atau lain hal, tp diakhir biasanya akan timbul penyesalan.
ReplyDeletebaiknya tentu saja mendengarkan suara hati kita yg sejujurnya....
assalamualaikum..
ReplyDeletesaya juga tertipu setelah hanya melihat keseluruhan saja.
owh ternyata banyak gambar lain. :
sehingga tak sadar telah membunuh ide sendiri
salam
aku malah ngeliatnya kek kakek2 kumisnya lebar 'n tebel.. hihi..
ReplyDeleteIkut menyimak artkelnya Gun :-)
ReplyDeleteSalam,
maak ga boleh gitu lagi. dare to be different bukan hanya diam di pojokan tak terlihat dan menjadi berbeda diam2. dare to be different itu berani menyatakan keberbedaannya.
ReplyDeletesaya juga sering gitu pas kuliah. waktu semua anak berpendapat prostitusi sebaiknya ditutup saja karena tidak sesuai dengan moral agama, saya malah berpendapat, prostitusi itu harus ada agar bisa mengurangi tingkat pemerkosaan gadis2 yang tidak bersalah. seluruh kelas memandang saya aneh, freak, gendeng.
eh dosen sosiologinya malah ketawa dan bilang pendapat saya bener.
dam itu sering terjadi, perbedaan pendapat dengan yg lain. jangan minder maak, kau seksi dan jahat. teruskan bakatmu #eh
Sekilas malah kaya badut pake topi.
ReplyDelete