|
taken random by google |
Saya tadi sempat jalan-jalan ke fb, mampir ke beberapa teman lama dan melongok mereka. Ini benar-benar kayak nostalgia gila. Saya ingat bagaimana mereka dulu ketika zaman kuliah. Bagaimana ketika saya dulu zaman kuliah. Kawan-kawan saya yang dulunya keras kepala dan memandang negatif pada bank malah bekerja di bank dengan posisi yang sama seperti saya saat ini. Saya dulunya lempeng... Dimanapun saya tetap berusaha karena saya pikir cuma Tuhan yang tahu bidang pekerjaan apa yang cocok dengan saya atau bisa menempa saya. Saya tidak menghindari bank.. Namun jika saja ada pilihan, bank adalah prioritas terakhir buat saya.. Oke mungkin kecuali bank sentral ya. Saya kebayang saja ikut dalam arus perputaran uang dan pengembangannya, apa itu benar dibolehkan kah atau tidak meskipun hanya bank syariah? Karena saya ragu, maka sepertinya lebih baik kalau ada pilihan lain saya bisa menghindari itu. Saya memang menabung, tapi bagi saya menabung cuma alternatif menitipkan uang dan mempermudah transaksi. Karena tentu saja uang saya tidak pernah berbunga sebab sepertinya selalu dikurangkan dengan biaya servis dst. Dan alhamdulillah saja saya bisa benar-benar bekerja diluar bidang perbankan... Tanpa perlu bingung mikir bagaimana hukum gaji saya yang saya peroleh dari situ.
Saya ngeklik-ngeklik mouse lagi.. ketemu kawan yang dulu gembar-gembor menolak pacaran sekarang nggak pakai malu lagi memasang status in a relationship. Wall-wall an yang agak 'gimana gitu' pula. Dan sering. Betapa segala hal bisa berbalik karena waktu. Kemudian tidak konsisten.
Barangkali benar bahwa kita memang harus berpikir jangka panjang pada apa saja yang hendak kita nyatakan.
Setiap keputusan itu diambil biasanya karena faktor emosi yang lebih dominan. Tapi seiring dengan perjalanan usia, keputusan diambil juga kerana faktor waktu / sikon.
ReplyDeleteSaya jadi teringat pada teman lama, yg pada berubah karakter sifatnya seperti yg tertulis di sini
ReplyDeleteya, hidup itu memang perlu perubahan sob..
ReplyDeleteseseorang bisa berubah...
ReplyDeletekecuali wajah cantikku ini, susah berubah jeleknya,,,
inconsistent ya mbak... banyaaaak... :D
ReplyDeletetermasuk saya jg sih.. malu juga kalo diinget2 lagi.. :D
kayak nelen lagi ludah yg udah dibuang.. :(
berpikir jangka panjang pada apa saja yang hendak kita nyatakan...i love this word :)
ReplyDeletekunjungan balik. :)
ReplyDeletespakat ama kalimat terakhirnya...
ya, spt saya juga gak konsisten. gak mau pacaran sama blogger eh malah pacaran juga dg blogger. hiks...gak konsisten juga nih
ReplyDeletegembar gembor gak mau pacaran sekarang pake "in relationship" ya... mikiiiir. kalo aku gak mau nikah terus nulis status "married"... ah namanya FB kadang cuman buat iseng. bebas aja #ngelantuuuur #ntarsemuajugakebongkar
ReplyDeletepeople changes. some change to be better and some change to be worse.
ReplyDeletehave a nice sunday nin :)
memang benar mbak, manusia berjalan bersama waktu, banyak hal yang terjadi, banyak masalah yang kita hadapi dan banyak anugerah yang kita dapatkan. sejauh itu pulalah pemikiran manusia berubah, entah banyak walaupun sedikit perubahan itu pasti ada. tinggal bagaimana manusia menyikapi itu semua dan berdoa agar selalu diberikan yang terbaik
ReplyDeleteHahahahaha... iya bener banget, Ninda. Kita ga pernah nyangka apa yang bakal terjadi di masa depan. Saya yang dulunya ga pernah ngimpi jadi fulltime housewife ternyata jadi fulltime housewife, teman saya yang dulunya musuh bebuyutan eh skrg merit. ^_^ Ninda yang dulu anti bank, eeee sekarang bakul nasinya dari bank. Hihihihi.....
ReplyDeleteaku gak anti bank mbak
Deletetapi memang nggak seberapa pengin kerja di bank
dan alhamdulillah juga nggak kerja di bank :)
Manusia berubah. Dan kadang-kadang perubahannya itu karena tuntutan tekanan mental. Atau lebih parah lagi, karena tekanan ekonomi. :D
ReplyDelete