Saya tahu saya salah, saya minta maaf kepada kamu.
Tapi saya menyayangkan bahwa dalam hatimu sendiri sepertinya kesalahan saya yang melupakan janjian ketemu kita sudah jadi sesuatu yang sangat fatal.
Saya pengin ngomong nggak enak, takutnya kamu tersinggung tapi ini yang benar saya rasakan, saya sudah minta maaf dan persahabatan kita semakin memburuk... kamu nggak kunjung mau bersikap seperti sebelumnya lagi... saya merasa kamu terlalu murah menghargai persahabatan saya dan kamu.
Saya pernah dalam situasi kamu. Sering banget. Teman yang tiba-tiba membatalkan janjian, yang omongannya melukai, tapi terus saya inget jamannya saya dan dia seneng. Masa-masa saya merasa sangat berterima kasih kepada Allah karena punya dia. Karena saya kenal dia. Kalau saya bisa nerima dia dengan sifat yang charming, saya kudu bisa nerima gloomynya dia.
Saya tahu saya memang bisanya minta tolong dan nyusahin kamu. Mungkin saya juga menilai kamu terlalu tinggi karena mengira kita akan baik-baik saja dan cepat balik seperti dulu.
Seperti halnya persahabatan lain yang saya miliki dengan sahabat-sahabat saya yang lain.
Ada kesal, sebal, benci temporer tapi semuanya terlewati dan kami tetap sahabatan.
Saya kaget barusan karena sahabat saya yang ini meng-sms saya yang bikin saya speechless
Saya rasa dia terus membaca tulisan saya disini, dan merasa dirinyalah yang saya sebut sebagai -mungkin teman yang nggak baik.
Entahlah, spekulasi darimana.... atau mungkin yang barusan dia smskan itu soal yang lain lagi. Saya nggak ngerti lagi mau bilang apa.
Saya cuma lelah karena nggak tahu arah maksud kamu apa dan kemana. Saya nggak tahu harus berpegang ke tiang yang mana kalau yang kamu isyaratkan juga nggak jelas dan belum bisa masuk ke logika saya.
Maaf kalau saya nggak bisa ngertiin kamu, ya? :) pic taken random by Google |