Semestinya pertemuan ini keliru.
Buat kamu.
Buat saya juga.
Semestinya setelah sekian tahun berlalu kita sudah tidak butuh lagi pertemuan.
Karena buat kamu, buat saya juga ini seperti sesuatu yang mengerik-ngerik pendaman tanah dan memunculkan harta karun kenangan yang kapan itu terasa berharga tapi sekarang tak lebih dari kegiatan penggaraman luka.
Semestinya saya diam-diam saja di tempat saya, kamu diam-diam saja di tempat kamu.
Namun sebenarnya kita memang begitu kan?
Cuma waktu yang mampu merancang ini menjadi sesuatu.
Atau tidak sama sekali.
Wednesday, June 5, 2013
Pada Pertemuan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kenapa Mbak?
ReplyDeletelagi sedih ya?
biar sedih juga tetap diksinya bagus ^_^
mendoakan yang terbaik buat mbak nin... :)
ReplyDeleteSesuatu itu harus diupayakan kalau memang diinginkan, mungkin dengan diadakan reuni!
ReplyDeletesemoga waktu itu segera tiba :)
ReplyDeletewes mulai galo LDR yo, sakno koncoku... kene tak puk puk
ReplyDeleteharta karun yang berupa kenangan. :*
ReplyDeletealoha nin...
ReplyDeletekalo menurut saya, gag ada yang namanya kebetulan. semua udah ada jalannya.
kalopun ternyata pertemuan itu bukan proses dari suatu takdir akhir, tapi pertemuan itu pasti adalah seuntai rantai penghubung ke alur proses suatu takdir akhir.
*bingung kata2nya