Saya jawab as soon as possible :D
Lagipula bukannya saya yang lambat, dia yang cukup cepat untuk seusia kami.
Tapi yaa nggak bisa disalahkan juga karena teman-teman wanita seangkatan saya cuma tinggal 3 orang termasuk saya yang belum menikah. Satu teman saya masih kuliah di salah satu Institut Tekhnologi negeri. Satunya lagi baru saja usai menempun pendidikan menjadi bidan atau perawat gitu, dengar-dengar.
Saya yang saudaranya banyak dan masih dipanggil "mbak" sama adik-adik saya yang masih balita tau-taunya sudah dipanggil tante aja sama anaknya teman saya.
Begitu lama nggak ngecek facebook juga sama aja isinya, facebook teman-teman saya yang dulu isinya foto sama pacarnya sudah mengalami fase perubahan foto sama suami atau istrinya atau foto anak-anaknya.
Time really really flies.
But I had no regrets for anything I do, anything I choose.
Boleh dibilang saya paling malas kalau sudah ada yang bantahin: kalau sekarang nggak siap kapan lagi?
Because that's your choose not mine.
Saya memilih jalan yang membangun saya menjadi seperti sekarang. Hamdalah.
Bisa nyumbang dan ngasih ke keluarga dalam jumlah yang lumayan. Alhamdulillah bisa banyak berkontribusi pada keluarga dan sekitar dengan penghasilan yang saya dapatkan. Nggak perlu membebani pasangan dengan uang pendidikan saya yang belum selesai, nggak perlu membebani dia dengan keinginan-keinginan saya (biasa lah ya seperti wanita pada umumnya saya suka belanja, apalagi belanja buku... meskipun belum punya waktu baca). Dan yang paling penting dari semuanya, untuk membantu keluarga atau orang disekitar saya nggak perlu minta uang dulu.
It was my golden age. And I'm proud of being me. Saya tumbuh dengan baik, nggak macam-macam... nggak terjerumus pergaulan yang menyesatkan tanpa pilih-pilih teman, menyelesaikan studi saya dengan baik. Berjuang mencari pekerjaan. Dan cukup rasional dengan menganggap... anak-anak yang bermasalah terus bikin masa studinya nggak karu-karuan itu aneh. Punya masalah besar bukan berarti kita mesti menghancurkan masa depan sendiri. Kalau sudah sumpek ya berusahalah sekuat-kuatnya untuk keluar dari kubangan itu... Dan sibuk bekerja serta membahagiakan keluarga dan teman-teman yang selama ini sangat baik pada saya... serta berusaha membahagiakan Allah dengan terus memperbaiki diri.
Jodoh punya waktunya sendiri, nggak mungkin kalau mengulur waktu karena merasa belum siap... terus nggak jadi datang. Kok sedih banget sih mikirnya.... kan ada Allah :D
Jadi jangan buang banyak waktu untuk terlalu banyak khawatir pada yang akan datang, if we prepared well... it's will be just fine.
~
Jodoh ada di tanganNyA
ReplyDeleteKunjungan siang mbak Listeninda..
ReplyDelete" What ever will be, will be,
the futures not us to see,
Que serra-serra...,
malah nyanyi, hihihihi..
Happy Blogging..!
semua ada waktunya... huehhe
ReplyDeletekita yang berusaha, Allah yang menentukan, waktu yang akan menjawab... :D
ReplyDeletehm, keep calm and cheerful, mbak. Jika berniat baik, sudah terhitung 1 pahala kebaikan kok :-)
ReplyDeleteyg bermasalah, kl kita nggak punya keinginan (niat) untuk melangkah ke jenjang pernikahan. yup, as soon as possible yah mbak... ehehehe :-D
sama banget sih nyin,, aku juga sudah sering dirongrong kapan nyusulnya.. :/
ReplyDeleteKatanya kalau jodoh gak bakal kemana... gak mesti nunggu di usia barapa... katanya lagi bukan sebarapa siap dan tak siap, tapi seberapa pantas kita dipertemukan dengan jodoh tersebut...
ReplyDeletesebagian besar teman saya (baik teman SD, SMP, sampai kuliah) banyak yang udah nikah. malah ada yang anaknya udah tiga -_-
ReplyDeleteya tapi tiap orang punya waktunya sendiri2. nikah nggak kaya sekolah, yang umur sekian harus udah masuk SMP/SMA/kuliah. nggak ada patokan kapan harus nikah..
I agree...banget banget
ReplyDeleteJodoh punya waktunya sendiri, nggak mungkin kalau mengulur waktu karena merasa belum siap... terus nggak jadi datang. Kok sedih banget sih mikirnya.... kan ada Allah :D
ReplyDeletesuka sama tulisan yang ini
ReplyDeleteyup! keep calm and thankful
ALHAMDULILLAH