Narik nafas hembuskan beberapa kali. Oh saya tahu, saya membaca dalam waktu yang salah karena sesuai emosi saya yang tidak cukup baik. Isi email bisa berubah sesuai intonasi dan emosi pembaca.
Anything is okay, it can't be going wrong.
Saya menenangkan diri sendiri dan membalas dengan tenang. Yang salah cuma emosi saya dan perkiraan intonasi bacaan yang salah.
Teman kantor saya tumben, datang kesiangan. Begitu datang kemudian menyalakan pc dan mulai memeriksa email masuk. Beberapa saat kemudian dia mengomel.
"Ih kok gini sih dek... nggak bisa dong kayak gini..."
saya bertanya, "Ya kak ada apa?"
"Ini loh masa orang ini nyerang kakak coba di email, ini kan nggak gini... dia salah pengertian. Tapi kan ya bisa gitu sih bbm atau whatsapp kakak dulu nanya.. ini langsung email terus cc ke atasan, kan jadi nggak enak kakak..."
"Sabar ya kak... emang emailnya kapan?"
"Sabtu..."
"Mungkin bingung aja karena pekerjaannya urgent ditambah salah paham kan... yaudah sabar aja... dibales baik-baik pakai penjelasan kalau mereka salah paham ya..."
"Tapi kan..." teman kerja saya melanjutkan curhatnya, saya dengerin sambil senyum-senyum.
Sabar itu sungguh tidak mudah. Benar-benar tidak mudah. Tapi sungguh, sabar itu sangat dicintai Allah.
Oh ya.. saya lumayan surprise pada silent reader yang karena posting kemarin jadi tiba-tiba komentar. Aah nice to know you :)
pic taken from instagram dakwah account |
~
Halooo Ninda, apakabar ? rindu puisi dan diksimu...:)
ReplyDeleteKarena tuntutan pekerjaan, aku sekarang juga sering berhubungan melalui email. Dan menulis email itu ada seninya, dengan konten yang sama tapi bisa menimbulkan rasa dan penerimaan yang berbeda bagi si penerima.
ReplyDeleteKata2 jika tidak dijaga jd salah paham ya nin, even lewat tulisan :)
ReplyDelete