Pada banyak film saya sering menemui anak kecil dengan mimpi besar. Menikah dengan seseorang yang tepat.
Ketika saya mengingat-ingat pola pikir saya dimasa kecil yang begitu sederhana - rasanya bukan seperti itu yang saya pikirkan. Secara diam-diam saya merasa hubungan perasaan lelaki dan perempuan itu agak memalukan. Senang yang berlebihan dan sedih yang berlebihan. Saya memang cucu pertama di keluarga besar sehingga menyaksikan sendiri bagaimana tante-tante saya jatuh cinta dan pacaran, dan putus dan putus kemudian dengan lelaki lain lagi hingga menikah.
Entah ya kok rasanya it is not that elegant, terasa dan terlihat cheesy.
Begitupun tante saya yang remaja saat saya masih mau masuk SD jadi sangat suka membaca cerita cinta di majalah remaja karena salah satunya pengaruh naksir seseorang.
Saya sudah sekitar kelas 4 atau 5 ketika membereskan rumah dan menemukan surat-surat cinta setumpuk dalam kotak besar milik pakdhe saya. Surat-surat itu semuanya ditujukan kepada Pakdhe, saya ketawa sendiri karena kebanyakan yang terdapat di dalamnya adalah surat dari perempuan dan mostly cheesy. Yang kirim surat biasanya lagi kasmaran sama si Pakdhe saya :)))
Aiiihh...
Waktu itu saya belum tahu kalau perasaan bisa mengubah orang paling elegant sekalipun menjadi sangat cheesy dan norak luar biasa. Jelasnya sama sekali nggak keren.
Ibu saya menikah pada usia 24. Ketika mengetahui hal itu, saya merasa ibu saya menikah di usia yang sangat muda bahkan terlalu muda menurut saya.
Meskipun geli dan merasa hubungan perasaan laki-laki dan perempuan, namun meskipun begitu dalam usia saat itu saya sudah suka melihat bayi-bayi lucu, keinginan saya adalah tumbuh dewasa dengan anak tapi tidak usah punya suami. Polosnya. Saya bahkan nggak tahu darimana asalnya bayi-bayi itu. Saya pikir Allah beneran mengirimkan bayi ke rumah-rumah yang Dia ingini begitu saja. Dalam bentuk bayi mungil yang tak perlu dilahirkan.
Ah betapa innocent nya :D Tapi apa yang bisa saya harapkan dari diri saya ketika saya masih berusia sekolah dasar di kelas awal?
Saat itu saya nggak tahu bahwa dalam perjalanan waktu, saya akan mengalami banyak hal yang merubah pikiran-pikiran saya.
.
Ahhh dibikin hashtag beneran. Ditunggu lanjutannya
ReplyDelete