Saya mendapatkan survey terkait dengan peran RA Kartini pada kemajuan wanita Indonesia. Berikut ini saya share pendapat saya mengenai beliau, dengan tanpa mengabaikan usaha-usaha beliau semasa hidupnya yang tentu tetap harus dihargai
SURVEY
1.Apa perbedaan mendasar pada peran perempuan di masa RA Kartini dengan masa kini?
Jawaban :
Pada masa RA Kartini, feodalisme Jawa demikian kuatnya. Dalam budaya Jawa pada masa itu, petinggi dalam pemerintahan (priyayi) yang sudah cukup umur namun belum menemukan calon yang cocok sesuai dengan kedudukannya, menikah dengan rakyat yang berada di kelas bawah sebagai istri sementara. Anggapan bahwa status seorang ‘priyayi’ tetap perjaka selama belum mendapatkan istri dengan status sosial yang setara.
Hal ini menyebabkan fenomena pernikahan priyayi dengan istri sementara yang berada dikelas sosial yang lebih rendah marak dilakukan. Sebagian besar kemudian dicampakkan ketika priyayi tersebut tidak memerlukan kehadirannya lagi.
Namun secara Nasional, tidak terlalu banyak perbedaan karena banyak sekali pahlawan wanita yang langsung ikut andil melawan penjajah semasa jaman penjajahan Belanda seperti Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Dien dan lainnya. Pada masa Kartini banyak sekali pahlawan perempuan yang berkontribusi langsung, atau menulis dengan sama baiknya. Publikasi media? Ada. Dan mereka sengaja membuatnya untuk publikasi, bukan dalam bundel kumpulan surat yang sebenarnya ditujukan kepada sahabat, bukan untuk membuat perubahan pola pikir secara umum lewat media. Menurut saya sendiri RA Kartini adalah pahlawan yang mendapatkan penghargaan jauh lebih besar daripada apa yang telah dia lakukan.
2. Bagaimana pendapat Ibu terhadap kiprah perempuan saat ini ? Apa yang masih perlu diperbaiki?
Jawaban :
Kiprah perempuan saat ini sudah hampir di semua bidang. Dan dalam posisinya seringkali menggunakan kata emasipasi, padahal emansipasi itu sendiri lebih pada persamaan hak untuk mendapatkan pendidikan dan sebagainya. Namun emansipasi tidaklah membuat seorang perempuan sama dengan seorang laki-laki secara membabi buta.
Jika seorang laki-laki harus mengangkat gallon Aqua setiap hari terus menerus, misalnya… apakah wanita harus melakukannya juga? Jika wanita tidak diizinkan melakukan hal yang sama apakah itu tandanya kontra pada emansipasi? Sementara kita tahu organ dalam wanita dan pria tentu sangatlah berbeda, tidak bisa disamaratakan. Jika dipaksa bisa saja ada kerusakan atau kelainan yang berdampak pada kesehatan. Emansipasi ada porsinya. Demikian juga kiprah wanita dalam segala bidang, selalu ada porsinya. Bukan karena memandang sebelah mata, namun wanita dengan semua kekuatannya yang demikian hebat juga perlu mendapatkan penghormatan dan penjagaan atas sisi lembutnya.
3. Hal apa yang bisa Ibu dan perempuan Indonesia lakukan untuk melanjutkan perjuangan RA Kartini?
Jawaban
Bagi saya, pada semua dokumentasi mengenai tulisan RA Kartini, ambillah bagian yang baik dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama yang kita anut. Misalnya pemikiran beliau mengenai kesetaraan sosial, kesetaraan dan hak-hak yang sama untuk mengemukakan pendapat serta menempuh pendidikan.
Mengingat pada masa itu, masyarakat yang mengaku muslim masih sangat kental dengan segala hal yang serba kejawen sehingga seringkali masih salah paham dan semaunya ketika mengaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari, feodalisme yang kuat. Banyak dari hal-hal tersebut yang mengecewakan beliau. Sementara pemikiran beliau sendiri banyak dipengaruhi oleh feminism barat yang tentu saja tidak sesuai dengan nilai agama, paling tidak agama yang saya anut. Jadi, pilihlah yang baik dan hindarilah yang kurang sesuai dengan prinsip-prinsip utama kita.
Saya yg lahir satu kota sama bu kartini kdg msh embuh2 han kalo jawab
ReplyDeleteYaa, saat ini memang kiprah wanita tak biasa dipandang sebelah mata.
ReplyDeleteBanyak wanita yang lebih canggih, lebih gigih, lebih kompetitif dan lebih memiliki jiwa pemimpin daripada laki-laki sendiri.
Anehnya kebalikannya juga akhir-akhir ini berlaku lho, kak.
Tukang masak restoran zaman sekarang rata-rata laki-laki..
Designer pakaian wanita sekarang banyak laki-laki..
Pembantu rumah tangga juga mulai banyak laki-laki...
Tukang salon juga...
Waduh.. X(((
P.S.
Btw aku tau loh soal keutamaan wanita muslimah. tapi nggak kepikiran ingin jadi wanita tuhhh :p
kelebihan itu terlihat demikian karena sifat dasar wanita adalah bisa multitasking
Deletemengenai chef, pekerjaan memasak saya akui adalah pekerjaan yang berat jika dilakukan untuk massal. Jarang sekali ada chef wanita karena menjadi chef benar2 tidak gampang secara mental dan fisik
saya suka memasak juga tapi kalau sepanjang hari harus memasak kayaknya malas deh :D
oh ya itu secara kiasan saja. Karena banyak keutamaan untuk seorang muslimah, termasuk diantaranya jika dia berbuat dosa maka anggota keluarga yang laki-laki harus bertanggung jawab untuk itu. Tentulah tetap jangan ingin pindah haluan jadi muslimah :D
baru inget kalo besok hari kartini...
ReplyDeletesemoga semangatnya bisa dipahami oleh perempuan masa kini dan tidak diplesetkan semena mena...
iya mas... balik lagi ke nilai2 dan prinsip yang kita yakini.
Deleteemansipasi dalam islam sudah sejak lama ada.. masyarakatlah yang seringkali keliru memaknainya
Ambil baiknya dan jadikan pelajaran. Memang itu yang harus selalu dilakukan dalam mempelajari sesuatu dan pastinya tidak bertentangan dengan akidah agama yang kita anut. Sip banget pendapatnya.
ReplyDeleteUntuk saat ini ada ngak ya Kartini-Kartini baru, hmmm menurut mbak gimana :D
ReplyDeleteKartini baru dalam artian wanita yang mendapatkan penghargaan jauh lebih besar dari yang diusahakan atau dalam artian menulis tentang wanita layak mendapatkan segala hal yang setara?
Deletedua-duanya ada :)
Jawaban nomor satu itu menurutku cuma memberikan pendapat soal Kartini dan perempuan-perempuan di jamannya, terus, apa perbedaannya dengan masa sekarang?
ReplyDeleteUntuk jawaban nomor dua, saya mau menambahkan, sekarang banyak malahan wanita yang salah kaprah dengan kata emansipasi, karena kebanyakan mereka menganggap, kalau laki-laki bisa, kenapa mereka tidak? Saat laki-laki bekerja, wanita juga bisa bekerja, itu anggapan mereka. Padahal, kadang, karena terlalu sibuk dengan bekerja, mereka menelantarkan rumah, menelantarkan suami dan anak, mereka menyerahkan kebersihan rumah pada pembantu, merawat anak juga pada pembantu, bahkan untuk ASI banyak yang tidak bisa. Padahal, kodrat seorang wanita seharusnya bisa menjadi sekolah pertama bagi anak, menyediakan kasih sayang pertama pada anak, tapi nyatanya, kata 'emansipasi' merenggut semuanya, kasih sayang dan pendidikan yang seharusnya diberikan seorang wanita kepada anaknya tidak lagi diperhatikan karena mereka terlalu sibuk bekerja, mencari cara setara dengan laki-laki. Padahal, sebenarnya laki-laki dan wanita punya tugas masing-masing.
Kartini pun sepertinya akan geleng-geleng kepala melihat kelakuan wanita jaman sekarang, dia dulunya menggalakkan emansipasi adalah agar derajat wanita tidak diinjak-injak, tidak semata-mata hanya agar wanita bisa melakukan semua yang dilakukan laki-laki.