Sinopsis:
Cerita tentang pencarian jiwa dan perjalanan berdamai dengan masa lalu melalui kopi. Ben dan Jody adalah sahabat yang membangun kedai "Filosofi Kopi", sebuah kedai kopi terkemuka di Jakarta yang hanya menyediakan kopi terbaik Indonesia. Sebuah tantangan untuk membuat kopi yang sempurna dari seorang pengusaha membawa Ben dan Jody pada petualangan menyusun serpihan masa lalu mereka yang penuh getir dengan orang tua mereka masing-masing.
Sebuah film yang tidak hanya bercerita, tapi juga membuka wawasan baru untuk melihat kopi Indonesia dalam bingkai yang penuh gairah dan cinta.
taken from : http://www.filosofikopimovie.com
all pic taken from : random googling
(seperti biasa males menulis sinopsis maunya langsung komentar :p)
Saya senang nonton film Indonesia, terutama kalau saya rasa isinya bakalan berkualitas, cuma berhubung jarang nonton sendirian sementara selera teman nonton seringkali lebih ke film luar negeri ya lebih banyak mengalahnya untuk ngikutin mereka. Kali ini saya berhasil memaksa teman saya untuk nemenin nonton ini.
Dari semua film adaptasi novel Dee yang pernah saya tonton (belum pernah nonton Madre dan Supernova 1), saya paling suka film ini. Begitu tahu Chicco Jerikho yang jadi Ben... jujur awalnya sangsi, kenapa Chicco? Tapi begitu nonton, yap akting Chicco disini keren banget dan sesuai dengan penggalian karakter Ben. Rio Dewanto pun juga seolah melenggang dengan effortless disini. Mereka dekat dan akrab dengan interaksi yang bagus tanpa terlihat seperti 'saling mencintai' yeah you know what I mean lah yaaa...
Dalam film ini saya menemukan penyelesaian yang berbeda dengan cerita aslinya, karakter yang digali lebih dalam namun tanpa kehilangan feel dari novelnya sendiri. Asik gitu diikutin. Nah kalau di bukunya hadiah bikin kopi diberikan ke Pak Seno yang akhirnya disimpan dan dibiarkan begitu saja karena yang diberi nggak paham kalau lembaran kertas yang diberikan itu namanya cek yang bisa ditukar uang (aduuuhhh... saya ngeluh pas baca endingnya :p) Nah di filmnya tidak demikian. Penyelesaiannya oke, cerita berkembang dan rangkaian cerita serta sebab akibatnya disajikan dengan apik.
Nggak nyesel banget nonton ini, nah sekarang gimana caranya ngajak si mas yang nggak suka film beginian nemenin nonton :p
~
Saya gak suka kopi, tapi penasaran dg film ini
ReplyDeletepengen nonton iniiii... sepertinya harus menunggu sampai ada dvdnya... huhu
ReplyDeleteJadi pengen nonton...
ReplyDeleteJadi pengen nonton...
ReplyDeletesepertinya keren nih filmnya, diangkat dari novel mbak Dee
ReplyDeleteFilmnya banyak filosofinya ya..
ReplyDeletesudah baca bukunya, sudah nonton filmya, still choose the book..
ReplyDeleteNunggu yang gratisan dulu nontonnya.
ReplyDeleteTemen pada ngajak nonton film ini, tapi balada tinggal yang jauh dari Bioskop dan kagak punya SIM membuat rencana itu hanya tinggal rencana. Nasib-nasib :3
ReplyDeleteTapi, dari review kakak, kayaknya keren deh. Tapi, kakak cuma jelasin tokohnya di sini, sama endingnya. Ceritain sedikit dong soal 'ceritanya', biar bikin aku makin nyesel kagak jadi nonton xD
ceritanya bisa digoogling sendiri di situs bioskop. hehe :)
Deletekeren mbak, lanjutkan review2nya lagi ya :D
ReplyDeleteWahhh jadi penasaran.
ReplyDeleteKemarin baru sempat nonton Guru Bangsa Tjokroaminoto sama Romeo Rinjani :(
Belum sempat nonton filkop. Pengen nonton! Penasaran!
Gue belum nonton nih film di bioskop. Tapi di file komputer udah ada, tapi belum ditonton juga.
ReplyDeleteJadi intinya, lebih seru nonton dimana?
:D
Wah, ternyata sudah adanya versi filmya Filosofi Kopi! Madre juga ada ya? Baru tahu. Dee memang bagus dalam menuliskan cerita.
ReplyDelete