#TheBridesDiary - Mahar

Maharnya kurang lebih bentuknya seperti ini. Yang dibentuk masjid ini mukenanya, ada juga logam mulia dan cincin nikah. Cincin nikahnya cuma satu dari emas, yang pakai cuma saya karena haram bagi lelaki mengenakan emas dan sutra. Jadi kami sebisa mungkin mengikuti aturan tersebut.

عَنْ أَبِي مُوسَى أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُحِلَّ الذَّهَبُ وَالْحَرِيرُ لِإِنَاثِ أُمَّتِي وَحُرِّمَ عَلَى ذُكُورِهَا

“Dari Abu Musa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Emas dan sutra dihalalkan bagi para wanita dari ummatku, namun diharamkan bagi para pria’.” (HR. An Nasai no. 5148 dan Ahmad 4/392. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
source : muslim.or.id

Karena cincinnya dibeli atas asumsi ukuran, jadi ternyata kegedean buat jari saya yang panjang meruncing. Tetep disimpen sih nggak dituker sampek sekarang. Kesehariannya saya nggak pakai cincin nikah karena khawatir lebih banyak mudharatnya sementara saya cukup sering naik kendaraan umum, ukuran cincin yang kebesaran cukup riskan, saya juga pelupa sementara sering cuci tangan dan sholat aja sering jam tangan ketinggalan. Karena itu saya cuma berani lepas jam tangan sewaktu ada di lingkungan kantor aja karena pasti nggak pindah tempat kecuali dibalikin security atau officeboy ke saya, diluar itu tetep saya pakai meskipun kena air, cuma dilonggarkan sedikit biar kalau wudhu permukaan yang ketutup tetep kena.

Jadi sih saya penginnya dibeliin cincin perak lagi yang biasa aja buat sehari-hari. Soalnya kadang suka ada juga yang nanya kok cincin nikahnya nggak dipakai :p Yah kita masih jadi bagian dari masyarakat yang masih mempermasalahkan cincin nikah wajib dipakai.

 

~