pic source: elcamiinooreal's mim
Kupikir semula, kota yang menyenangkan untuk dilewati saat perjalanan malam hanyalah kota-kota super saja.
Namun yang tengah kulewati ini bukan kota super, namun rupanya dia tetap menyenangkan dipandang malam ini.
Rumah-rumah berdiri di atas tanah yang nyaris saja bisa disebut berundak-undak. Lampunya mengerling genit layaknya lentera mengapung-apung di tengah latar hitam, malam.
Kerlingan yang anehnya malah begitu membumi dan redup-redup lembut.
Mungkin sendu.
Mataku menuruti jalannya kerling itu dibalik kaca riben berembun karena hawa dingin.
Waktu merangkak seperti siput kecil dan aku rasanya ingin memberi hadiah sepasang sepatu roda untuk keamatlambatannya itu.
Mereduksi waktu untuk bisa lebih cepat menemui kamu.
Jalan ini masih begitu panjang sementara anggapanku tetap sama, gagal kudiamkan,
Mengapa kita tidak menyadari bahwa kita butuh bersama dari sejak awal saja?
Jadi kau dan aku tidak perlu terlibat dalam permainan luka yang tidak membawa kita kemana-mana selain ketiadaan.
Atau ini adalah soal bahwa benar takdir bekerja dengan cara yang tidak bisa kita duga.
Aku merindukan kamu, tanpa peduli betapa berantakan rapalan ini kuucapkan dalam kepala.
Entah sudah berapa ratus kali, sepanjang jalan ini.
Kearahmu.
.
(tulisan tahun 2011, dengan perubahan)
Tentang apa ini puisinya, jadi bingung aku??
ReplyDeleteahhh, suka puisi2nya kak Ninda... seandainya waktu bisa direduksi yah :)
ReplyDeleteWah catatan lama masih tersimpan rapi... btw suka banget coretan di atas, apalagi pemilihan kata2nya keren banget
ReplyDeleteCoba ada fotonyaaa...pasti makin syahdu
ReplyDeleteNin, kok selesai baca ini Pangeran jadi baper? -_-
ReplyDeleteSerius, diksi yang lo pake keren2 nih.. Keknya bisalah, kalo gue belajar.. :)
puisinya menyentuh bngt, pas baca yang "takdir bekerja dengan cara yang tidak bisa kita duga" jadi terhenti sejenak, pas bngt kata2nya
ReplyDeletejenis jamur
lagi lagi.. iya kamuuu.. #gaya dodit wahhahaha
ReplyDeleteAhhh puisi2mu selalu membuatku terhanyut. Nerbitin buku antologi puisi aja sis, drpd dijiplak mulu sama blog ala ala :p
ReplyDeleteBagus ih puisinya. Aku mah gak bisa bikin puisi :D
ReplyDelete