Minggu lalu saya ketemu seorang sahabat saya dan kami ngobrol banyak, kami ngomongin apa saja mulai dari bagaimana hidup memperlakukan kami dan obrolan kesibukan sehari-hari, well selain ngomongin perlenongan, akun komentator artis serta meme.
Ketika kami berada ditengah obrolan mengenai pernikahan-pernikahan yang berakhir buruk karena cerita mengerikan yang terjadi ditengahnya, dia kemudian ngomong, "Dimana-mana beberapa bulan terakhir atau bahkan setahun terakhir ini sedang trend meme dan video lucu mengenai betapa kita para perempuan selalu benar..."
"Terus?" saya bertanya, menunggu kelanjutan obrolan ini, meraih bantal dan menatanya lebih nyaman di bawah leher.
"Padahal kan nggak begitu, kenyataannya perempuan itu selalu salah," lanjutnya, "gimana enggak... perempuan itu sukses karir di luar rumah, salah. Kenapa kok dia sesukses itu, nggak ngurusin keluarganya. Nanti kalau berantakan gimana? Kalau dia diam di rumah ngurus keluarga pun juga salah, bisanya minta sama suami terus nggak mau usaha. Perempuan macam apa itu nggak mandiri sama sekali? Dalam pernikahan kalau kena KDRT pun perempuan yang disalahkan, siapa suruh nggak bisa dididik? Nyablak kali jadi perempuan pantes aja suaminya sebel."
"Iya ya... benar juga," saya mengiyakan, "perempuan juga serba salah nggak pakai makeup katanya kucel lusuh nggak bisa menghargai diri sendiri, kalau dandan dan pakai makeup malah dikomentarin fake dan insecure atau cantik dempul, serba salah. Anak bertindak begajulan di luar rumah, orang menilai itu salah ibunya nggak mampu didik anak. Saat harus bercerai karena suatu kondisi, itu pasti salah istrinya. Kalau sebab bercerai karena perselingkuhan suami, itu salah istrinya sapa suruh gak pinter melayani suami? Siapa suruh nggak pinter dandan dan merawat tubuh? Istrinya boros kali! Istrinya minta duit mulu kali hih pantes dicerai. Istrinya kecentilan gitu mah sapa laki yang betah? Kalau si perempuan adem anteng nggak macem-macem eh tiba-tiba cerai karena suami selingkuh, komentarnya istrinya terlalu alim kali ah nggak seru, mestinya wild dikit kek gitu!" lanjut saya.
"Belum kalau sudah jadi janda, pasti komenannya lebih sadis lagi. Janda gatel lah, kecentilan lah... padahal bisa jadi laki-lakinya aja yang genitnya over dan nggak bisa jaga diri. Yah jaga diri kan juga selain buat perempuan juga buat laki-laki, yang dijaga matanya sama nafsunya kan,"
Iya, bahkan saat terjadi perkosaan seperti banyak diberitakan di media seringnya hanya perempuan yang kena getah komentar miring, "Salah sendiri sih bajunya terbuka gitu..."
Padahal bukan cuma itu lho, kalau masalah aurat... memang cara menutup aurat perempuan adalah dengan hijab, laki-laki pun ada batasan auratnya. Tapi terlebih lagi, perempuan memang diperintahkan untuk menjaga dan menutup aurat, laki-laki pun selain ada batasan aurat dia juga diperintahkan untuk menjaga pandangan dan diri dari hal-hal yang tidak menjadi haknya.
Iya, bahkan saat terjadi perkosaan seperti banyak diberitakan di media seringnya hanya perempuan yang kena getah komentar miring, "Salah sendiri sih bajunya terbuka gitu..."
Padahal bukan cuma itu lho, kalau masalah aurat... memang cara menutup aurat perempuan adalah dengan hijab, laki-laki pun ada batasan auratnya. Tapi terlebih lagi, perempuan memang diperintahkan untuk menjaga dan menutup aurat, laki-laki pun selain ada batasan aurat dia juga diperintahkan untuk menjaga pandangan dan diri dari hal-hal yang tidak menjadi haknya.
Tidak, saya tidak menyalahkan masyarakat kita yang demikian patriarkial. Bukan itu maksudnya.
Tapi kalau ada omongan miring soal perempuan, perhatikan deh siapa yang lebih banyak ngomongin miring itu? Siapa yang lebih banyak nyinyirin? Siapa yang lebih banyak menjatuhkan kondisi seorang perempuan bahkan pada saat roda kehidupannya berada di paling bawah? Siapa? Iya, sesama perempuan juga. Nggak jauh-jauh. Jarang banget laki-laki yang mau nyinyirin perempuan seperti obrolan kami diatas, kecuali yah yang mulutnya lemes.
Sampai saat ini perempuan pun belum sepenuhnya bebas, kaki tangan dan pikirannya terikat stigma dan cap dari perempuan-perempuan lain. Perempuan pun masih belum mampu sepenuhnya berlapang dada untuk menghargai kehidupan perempuan lain atau ide dan pemikiran mereka. Contohnya? Masih sering kita jumpai perang dingin antar status di media sosial, war-war antara wanita kerja kantoran di luar rumah dengan wanita yang tinggal di rumah dan mengurus keluarga. Wanita-wanita dengan prinsip pendukung ASI dan wanita-wanita yang memberikan susu formula kepada anak-anak mereka. Wanita-wanita yang stock ASI di kulkas dengan yang memilih ASI harus diberikan secara langsung bukannya ASI peras untuk meningkatkan hubungan ibu-anak.
Perang dingin dan ajang nyinyir-nyinyiran yang terus ada, pakai nomention tapi berharap kalau pihak yang dimaksud membaca tulisannya dan tertohok. Kemudian ada yang tersakiti, bikin status balasan dan balasan no mention lagi sampek capek dan akhirnya kalau saling kenal baik maka hubungan keduanya akan memburuk. Sedih.
Padahal kalau menang adu status dan adu argumentasinya juga nggak dapat hadiah lho, nggak dapat award, nggak dapat piala, yang ada hati kesal dan kepuasan semu. Kalau misalnya kalah karena terpojok dan sudah tidak lagi membalas, yang didapat tinggal sakit hati.
Padahal kalau menang adu status dan adu argumentasinya juga nggak dapat hadiah lho, nggak dapat award, nggak dapat piala, yang ada hati kesal dan kepuasan semu. Kalau misalnya kalah karena terpojok dan sudah tidak lagi membalas, yang didapat tinggal sakit hati.
meme from google - random |
Dibalik kalimat perempuan selalu benar, ada perempuan-perempuan yang terlihat selalu salah tentang apapun, tidak cuma para laki-laki seperti di meme yang beredar. Dibalik kalimat perempuan selalu benar, ada perempuan-perempuan lain yang merasa tersakiti karena 'keselalubenaran' itu, tidak cuma para laki-laki seperti di meme yang banyak beredar.
Jadi, salah gitu kalau kita nggak sependapat sama pemikiran perempuan lain?
Ya enggak sih :)))) lagi-lagi nih, satu bapak-mamak saja bisa beda pikiran apalagi sama orang-orang lain di luar sana. Cuma ya... belajar saling menghargai aja pendapat masing-masing. Beda pikiran itu wajar banget, tapi diskusi kan ya gunanya buat buka pandangan kita dengan sudut pandang yang lain ya bukan buat maksa-maksain pendapat kita ke orang lain kan? Jadi ya kalau pada akhirnya nggak sejalur, nggak usah sih pakai bahasa nggak sopan apalagi nyinyir nomention :D
Dia yang beda pendapat sama kita itu juga nggak minta makan sama kita, kok kita heboh berusaha bikin dia kesal lewat nomention. Buat apa coba? :)
Susah ya jeung? Iya susah sih. Yuklah sama-sama belajar ngontrol omongan dan jari kita. Banyak teman yang saling mengingatkan kan malah lebih menyenangkan :)
.
Aduh, aku kok agak berat ya baca ini Mba Anyin? Coba deh aku baca lagi besok pagi :D
ReplyDeletesudah dibaca lagi belom? :p
DeleteSusah memang mbak.! Kayaknya jadi perempuan ya.? Bersolek salah gak bersolek nanti suaminya lirik wanita lain. He he he.. Menurut saya sih perempuan tidak selalu benar dan begitu pula sebaliknys mbak. He he
ReplyDeletebenar bang admin :)
DeleteHeheh sebenernya, anggapan perempuan selalu benar itu cuma anggapan cowok aja sih mbak wkwk. aku tau, sebenernya perempuan pun pernah merasa selalu salah begitu. Hanya, mereka nggak mengungkapkan kekecewaaannya atau apapun itu mungkin :)
ReplyDeletehehehe kasian para cowok ya sampek bikin meme segitu banyak
Deletetapi yang bikin meme, dari sisi positif ya mereka sayang pasangan berarti dong ya :)
Emosiii jiwa aku bacanya
ReplyDeletetapi jangan emosi karena dakuu yaaa :D
DeleteSalah benar sih relatip. Tergantung siapa yg mendoktrin alasan kenapa kita harus beropini benar atau salah.
ReplyDeleteYa balik lg ke kitanya sih mau nilainya salah atau bener, tapi balik lagi bisa juga nilai yg kita kasih ga sepenuhnya bener atau salah
hahhaa iya ya mbak bener juga :)
DeleteNah... Satu bapak emak aja beda isinya nind yaaa. Perempuan dan laki-laki tempat salah dan lupa hehe.. Ngga ada yg selalu benar kan yaa,
ReplyDeleteyang susah mah kalau ngerasa selalu benar mbak :) iya kita selalu butuh muhasabah
DeleteKalau menurut saya sih perempuan juga tidak selalu benar dan laki laki juga tidak selalu salah, karena setiap manusia itu tidak pernah luput dari kesalah baik itu perempuan ataupun laki laki.
ReplyDeleteiya mbak :)
DeleteBener banget nin
ReplyDeleteAku juga paling males klo misal nulis sesuatu di blog tentang suatu opini, trus ada pihak yang ga setuju dg opiniku trus dibikin postingan tandingan atau nyinyir nomention, padahal mah aku nulis ya nulis aja ga pernah tuh ada niatan tanding tandingan wakakkkka
#susah amat ya pihak itu menghargai opini yg berbeda dengannya. Ra uwis uwis kubilang...uripe ra selow hihihi..
Xd xd
iya kah? ah kenapose ini post jadi mengundang curhat? :)))))
Deletegapapa, jadiin reminder aja kalau dinyinyirin itu nggak enak, biar kita nggak lakuin hal yang sama ke orang lain
tulisanmu ini adalah (sedikit) gejolak pikiranku beberapa hari ini, hehe. Efek melihat nyinyir2an yang ada, kadang terbesit untuk berbuat serupa, kadang mikir untuk apa, kadang mikir juga bisa nggak ya menyampaikan perihal tanpa menyudutkan yang lain. Tanpa perlu menyinyir yang lain. Tapi ya begitulah, kadang-kadang aja mikirnya. Karena kadangnya lagi berbuat nggak pake mikir. Ah, perempuan. Aku perempuan. Banyak salahnya, banyak merasa salahnya, perempuan ini butuh pegangan.
ReplyDeletebenar mbak, aku pun banyak salah dan kekurangan :)
Deletenggak cuma mbak Lidha aja, memang kok komen negatif itu kadang susah dikendalikan, bawaannya keburu reaktif gitu... ini aku sih maksudnya hehe
tapi makin lama ya mungkin energi reaktif pengen nyinyirnya tetap harus kudu disalurkan biar nggak membrutal, cuma objeknya ke diri sendiri aja :) kalau masih susah mungkin kudu tidur aja kali ya biar ilang energi negatifnya :D
Iya banget.. kenapa ya sesama perempuan itu suka saling serang? Padahal kan sesama wanita, harusnya kan lebih ngerti..
ReplyDeleteSelain no mention, aku sebel sama yg nyinyir dg menggeneralisir.. misal, IRT itu kerjaannya ngerumpiin working mom, atau working mom suka bully IRT.. padahal kan gak semuanya begitu.. kalo sebel sm orang, sebut orangnya atau inisial atau apalah, gak perlu bawa2 profesi sejuta umat.. *curhat*
doh ini memancing curhat banget kah post an ini wakakakak :D
Deletesabar yaa meerrr *pukpuk
Suka banget sama kata-kata yang ini...
ReplyDelete"lagi-lagi nih, satu bapak-mamak saja bisa beda pikiran apalagi sama orang-orang lain di luar sana. Cuma ya... belajar saling menghargai aja pendapat masing-masing. Beda pikiran itu wajar banget, tapi diskusi kan ya gunanya buat buka pandangan kita dengan sudut pandang yang lain ya bukan buat maksa-maksain pendapat kita ke orang lain kan?"
Pasti setiap individu pernah ada diposisi itu, termasuk saya....
xixixi, lucu ya mba...
ReplyDeletesesama perempuà n harusnya saling support bukan saling menjatuhkan, aduh emang susah hidup di zaman ini, apa aja dinyinyirin -,-
yang nyinyir yang jadi trend Ne :)
Deletegak semua cewek selalu benar, saya sering melihat cewek yang mau ngalah :D
ReplyDeleteIya saya setuju dengan pendapat tukang colong, banyak perempuan yang mau ngalah kok
DeleteSaya kok setuju...kadang saya juga mikirnya begitu.
ReplyDeletetak semua masyarakat begitu, saya sebagai seorang laki-laki, justru melihatnya lebih objektif. mana yang sebenarnya benar dan mana yang salah.
ReplyDeleteada tulisan yang pernah arif baca, kalau perempuan sama perempuan pas ketemu saling puji tapi dalam hati saling benci, tapi kalau laki ketemu laki malah saling ejek tapi dalam hati saling loyal
ReplyDeletesaya sedih, di jaman medsos ini, kita semakin terbuka untuk menghina siapapun, nyinyirin siapapun, dan secara individualis, nyinyirannya pengen didengar dan dibaca oleh sebanyak mungkin orang
nggak gitu juga sih rif sebenernya, mungkin ada yang begitu memang sih
Deleteyoi nyinyir terbuka, nah ituu ituuu :D
bingung mau komen apa Mba Ninda :)
ReplyDeletetapi memang benar sih perempuanlah yang suka ngomongin aka nyinyirin kondisi perempuan lainnya..
benar mbak, sama2 mengendalikan diri dan saling mengingatkan saja :)
Deletepanjang ya, bookmark dulu, lanjut nanti malam, masih di kantor soalnya:p
ReplyDeletejadi kayak pepatah ya, menang jadi arang kalah jadi abu. perempuan dengan perempuan lainnya? wah itu sih memang perkara yang besar, bahkan masih bisa menaklukkan lelaki daripada sekarang saling memahami antar sesama. #eh
ReplyDeleteperempuan selalu benar itu dari sudut pandang laki-laki mbak, kalau dari sudut pandang sesama perempuan mah gak ada bener-benernya namanya juga sesama perempuan sama-sama saling membenarkan diri sendiri jadinya ya gitu saling menjatuhkan saling nyinyirin. Aku juga gitu kena imbasnya kok mbak, bukan hanya perempuan2 yang sudah nikah aja, aku yg masih single juga dinyinyirin. Entahlah, emang bener siy saling mengingatkan tapi bukankah mengingatkan dengan bahasa yang lebih halus justru lebih enak didengar. tsah, malah curhat akunya. hahaha
ReplyDelete