Sebelumnya saya pernah cerita mengenai Bali dari kacamata saya saat remaja usia 14 tahun.
Baca juga : 14 Y.O. ACHIEVEMENT: BALI
Oh ya, berhubung akhir-akhir ini sering mendadak keingat kenangan masa lalu jadi bakalan banyak postingan throwback begini. Sekalian mengabadikan kenangan yang belum sempat ditulis. Mungkin nanti saya bakal lupa dan butuh baca-baca biar ingat lagi.
Matahari Terbit di Pantai Sanur
Tempat yang pertama saya kunjungi saat tiba di Bali adalah Pantai Sanur dan menyaksikan Matahari terbit dari situ. Semula saya pikir menikmati matahari terbit di Pantai Sanur bakalan sama kerennya dengan liputan di televisi pada acara jalan-jalan atau bahkan romantis seperti halnya telenovela. Waktu itu telenovela masih musim banget. Ya meskipun kenyataannya saya sampai di Pantai Sanur bareng bokap dan teman-teman si bokap yang semuanya bapak-bapak dan emak-emak. Jelaslah beda sama suasana telenovela. Jauh.
Tapi tetep saya rasa sih ekspektasi saya ketinggian. Pemandangan matahari terbit di Pantai Sanur memang cantik, tapi untuk dapat suasana pasnya seperti dalam bayangan saya, ala-ala dapat suasana sendunya matahari terbit di Pulau Dewata gitu kok kayaknya enggak. Saya menyaksikan matahari terbit tidak cuma bareng rombongan wisata tapi juga bareng ratusan turis lokal dan luar yang tumplek jadi satu di pinggiran Sanur. Semuanya saling berebut best view dan kamera tak tidak henti-henti bekerja mengabadikan pemandangan sekaligus mengambil foto antar teman. Padahal jaman itu belum trend foto selfie apalagi selfie ekstrim. Ponsel saja kebanyakan masih monokrom dan polyphonic, eh sudah ada sih ponsel kamera pada masa itu. Memang nge-hits tapi cuma sedikit orang yang punya.
Makan Apa di Bali?
Mungkin karena sedang bepergian dan perut saya gampang lapar karena waktu itu masih tumbuh ke atas, nggak kayak sekarang yang numbuhnya ke samping LOL. Sementara kalau makan di Bali saya suka bingung mau makan dimana. Kalau dekat tempat wisata jatuhnya mahal banget, sementara tempat makan diluar tempat wisata nggak ada yang secara khusus dikunjungi. Belum lagi takut non halal, maklum masih awam dunia luar.
Jadi ya kalau lapar di tempat wisata, andalan saya mie instan cup. Kami makan yang bener-bener sesuai selera dan enak ya di sebuah hotel murah Bali yang kami tinggali. Kamarnya berupa kasur twins, kamar mandi dan kipas angin waktu itu. Jemuran handuk di depan kamar. Hotelnya terbuka di bagian tengah untuk pertunjukan, nyanyi live untuk para tamu saat malam hari seusai makan malam. Namun untuk jam sarapan dan makan siang jadi tempat makan prasmanan dengan kursi-kursi yang banyak untuk para tamu. Cukup nyaman dan makanannya enak, setahu saya murah juga. Sayangnya saya kok lupa nama hotelnya apa, sehingga tidak bisa menjadi referensi kalau pengin nginep disitu lagi.
Mirip, pengalaman pertama dg bali jg waktu msh sekolah, sma kelas dua. Foto-fotonya udah pada kemanaaa kali ^^ ... tinggal kenangannya yg msh nempel di kepala
ReplyDelete