"Dek ini buat kamu ya!"
Saya mendongak. Saat itu di tengah jam kerja, saya sedang menyelesaikan dan merapikan pekerjaan pada minggu terakhir ngantor menjelang pindahan.
Pemilik suara menyerahkan pada saya sesuatu, bungkusan transparan sehingga saya bisa langsung melihat isinya. Tiga buah pembatas buku seperti dalam foto yang saya sematkan dalam postingan ini.
"Aduh kak... makasih!" saya mengguncang tangannya, memeluk. Terharu. Kak Naomi, orang yang memberikan benda manis itu. Pembatas buku dengan warna berbeda-beda. Dia tahu saya suka membaca, satu bulan sekali selalu ada kurir yang datang ke kantor membawakan paket buku-buku berjumlah cukup banyak. Selalu terjadi padahal saya tidak selalu punya waktu untuk membaca semuanya. Dia mengenal saya dengan baik, mampir toko buku sebentar pun seringkali tidak tahan untuk membawa satu dua buku ke meja kasir. Senang belanjanya sekalipun tidak memiliki waktu yang cukup untuk membaca semuanya.
Dalam paket buku-buku yang saya pesan dan beli secara online, seringkali terselip bonus pembatas buku. Namun karena dalam bentuk selembar kertas jadinya suka keselip di buku-buku itu kemudian hilang satu persatu entah kemana sehingga saya balik lagi ke kebiasaan melipat halaman buku. Meskipun cuma sedikit yang saya lipat untuk membatasi halaman, namun agar buku terjaga kondisinya semestinya ini saya hindari.
Kak Naomi adalah teman saya di kantor, dengan usia yang tidak terlalu jauh. Bisa dibilang kami masih sepantaran sehingga nyambung saat ngobrol apapun. Pada awal saya datang ke Jakarta, kami ditempatkan dalam satu departemen sehingga saling ngobrol. Mengobrol apa saja. Bahkan terkadang juga diskusi religi. Yah kami memang berbeda keyakinan, namun sama-sama berasal dari keluarga yang tidak semuanya menganut kepercayaan yang sama.
Hari pertama di kantor, dialah yang duluan menyapa saya dan meminta kontak saya yang bisa dihubungi. Sementara saya masih dalam kondisi awkward di kantor. Kemudian kami mengerjakan proposal project bersama dan kemudian meskipun berbeda departemen tapi kami masih sering ngobrol dan makan bareng. Salah satu kesamaan kami adalah sama-sama penggemar berat kuliner juga kopi serta green tea latte racikan sebuah kedai kopi. Saat istirahat panjang di hari Jum'at atau saat lampu mati berjam-jam di kantor karena pemadaman bergilir, tidak jarang kami mencoba menu makanan yang ramai pengunjung atau tempat makan yang sudah terkenal enak tidak jauh dari kantor.
Saat keseringan wisata kuliner kemana-mana dan sama-sama menyadari kalau berat kami mulai tidak terkontrol, kami juga memutuskan untuk beli beras merah bersama dengan penanak nasinya sekalian untuk makan di kantor. Tujuannya untuk diet dengan beras merah. Berhubung beras merah bikin perut kami kenyang dalam waktu lama sementara rasa manisnya juga nggak sebanyak nasi putih. Kak Naomi suka memasak, sering dia memasak sesuatu kemudian membawanya ke kantor untuk dibagi pada saya. Sederhana, tapi manis. Dia juga kakak yang baik pernah saat membeli minuman sachet bareng saat tinggal last pieces dia selalu memberikan sachetnya kepada saya. Ya tentu saya jadi nggak enak, kan dibelinya bareng. Jadi sachet itu berakhir dengan diseduh bareng kemudian dibagi jadi dua gelas sama rata. Hehe.
Ketika saya sudah pindah, kami masih mengobrol berbagi resep atau kabar kantor saat ini. Dan saling kehilangan teman untuk wisata kuliner bareng. I miss her too :)
Sama banget kaya aku kak... Kalau udah ketemu sama buku pastiii udah ga tahan pengen beli hahahaha... Apalagi kalau lagi ada event- event book sale...
ReplyDeleteSemangatt teruss kak Nindaaaa
Salam hangat....
beh... belum pernah makan beras merah mbak...
ReplyDeleteBookmarknya simpel dn bagus tuh mba :D
Hal-hal yang mungkin bagi kebanyakan orang biasa tapi jadi manis karena kita tau awal mula semuanya. Btw, bookmarknya lucu... 😀😀
ReplyDeletekirain yang manggil dek tadi cowok wkwkwkw... kok pake peluk segala hahaha
ReplyDeletedadi kangen sahabatku jugaaa :'(
ReplyDeletetemen kerja, hem ada yg tak dikangeni jg. dia tau aku suka baca, tp ya begitu, dan aku kangen
ReplyDeleteSangat menarik yah. Bagus pembatas bukunya, ceritanya juga :)
ReplyDeleteAku pernah nyoba masak beras merah pake raiskuker, terus belepotan kotor gitu, beda sama beras putih. Trus aku sebel, jd males masak beras merah lagi
ReplyDeleteKak naomi bukan dari jepang kan nyin?
ReplyDeleteMirip sekali dengan hobyku. Jika ketoko buku bawaannya ingin memborong. Walaupun belum atau tidak kebaca. Hanya memenuhi rak lemari.
ReplyDeletePunya teman satu hoby rasanya sangar menyenangkan. Hoby makan dan hoby jalan-jalan.
Kalau aku sukanya dengan lembaran rupiah untuk pembatas buku. Jangan heran jika tiap buku ada uangnya. Bahkan ada uang kertas yang sudah tidak berlaku lagi.