Oke, topik ini sering sekali menjadi bahan obrolan antara saya dengan beberapa teman baik yang perempuan selama kurang lebih beberapa tahun terakhir. Dan sepertinya juga topik obrolan ini nggak ada habisnya, setiap kali tingkatan kehidupan kami naik maka ya semakin ada saja tekanan yang muncul. Malah kadangkala juga semakin kompleks.
Wanita dan pekerjaan
Wanita dan pekerjaan ini memang sudah jadi pro dan kontra sejak lama ya. Mungkin sudah sejak sepuluh tahun lalu atau lebih para wanita semakin lama semakin mampu membuktikan bahwa dirinya juga mampu menduduki posisi-posisi strategis baik di perusahaan maupun dalam pemerintahan. Coba juga perhatikan bahwa semakin kesini wanita yang pintar semakin banyak kok, tapi sedihnya kecerdasan mereka di luar rumah seringkali tidak diimbangi dengan kemampuan yang sepadan dalam mengerjakan pekerjaan domestik.
Saya tahu sebagian orang sering mengunggah meme dalam media sosial mengenai bahwa tak apa dong nggak bisa mengerjakan pekerjaan domestik, kan mestinya seorang lelaki menikahi mereka karena mencari istri bukan mencari pembantu?
Benar sih. Tapi kan keuangan keluarga belum tentu selalu lancar, wallahualam ya... tapi saat harus berhemat tentunya kita sudah tidak bisa lagi memaksakan pekerjaan domestik di tangan ART. Jalan satu-satunya ya tentu suami istri harus bekerjasama dalam mengerjakan pekerjaan domestik, bagi-bagi tugas. Kasian kan dia kalau harus ngerjain semuanya sendiri karena kita nggak bisa menghandle bagian kita?
Selain itu wanita yang tinggal di rumah tanpa bekerja akan menuai banyak komentar miring pula dari masyarakat bahkan kadang - jahatnya - dari keluarga juga. Mulai dari tidak mandiri, nggak keren karena nggak menghargai emansipasi, demennya tergantung suami sampai jatuhnya serba salah. Sempat suatu waktu sepulang pelatihan sertifikasi untuk auditor, seorang ibu yang juga adalah teman satu kelas saya cerita bahwa kadang capek untuk tetap kerja di usianya yang sekarang namun kalau berhenti ya susah juga dan serba salah. Misalnya kalau pengin beli baju baru aja bisa repot, kudu nunggu kelebihan uang suami itu juga bakalan jadi objek nyinyiran orang, "bajunya baru ih bisanya morotin suami". Itulah enaknya punya penghasilan sendiri, kata beliau.
Jadi wanita yang bekerja juga dilema sih. Sudah banyak saya kira meme yang beredar di media sosial menyoal sindiran untuk para ibu yang sibuk berkarir di luar dan memutuskan untuk menitipkan asuhan buah hatinya. Padahal banyak lho diantara mereka yang kerja karena sebuah kondisi urgent yang kita mungkin tidak tahu cerita sebenarnya.
Wanita dan pernikahan
"Mengapa ya kok semua orang mendadak nikah?" ini pernah dipertanyakan seorang teman saya karena dia heran dan kebingungan setiap bulan ada saja layangan undangan pernikahan baru dari teman-teman kami.
Sederhananya ini karena memang usia sepantaran kami sudah ideal untuk menikah, tidak heran kalau undangan pernikahan nggak henti-hentinya datang. Beda pastinya dengan masa ketika kita masih duduk di sekolah menengah, bisa dipastikan nyaris nggak ada yang kirim undangan nikahnya sendiri saat umur sekian.
Tapi saya paham juga dengan kebingungan teman saya ini, ya gimana nggak bingung kalau baru juga sekian tahun kami masuk golden age yang maksudnya tahun-tahun bisa dibilang mapan dengan status ekonomi stabil gitu... eh mendadak saja undangan nikah yang banyak dikirimkan orang jadi bikin kita mikir kalau berarti kita seharusnya juga sudah kudu kirim undangan nikah dong?
Entah kenapa, sehelai undangan nikah bisa bikin kita jadi insecure atau mungkin galau. Ya nggak? Apalagi kalau calon pendamping juga belum ada pandangan. Ya makin bingunglah itu.
Belum lagi kena 'pressure' sosial, mulai dari pertanyaan kapan nikah yang bercanda atau serius sampai komentar jahat kalau kita 'nggak laku' dan 'nggak ada yang mau' karena belum nikah di umur ini. Serius ini jahat bangetlah. Seorang teman dekat pernah jadi sasaran komentar gini, begitu dia cerita saya jadi ikutan sebel. Lha kan kita semua juga usaha kok untuk menjemput jodoh, kalau yang mengatur jodoh kita belum ngasih saat ini masa mau marah-marah dan nyalahin yang ngatur?
Wanita dan keturunan
Teman dekat saya yang lain menikah selama tiga tahun tapi belum ada tanda-tanda hamil, padahal mereka berdua tinggal serumah nggak seperti saya dan paksu yang sempat lama menjalani long distance marriage. Nah teman saya ini ketakutan sampai periksa sana-sini, pakai banyak macam metode pemeriksaan, kadang pemeriksaannya bikin sakit gitu sampek dia nangis. Kasihan. Tanpa komentar memojokkan atau nanya-nanya kapan hamil pun saya rasa dia sudah kebingungan, apalagi kalau dapet pertanyaan dan statement nggak oke dari orang-orang yang niat awalnya basa-basi tapi jatuhnya komentar jahat?
Makin kesini sih makin sering orang yang komen jahat tanpa merasa bersalah, terus juga masih diterusin aja padahal kitanya sudah menunjukkan gejala-gejala nggak suka.
Yang satu ini sih saya juga sering ngalamin, entah pertanyaan ganggu atau 'tuduhan-tuduhan' yang nggak enak. Misalnya mungkin karena saya nggak suka anak kecil makanya belum dikasih hamil. Memang sih saya bukan orang yang heboh gitu kalau ketemu anak kecil apalagi yang lucu, tetep pasang tampang cool biasa aja maksudnya. Tapi yang nuduh gitu kan ya sotoy banget, sejak tahun kedua punya adek kira-kira umur 5 tahunan saya udah bisa nidurin adek saya yang bayi kalau rewel. SMP juga sudah bisa ngasuh adek sepupu saya yang umurnya baru hitungan bulan, belum bisa negakin leher. Mulai dari gendongin sampek tidur atau pas nangis atau ganti popoknya juga bisa. Ya seneng-seneng aja.
Kurang suka sama anak kecil atau bayi gimana lah sampek seumur gini juga masih suka pakai bedak bayi, nyuci baju pakai pelembut pakaian bayi karena wanginya yang enak banget dan tahan lama segernya. Jadi ya jangan suka nuduh orang yang nggak over reacted sama anak kecil lucu kalau dia nggak suka anak kecil.
Terus buat yang suka ngasih komentar atau pandangan miring untuk orang yang belum diberi kepercayaan untuk punya anak, ya harap distop dong :) Lah kita juga nggak tau kapan dikasihnya, sama aja sih bingung juga kan kalau ditanya kapan mampu beli jet pribadi atau umur kita sampek kapan dibolehin hidup di dunia? Ya itulah, tergantung yang ngasih umur dan rezeki :)
Kasihan juga ya mbak kalau tidak hamil hamil walaupun sudah lama menikah.
ReplyDeleteKadang aku ngerasa jadi tertuduh ga suka anak bocil, lantaran aku mang pendiam ahhaha...
ReplyDeleteTrus dikait kaitin blum isi..
Hadehhhhhhh, aku klo ketemu yg gitu rasane pingin ngelus dodo sambil berkata syabaarrrr hhahahahaha
Moga cepet dapet momongan mbak,
ReplyDeletesemoga bisa kita lalui semua tekanan itu dengan baik mba... semangaaatttt :D
ReplyDeletewanita dan pernikahan, itu aku mbak seringnya dipojokin. secara yg seumuran udah beranak sampe 2 eeh akunya masih single aja. sampe pernah loh ada yg bilang 'expired' Ya Allah sakit banget dengernya. justru anehnya wanita dan segala dilemanya itu justru datang dari wanita-wanita juga.
ReplyDeleteNanti kalau saya menikah (Mudah-mudahan bisa), saya mau menyarankan istri saya untuk berdiam diri di rumah. Ini berarti untuk urusan materi, saya harus mapan, agar istri tidak perlu susah-susah banting tulang.
ReplyDeleteAlasan utama saya, bukan karena ingin istri fokus jadi 'pembersih rumah', tapi saya ingin, istri saya tidak terlalu capek, saya gak mau tangannya kotor oleh dunia pekerjaan (emang lebay sih, tapi apa daya).
Ini bukan termasuk 'pengekangan' kan, mbak?
Iya ya.. kadang orang- orang suka basa- basi tentang suatu hal mengenai kita.. eh tapi jatuh nya malah bikin ga enak hati :(( Tapi mereka suka ga sensitif juga kadang kalau kita udah ngerasa ga suka di tanya- tanya terus...
ReplyDeleteYa... cuma bisa sabar saya mah :')
Salam kak Ninda...
wuiiih banyak tekanan
ReplyDeletekapan mampu beli jet pribadi?
lagi diskon neh
Aku baru baca di group fb ibu2 menyusui, lucu deh. Kan ditanya, apakah pake kb atau engga?
ReplyDeleteDijawab, engga.
Terus sama yg nanya dibilang gini, oh ga kb ya? Tapi ga gampang hamil lagi ya? Berarti situ ga subur ya.
Huahahahaha
Hamil terus, salah.
Ga kb, dan ga hamil juga salah.
Hadeuuh ini semua beneer
ReplyDeletebo ya jangan didengerin to mba,nanti juga bosen ndiri. hehe makanya wanita luar biasa sabarnya kalau masih pasang muka cool pas dikomen ini itu kayak yang mbak bilang diatas. he
ReplyDelete