Teman yang sudah mengenal saya sejak blog ini ada atau bahkan lebih lama dari itu pasti tahu tentang novel saya yang pernah terbit dan cerpen-cerpen yang sempat dimuat di majalah, beberapa ada salinannya di blog ini.
Prosa-prosa dan kata-kata indah yang pernah bertebaran mengisi jendela ini, pesan-pesan media sosial dari orang-orang yang pernah membaca tulisan saya, beberapa diantaranya juga pernah membaca buku saya. Banyak teman bertanya kenapa saya tidak mencoba menulis novel lagi, percayalah saya mencoba tapi selalu berhenti di tengah-tengah. Entah kenapa menyusun cerita tidak semudah dulu, bahkan menulis cerpen tidak lagi menghadirkan banyak ide yang mudah tertuang di dalam file laptop saya.
Saya pernah berusaha menulis kisah panjang lagi, tapi lagi-lagi belum terselesaikan hingga saat ini. 9 tahun menderita writer's block, 5 tahun diantaranya saya gagal menulis cerpen. 5 tahun tanpa patah hati dalam bentuk apapun yang parah dan kenyamanan finansial yang saya dapatkan menyebabkan saya gagal menulis.
Ketika orang berbicara mengenai muse, bahwa muse adalah sesuatu yang menginspirasi dan mendorong orang untuk produktif berkarya. Bahwa Muse seorang seniman, bahkan seniman kata-kata bisa terdiri dari seseorang atau apa saja maka belum lama ini saya menyadari apa muse saya dalam menulis: rasa sedih, kehilangan dan patah hati. Tidak ada cerita yang selesai diceritakan tanpa itu, tidak ada prosa atau puisi atau tulisan fiksi apapun.
Suatu hari saya menonton drama sedih dan bisa menulis selama beberapa hari, meskipun hanya sekian kalimat. Sepulang dari bioskop dan menonton film AADC yang legendaris itu mendadak saya jadi punya kemampuan untuk menyusun lanjutan kisah dalam kalimat. Dan suatu hari, sepulang kerja yang sibuk kemudian tanpa sengaja saya mendengarkan lagu salah satu Boyband favorit saya dalam aplikasi ponsel, saya tau saya tertular lirik dan lagunya kemudian mampu menulis. Lirik dan lagu berhasil me-recharge jari-jari saya selama beberapa waktu.
Ternyata saya mampu menghadirkan apa yang orang bilang muse itu dalam lagu-lagu yang cocok, lebih banyak melankolis atau yang berlirik mellow tapi manis. Saya juga bisa menghadirkannya setelah menonton film atau tayangan yang tepat, meskipun tidak lama.
Musik memang sudah menjadi bagian erat dalam kehidupan kita, bahkan menjadi latar dari saat-saat terbaik dalam hidup kita. Saat lamaran, pernikahan atau sekadar berpapasan di jalan dengan orang yang kita kagumi diam-diam. Saya memang mengurangi aktivitas mendengarkan musik, padahal duluya tidak ada hari tanpa musik. Saat ini jarang sekali saya sengaja mendengar musik dari peranti milik saya sendiri baik dari ponsel maupun laptop.
Tapi demi proyek pribadi satu jam menulis fiksi yang saya planning selalu ada sekali dalam setiap minggu, saya membutuhkan lagu melankolis. Bukan untuk bergalau-galau ria tapi untuk membaur dan merasa hal-hal yang diceritakan dalam liriknya. Tentang perasaan, penantian, penyesalan dan patah hati. Hal-hal seperti itu, yang sengaja saya hadirkan agar tertular nuansanya dan me-recharge jari-jari saya yang kaku dalam menulis fiksi tentang perasaan.
Kata teman, manfaat lagu mellow itu banyak sekali. Lagu mellow atau melankolis dapat membangkitkan sisi empati pada diri kita, meminimalkan risiko stres yang membahayakan kesehatan, meningkatkan daya imajinasi dan membantu proses refleksi diri. Karena itulah dia doyan memasukkan lagu mellow ke dalam playlist ponsel untuk dia nikmati kapanpun dia merasa bosan atau saat dalam perjalanan. Menjadikan lagu-lagu itu soundtrack dari hari-hari dan apa yang ada dalam kepalanya.
Saya menganggapnya lucu karena obsesinya pada lagu mellow, hingga saya menyadari bahwa saya juga butuh lagu-lagu itu dalam waktu tertentu terutama saat menulis fiksi.
Ada banyak sekali pilihan lagu mellow karya anak negeri yang bisa menemani hari-hari kita. Salah satu yang paling istimewa adalah lagu berjudul A Copy of You dari Chilla Kiana. Penyanyi muda berbakat ini meluncurkan single mengenai wanita yang belum bisa mengalihkan hati dari mantan kekasih. Mendengarkan lagu ini akan membuat pendengarnya masuk dalam lirik dan kisah tetag mengenang kegagalan cinta yang pernah mereka alami. Sudah pernah dengar lagunya? Kalau belum dan penasaran, mantemans bisa kok segera akses halaman Youtube-nya di https://youtu.be/GE64qLi1lqk.
Suka lagunya dan penasaran dengan penyanyinya? Kita juga bisa mendapatkan informasi lain mengenai Chilla Kiana berikut dengan karya-karyanya di http://chillakiana.com/ dan https://www.facebook.com/ChillaKianaOfficial.
Sudah dengar lagu terbaru Chilla Kiana ini?
Yuk share pendapat teman-teman di kotak komentar ya :)
Belum dengerin lagunya Nin, baru selesai menikmati tulisanmu dan langsung njujug ke kotak ini.
ReplyDeleteAku paling lancar nulis kalo lagi diterjang kecewa berat. Tersakiti akut.
Tapi kalo lagi baek2 saja, yaaa dimanipulasi dengan pilem sedih juga bisa. Lagu sedih lebih cepet hanyutnya.
Justru kalo lagi fine seret nih aliran idenya
Mbak evy tipe2nya glen juga ya, tersakiti lalu produktip :)
Deletepernah baca tentang muse ini di salah artikel, konon 'kemapanan' membuat beberapa (atau banyak kali ya) seniman kehilangan rasa seninya.
ReplyDeleteDan saya lagi mikir2 juga pada akhirnya.
menulis sambil mendengarkan lagu memang selalu bikin inspirasi lebih mengalir ya..
ReplyDeletesalam kak Ninda.. :D
Hemm. Aku malah baru tau soal dia dr kamu Nin
ReplyDeletesaya tipe orang yang suka sama lagu mellow Mba :)
ReplyDeleteHuahahaha ternyata aku nggak sendiri, nulis cerpen itu jadi hal yang sangat susah buatku sekarang. Huhuhuhu. Pernah denger lagu seakan bisa bayangin adegan yang mau dituang dalam cerpen, tapi pas mau nulis... blank... Huhuhu
ReplyDeleteChila ini sering diminta nyanyiin lagu soundtracknya disney sama disney.
ReplyDeleteDia bareng2 sama anggun, nowela, dll nyanyi let it go versi bahasa indonesia.
Aku donlot vidionya.
Btw lagu mellow... hmmm aku sambil cuci piring pagi2 dengerinnya januari-glen. Lagu patah hati tapi jd berenergi :D
penyakit menulis yang gak bisa dihindari :)), makanya ayo mellow mellow aja, biar produktif ;)
ReplyDeletepenyanyi itu, aku gak kenal :))
Baru2 ini aku baca blognya ika natasha terus nemu istilah muse...
ReplyDelete