Kita sering terjebak dalam situasi yang tidak menyenangkan bersama orang-orang yang tidak menyenangkan. Ya banyak macam kejadian kayak gitu sih dalam sehari-hari. Dan dalam situasi tidak menyenangkan itu kita juga berada dalam kondisi tidak nyaman yang mungkin bikin bingung memutuskan apa yang harus kita lakukan ya dengan situasi kayak gini?
Contoh lagi di tempat umum atau di kendaraan umum, kita menjumpai orang-orang dengan attitude kurang baik. Ya misalnya meludah sembarangan, penumpang dengan bad behaviour atau yang paling sering banyak terjadi serta dikeluhkan banyak orang juga adalah merokok dalam kendaraan umum.
Masalahnya sejak media sosial nggak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari ada kebiasaan yang turut serta muncul dan mewabah juga di masyarakat. Ini kerasa banget apalagi kalau soal bertemu orang-orang dengan bad behaviour dimanapun. Yaitu budaya: ambil video/foto, upload ke jagad maya dan viralkan. Setelah viral, muncul pro kontra - ya umumnya pasti kontra deh sama orang di video yang terlihat berkelakuan buruk itu. Kemudian orang itu di bully netizen satu negara sampai kapok dan minta maaf.
Menurut saya... ini menurut saya lho... nggak harus seekstrim itu kok. Apalagi kalau masalahnya cuma tingkah laku kurang baik yang belum sampai ke tindakan amoral apalagi kriminal, menegur baik-baik kan ya masih bisa.
Kecuali kalau sudah masuk ke tindakan amoral dan kriminal ya, saya rasa wajar sih kalau kita tidak berani menegur karena khawatir imbasnya atau rangkaian kejadian setelah itu.
Apa gunanya sih kita teriak-teriak bela anak-anak yang kena bully padahal dilain pihak - cuma beda case aja... kita juga jadi pelaku yang melakukan bullyan ke orang yang bahkan nggak pernah kita kenal di dunia nyata atau kitalah justru yang jadi penyebab seseorang dibully melalui video dan foto yang kita viralkan.
Netizen mungkin tidak tahu siapa yang pertama kali menyebarkan sebuah berita, dari siapa video dan foto mulanya berasal. Orang yang dibully karena dokumentasi itu dan keluarganya juga tidak tahu memang, tapi jangan lupa dalam dampak yang paling kecil... diri kita tahu kok apa yang kita sedang dan telah lakukan. Dan Allah pasti tahu kebaikan dan keburukan sebiji zarah sekalipun.
Bagaimana jika karena video/foto yang kita sebarkan dan menyebabkan seseorang dibully itu bisa menyebabkan dia kehilangan rezeki karena diberhentikan dari tempat kerja, keluarganya lontang-lantung tidak dinafkahi atau bisa jadi depresi dan melakukan tindakan tercela lainnya. Kita tidak bisa buang badan begitu saja, ingatlah bahwa diri kita tahu apa yang kita lakukan. Lantas kalau terusannya tidak berakhir baik, rasa bersalah nggak akan membiarkan kita sendiri.
Kok mikirnya panjang banget sih Nin sampai rasa bersalah segala?
Ya karena sebagai manusia yang masih manusiawi, rasa bersalah itu sangat wajar muncul. Kita bisa akan sangat merasa nggak enak karena melakukan sesuatu yang remeh seperti menghilangkan barang teman, apalagi kalau apa yang kita lakukan punya big-bad-impact di kehidupan orang lain?
Berani bicara itu penting. Pastinya merupakan langkah yang jauh lebih baik dan berkali lipat lebih berani daripada sekadar sembunyi-sembunyi mengambil foto, video, screencapture dan memviralkannya di dunia maya. Tentu menegur bukan berarti kita mempersilakan diri kita untuk ngomel-ngomel dan ngomong seenak jidat tanpa filter ya :)
Jadi tetep ngomongnya harus pakai filter dong, kudu dengan sopan, sambil senyum dan muka berusaha ramah bahkan sekalipun default ekspresi muka kita judes atau datar kayak muka saya :)
Iya jadi serem ya nin, serasa byk mata2 karena adat ambil video atau screencspt seenaknya, mnurutku trtep ga etik juga sih yg ngsmbil trus maen viral viralin itu, bikin gaduh aja soalnya
ReplyDeleteIya ya.
ReplyDeleteKetika kita melihat tndakan amoral atau bad attitude scr lgsung, lbh tepat dan utama kita menegur atau melerai dulu, mendinginkan keadaan. Alih2 berskap dmkian, malah sempat2nya divideo. Berarti kan saat kejadian perkara dia diam saja, asyik ngambil video. Knp ndak bertindak mndamaikan keadaan dulu sich.
Kan gak mentang2 jaman serba digital, kita malah telat dan tak tepat dalam bersikap sperti itu. Gak semua hal harus dsebar dan diberi tahu ke khalayak ramai seluruh dunia. Klo kita bs atasi dg jalan mediasi, komunikasi lgsung, why not.
#JadiAgakSebel lihat fenomena apa2 diupload
Ngomong2 tentang filter, aku jd ngakak denger orang ngasi istilah ke org yg sembarangan ngomong dengan istilah : "mulutnya ga diayak ya?"
ReplyDeleteHuahahaha
aku sekarang berani negur kalau ada yang godain di jalan. diem aja bikin mereka makin menjadi2
ReplyDeletesetujuuuuuu! Kalo saya mah tipikal yang cuek aja gitu, susah jadi viral
ReplyDelete* eh kok
** mental keartisan pengen diviral-kan
*** tapi ga pernah kesampean
Tambahan mbak. Berani berkata 'tidak', apalagi untuk hal-hal yang bertentangan dengan hati nurani, norma agama dan masyarakat :)
ReplyDeleteSudah sering sekali terjebak ditempat tidak menyenangkan bersama orang yang tidak menyenangkan,, contohnya kita duduk di bis sama orang yang nger*kok, itu sungguh tidak menyenangkan,, tapi kadang saya kurang berani bicara,, palingan ngasih kode, seperti tiup2 asap atau menutup hidung, kalau orangnya waras, pasti ngerti...
ReplyDeletemungkin masih banyak contoh lainnya,, tapi berani bicara itu memang baik, terutama kalau itu dilakukan demi kebaikan,,, berani bicara itu baik... XD
Bully itu sudah jadi budaya nyin, apalagi cuma di sosmed. Di dunia nyata diam seribu bahasa. Ya kek saya ini
ReplyDeleteTegurlah selagi bisa. Mungkin itu pelajarannya ya mbak?
ReplyDeleteIni banget kak Ninda.. kadang aku suka heran sama orang2 yang malah ikut-ikutan membully pelaku.. malah ujung2nya orang-orang engga ada bedanya sama pelaku karena sama-sama membully. Mungkin mereka merasa media sosial adalah tempat yang aman untuk melakukan apapun tampa adanya rasa tanggung jawab makanya mereka ga bisa menghargai sesama. Padahal apa yang kita lakukan baik di media sosial atau di kehidupan nyata pasti akan memiliki efek yang besar pada orang lain
ReplyDeleteAku juga suka mikir panjang gitu anyiin, missl mau komen apa di ranah maya ma sesosok yg viral, tp trus urung, kesian sapa tau ke depan doi berubah taubat, nah klo dh terlanjur ditulis kan jatuhnya rusak citra diri selama lamanya,...internet itu abadi kan ya,
ReplyDeleteNaaaah... Kadang orang beralasan sungkan kalo mau negur langsung tapi eh ujug-ujug nyebarin aja di media...
ReplyDeletekalau di sosmed aku mendingan gb ikut2an, karena ngga tahu sebenarnya apa dibalik itu. kadang miris sama komen2 di IG misal...lalu berpikir itu manusia apa bot yak hahha. sadis
ReplyDeleteDalam Islam pun diatur tata cara menegur orang dengan tidak di publik. Jadi ini ya alasannya agar tidak mempermalukan.
ReplyDeleteTerima kasih sudah diingatkan mbak. Agar kita semua bisa lebih hati-hati dalam bermedsos.