A simple break from routine.
A break from people.
even a break from ourselves, our busy mind.
A break from internet life,
and more into the real social life.
Paling tidak itu yang sedang saya coba lakukan beberapa minggu ini.
Lebih menghargai sisi analog, mencurahkan waktu untuk proses dan mencoba mengeliminasi rasa malas untuk melakukan shortcut.
Barangkali tidak akan pernah mudah apalagi berhasil dilakukan dengan keterbiasaan kita yang begitu besar pada tekhnologi, sistem yang serba otomatis dan sosialisasi jauh tapi terasa dekat dengan siapapun yang berada di daftar kontak kita dalam dunia maya.
Lebih sulit lagi jika dunia kita, dalam bentuk aliran rezeki bermuara dari bidang-bidang ini, ya termasuk juga para pencipta konten dunia maya alias content creator.
Tapi meskipun tidak mudah, satu hal yang kita harus tahu.
Tidak akan ada tulisan yang sarat kata-kata bagus tanpa banyak membaca literatur yang bagus dan berkualitas.
Tidak akan mampu menyentuh hati siapapun pembaca kita jika kita menyampaikan sesuatu tanpa pernah tahu kandungan emosi dari yang kita sampaikan. Termasuk berita-berita baik, berita-berita buruk dan sembarang pendapat yang kita dapatkan dari interaksi sosial dan lebih banyak mengenal karakter serta habit orang-orang disekitar kita.
Boleh saja kita membangun dunia kita dalam dunia maya, pekerjaan, interaksi sosial, susunan persepsi pada latest news, maupun mimpi-mimpi dan harapan kita. Namun lebih dari apapun kita juga membutuhkan dunia nyata, untuk memperkaya batin dengan empati, dengan emosi, dengan kerendahan hati dan kepala yang lebih menunduk meskipun lebih banyak tahu.
Karena kita mungkin akan dikenal sebagai orang yang sukses, berprestasi, inovatif dan berbakat. Dunia akan mencatat kita dengan prestasi dan nama baik. Orang mungkin akan mengingat kita sebatas apa yang sudah atau sedang kita capai.
Namun hanya interaksi yang baik dengan orang-orang yang mengenal kita yang mampu meninggalkan kesan mendalam, yang mampu membuat mereka mengingat dengan baik apa yang mereka rasakan tentang kita meskipun sudah hendak lupa detail raut wajah kita.
Meskipun pada kenyataannya kita sudah lama pergi mendahului mereka.
Kesan baik yang menyenangkan tetap saja bukan sesuatu yang akan mampu dilupakan dalam jangka waktu sebentar, tentu saja oleh orang-orang yang tepat dan yang mampu mengapresiasi kualitas diri orang lain.
Tetap berusaha menjadi pribadi yang menyenangkan dengan meningkatkan kualitas diri ya, mbak Ninda ☺
ReplyDelete:))
ReplyDeleteNyin, mau hiatus kah? Aku lho wes poso kritik di medsos..hihihi
ReplyDeleteiya juga ya. aku juga candu sama hape.
ReplyDeletebaca ini, aku jadi refleksi diri lagi.
sepertinya aku mau logout dulu dari ig dan twitter. eh tapi setelah aku posting foto dulu di ig, hehe. kalo fb, hmm, belum bisa kayaknya, jobnya dari sana. :D