Submitted my resignation letter and say good bye to anything that I ever had before. Keeping many story and memories passed by in my head.
Dalam surat itu saya menjelaskan alasan saya untuk mengundurkan diri, tidak ada hubungannya dengan kebijakan perusahaan maupun hubungan kerja maupun personal yang kurang baik dalam lingkungan kerja. It's just because of me that made a choice. Dan surat pengunduran diri adalah bagian dari keputusan pilihan saya.
Tidak mudah, tetap saja.
Sering saya pikir setelah dua tahun saya menjalani cuti diluar tanggungan perusahaan, maka saya akan terbiasa dengan status saya yang sudah bukan lagi pekerja korporasi. Saya sudah mulai terbiasa dengan ritme bekerja sendiri dan mengurus rumah tangga itu benar, saya sudah terbiasa bekerja kapanpun dan dimanapun selama ini karena bekerja di bidang ini tidak mengenal hari kerja dan tanggal merah juga benar.
Namun melepaskan ikatan terakhir saya dengan kantor melalui surat pengunduran diri adalah soal lain, ternyata.
Kalau ditanya tentang bagaimana rasanya, yah entah kenapa ganjil saja.
Sama ganjilnya seperti sudah memiliki sesuatu sekian lama, lantas kemudian kita kehilangan sesuatu itu. Sesuatu yang dalam waktu lama pernah menjebakkan kita dalam keluh, kecewa, kerja keras, serta memberi tawa dan keriaan dengan sama banyaknya. Membuat kita belajar banyak dan menyadari hal-hal yang lebih penting serta lebih besar dibanding sebelumnya.
Ya seperti itu kurang lebih.
Meskipun saya tahu bahwa ada banyak hal-hal yang saya syukuri setelah berlalu dan ketika berlalu, tapi rasa kehilangan memang selalu lucu. Terus-terusan menyapa ketika kita sudah melepaskan apapun itu dari genggaman.
Terus-terusan menjenguk dalam hening dengan kikuk, hanya supaya kita paham bahwa kita pernah memiliki, namun sekarang sudah tidak lagi.
Congrats!
ReplyDeleteRayakan kebebasanmu dengan secangkir kopi di cafe baru kaknyinnn
You deserve to work on another better place
Tetangga kamarku juga baru banget resign dan skrg lagi freelance aja. sambil nyari lowongan dan mulai ngelamar2 lagi katanya
I wish both of you will have a new better job soon!
Good luck yaww kakk
Fulltime Blogger setelah ini berarti mbak Ninda? :)
ReplyDeleteSaya belum pernah buat surat pengunduran diri. Waktu habis kontrak ya udah, keluar. Tapi memang pas pamitan itu yang agak bikin sesak
ReplyDelete"Terus-terusan menjenguk dalam hening dengan kikuk, hanya supaya kita paham bahwa kita pernah memiliki, namun sekarang sudah tidak lagi."
ReplyDeleteMengena dan merasa seolah ditusuk bambu runcing dari belakang punggung :')
semangat mba ninda, resign emang berat tapi ya mau bagaimana lagi... it's just one small step to grow as a person
ReplyDeletetempatmu bisa cuti diluar tanggungan ya ninda? enaknyoo
ReplyDeleteSekarang apa udah nemu job baru, kak nin?
ReplyDeleteOr you'd like to be full time entrepreneur?
Salut untuk keberanianmu mengambil keputusan itu. Aku aja udah mulai jenuh dengan "pekerjaan" but masih belum siap menerina segala konsekuensinya kalo resign. Hihi
ReplyDeleteSelamat datang di Ladang pahala sesungguhnya #apose hahaa.. Jadi ini tentang apa :D
ReplyDeletePindah kah nyin?
ReplyDeleteSampai sekarang aja, kadang-kadang saya masih suka kangen ngantor :D
ReplyDelete