Karena setelah masa-masa never ending clean up session dalam masa awal pindahan (dan sekarang pun masih sih), berlanjut dengan bongkarin barang sembari menyortir dan aneka daily household task lainnya. Setiap kali berniat blogging dan sudah depan laptop seringkali jadi batal karena banyak sebab. Entah karena ngurusin jualan stationery related saya hingga sesimple ngerasa capek, ngantuk terus ketiduran.
Pernah nggak ngerasa waktu yang udah 24 jam ini berasa kurang banget buat segala yang kudu kita lakukan dalam sehari? Pasti pernah ya kan?
Saat ini itu yang sedang saya rasakan, berasa waktu sedang kurang banget sehingga apa-apa kudu cepet dan in a rush. Bahkan habis ketiduran aja jadi berasa nyesel karena waktunya kebuang dengan percuma. Time is money for sure. Terutama jika sudah mengenai pekerjaan yang tentu saja terukur dengan materi alias uang.
We need to work hard and earning money as fast as we can do.
Gitu kan prinsipnya pekerja lepas kayak saya dan mungkin teman-teman juga.
Dengan sedemikian precious dan mahalnya waktu kita, kita jadi kurang lebih tahu seberapa berharga waktu kita sendiri ditengah turunnya nilai beli uang seperti sekarang. Berasa banget kalau apa-apa jadi lebih mahal dan salah satunya karena pengaruh exchange rate rupiah yang sedang melemah banget-banget ini.
Terutama sih berasa banget bagi saya yang sering belanja menggunakan mata uang asing. Yang biasanya kebeli jadi rada nggak kebeli. Biasanya pengeluaran segini jadi bengkak.
Pokoknya parah deh.
Yang bikin pusing adalah orang-orang yang nggak menghargai waktu kita dengan sepantasnya, padahal mereka juga adalah orang yang kita kenal atau seseorang yang sudah sering menjadi rekan kita untuk urusan pekerjaan dan bukan dalam waktu yang sebentar pula.
Padahal bekerja tidak hanya tentang passion dan komitmen, namun juga soal etika. Termasuk didalamnya menghargai kerja keras orang lain dengan sepantasnya.
Bekerja butuh tenaga, selain juga butuh ide dan mikir, yang pastinya agar semua itu butuh bisa berjalan dengan baik maka kudu makan juga kan? Butuh semua alat kerjanya berfungsi dengan baik sehingga menghasilkan output yang ideal juga.
Makanya saya paling heran, apalagi belakangan ini. Orang atau perusahaan yang menawarkan kerjasama tetapi memberikan penawaran fee yang rendah, meminta effort yang tinggi terlebih dengan paket combo pembayaran yang lama. Padahal harusnya saya bukan jenis orang yang rewel-rewel banget dan pasang standar tinggi untuk masalah term and conditions kesepakatan kerjasama lho.
Well, I'll talk more later about it. Sepertinya lagi nggak bisa calm down jadi susah menyusun kata-kata :))
How was your long weekend, by chance?
Is that great?
Since it's great, I hope you won't got I Hate Monday syndrome :)
It's always better to start the day (and end it) with positive vibes.
Yes I know, that's hard.
But no one said it's impossible, so... :)
ih sama mbak. aku juga lagi ngrasa kok waktu 24 jam kurang yaa. terus kalo pas weekend, mau tidur siang kok gak rela.
ReplyDeleteAda uang, ada ide.. Wani piro? :)
ReplyDeletegitu ya nyin?
Well.. aku juga sering banget ngerasa waktu 24 jam itu kurang banget.. hampir setiap hari. Apalagi akhir2 ini aku agak jelek banget dalam manajemen waktunya. Masih dalam masa mecnoba memperbaik hal ini dan itu supaya bisa back on track lagi. Lagi mengusahakan juga menulis teratur, udah lama engga nulis kangen juga rasanya nulis di blog. Ada banya persaan yang terlalu kependem engga semept diceritakan dalam tulisan hahaha :')
ReplyDelete