Saya tidak tahu alasannya apa, tapi belakangan saya sering dapat pertanyaan tentang tips memulai usaha.
Saya nggak expert sih, toh usaha yang saya miliki juga masih kecil banget. Background saya dari pendidikan hingga riwayat kerja lebih lama ke pengelolaan keuangan dan keselamatan kerja ketimbang pemasaran. Tapi akan saya bagikan berdasarkan sedikit pengetahuan yang saya peroleh di bangku kuliah, beberapa seminar dan training marketing for back office, buku dan artikel marketing serta pengalaman saya pribadi dalam membangun usaha.
Kalau masih ada pertanyaan lain dan belum terjawab ditulisan ini, silakan komentar aja ya... akan saya usahakan jawab di tulisan berikutnya.
#1 Mulai
Langkah pertama dalam memulai usaha ya tentu saja mulai dulu. Dengan memulai kita pelan-pelan akan lebih paham tentang diri kita dan usaha yang mau kita jalankan. Anyway, sering banget teman cerita mau bikin usaha dan minta masukan tapi gitu saya sharing dia banyakan nanyanya dan banyakan ngomong 'tapi'-nya ketimbang action.
"Tapi aku tuh nggak bisa jualan"
"Tapi modalku tuh kecil"
"Tapi aku tuh nggak punya waktu"
Reaksi saya?
Sejak itu saya malas menjawab pertanyaan-pertanyaan siapapun terkait membangun usaha, jaman sekarang kelas online banyak dan semuanya berbayar, gak murah pula. Jadi daripada saya jawab pertanyaan satu-satu tiap orang yang nanya, udahlah pegel ngetik satu-satu, ending-endingnya banyakan emosi daripada happy.
Sebagian tabungan
Untuk memulai usaha tidak selalu memerlukan modal yang fantastis. Menurut saya sebagian tabungan saja sudah cukup untuk memulai usaha. Tentukan jenis usaha berdasarkan jumlah modal yang kita punya dan jenis usaha yang kita suka jadi bukan mikirin jenis usahanya dulu baru bingung nyari modalnya.
#1 Mulai
Langkah pertama dalam memulai usaha ya tentu saja mulai dulu. Dengan memulai kita pelan-pelan akan lebih paham tentang diri kita dan usaha yang mau kita jalankan. Anyway, sering banget teman cerita mau bikin usaha dan minta masukan tapi gitu saya sharing dia banyakan nanyanya dan banyakan ngomong 'tapi'-nya ketimbang action.
"Tapi aku tuh nggak bisa jualan"
"Tapi modalku tuh kecil"
"Tapi aku tuh nggak punya waktu"
Reaksi saya?
Sejak itu saya malas menjawab pertanyaan-pertanyaan siapapun terkait membangun usaha, jaman sekarang kelas online banyak dan semuanya berbayar, gak murah pula. Jadi daripada saya jawab pertanyaan satu-satu tiap orang yang nanya, udahlah pegel ngetik satu-satu, ending-endingnya banyakan emosi daripada happy.
Pada akhirnya keputusan untuk lanjut bangun usaha atau nggak itu balik lagi ke masing-masing sih, cuma ngomong banyak kata 'tapi' ke orang yang sudah mau repot-repot ngetik jawaban pertanyaan anda secara gratis kan ya nyebelin juga.
Yang jelas sih gaes, langkah pertama dalam membangun usaha jelas adalah mulai dulu. Mulai buka tokonya. Setelah itu baru kita mikirin kelanjutannya bakalan seperti apa. Karena kalau nggak dimulai-mulai ya tipsnya berhenti sampai di poin ini aja.
#2 Modal
Kejujuran
Poin paling pertama adalah kejujuran. Jujur dari langkah paling pertama adalah jujur tentang media sosial dan marketplace (jika punya), yaitu dengan cara nggak beli followers dan likes.
Bangun followers melalui feeds instagram yang menarik dan informatif, bukan dari hasil beli akan lebih baik. Jaman dulu orang percaya untuk belanja ke olshop yang followersnya banyak, sekarang sudah nggak lagi. Akun penipu berfollowers banyak juga ada kok... ya maklum sekarang followers bisa dibeli.
Poin paling pertama adalah kejujuran. Jujur dari langkah paling pertama adalah jujur tentang media sosial dan marketplace (jika punya), yaitu dengan cara nggak beli followers dan likes.
Bangun followers melalui feeds instagram yang menarik dan informatif, bukan dari hasil beli akan lebih baik. Jaman dulu orang percaya untuk belanja ke olshop yang followersnya banyak, sekarang sudah nggak lagi. Akun penipu berfollowers banyak juga ada kok... ya maklum sekarang followers bisa dibeli.
Jadi gimana kita mau nyuruh orang percaya pada kredibilitas toko kita kalau kita saja 'bohong' soal real followers? Ini baru ngomong soal marketing sih... lebih dalam lagi soal keberkahan usaha, kita mau usaha kita berkah kan? Nah mulai dari yang paling awal dan mudah kita jalankan, yaitu dengan nggak beli followers.
Saat menjalankan kegiatan jual beli, jangan lupa juga selalu cek barang yang kita jual setelah sampai ke tangan kita dan sebelum dikirimkan ke pembeli. Kalau ada defect infokan aja ke pembeli. Kasih pilihan mau tetep beli produk itu dengan diskon khusus atau cancel dan refund aja? Bukannya malah menyembunyikan dan ngebaik-baikin barang kita padahal aslinya ada defect.
Kejujuran sangat penting untuk membangun usaha karena yang kita cari adalah loyal customer, customer akan kembali lagi membeli produk kita meskipun entah kapan. Jikapun misalkan dia tidak kembali belanja ke kita nanti, dia akan punya kesan yang baik tentang kita dan nggak ragu untuk merekomendasikan toko kita ke lingkungan pertemanan atau keluarga yang mungkin sedang membutuhkan produk jualan kita.
Saat menjalankan kegiatan jual beli, jangan lupa juga selalu cek barang yang kita jual setelah sampai ke tangan kita dan sebelum dikirimkan ke pembeli. Kalau ada defect infokan aja ke pembeli. Kasih pilihan mau tetep beli produk itu dengan diskon khusus atau cancel dan refund aja? Bukannya malah menyembunyikan dan ngebaik-baikin barang kita padahal aslinya ada defect.
Kejujuran sangat penting untuk membangun usaha karena yang kita cari adalah loyal customer, customer akan kembali lagi membeli produk kita meskipun entah kapan. Jikapun misalkan dia tidak kembali belanja ke kita nanti, dia akan punya kesan yang baik tentang kita dan nggak ragu untuk merekomendasikan toko kita ke lingkungan pertemanan atau keluarga yang mungkin sedang membutuhkan produk jualan kita.
Sebagian tabungan
Untuk memulai usaha tidak selalu memerlukan modal yang fantastis. Menurut saya sebagian tabungan saja sudah cukup untuk memulai usaha. Tentukan jenis usaha berdasarkan jumlah modal yang kita punya dan jenis usaha yang kita suka jadi bukan mikirin jenis usahanya dulu baru bingung nyari modalnya.
Usahakan modalnya nggak terlalu besar, hanya sebagian dari dana yang kita miliki. Sebisa mungkin jangan berhutang juga. Ini penting karena pada masa awal membangun usaha kita masih belum bisa memprediksi apapun, termasuk apakah usaha kita akan profitable atau tidak jika benar-benar dijalankan. Memulai usaha dengan dana sesuai kemampuan akan meringankan beban kita. Percaya deh mikirin strategi marketing dan gimana produknya laku aja sudah cukup susah, nggak perlu ditambah dengan beban tenggat pinjaman yang harus dilunasi sudah dekat.
Usaha stationery shop dimulai dengan modal sekitar 500,000. Dengan modal segitu saya menggunakan uangnya untuk membuat sticker dari hasil gambar saya sendiri dan membeli lisensi art work orang untuk dijual sebagai produk. Jenis usaha ini cukup menjanjikan dan potensi kerugiannya rendah, hanya saja karena tipe kerjaan saya banyak dan nggak fokus ke sticker shop aja... seiring kesibukan, saya jadi kesulitan mengatur waktu untuk menggambar, printing sticker dan guntingin satu-satu jadi saya memutuskan hanya menjual produk di stationery shop saja tanpa membuat sendiri produknya. Membuat produk sangat time consuming, tidak cocok untuk orang yang memiliki beberapa pekerjaan seperti saya dan masih harus mengurus rumah juga.
Usaha stationery shop dimulai dengan modal sekitar 500,000. Dengan modal segitu saya menggunakan uangnya untuk membuat sticker dari hasil gambar saya sendiri dan membeli lisensi art work orang untuk dijual sebagai produk. Jenis usaha ini cukup menjanjikan dan potensi kerugiannya rendah, hanya saja karena tipe kerjaan saya banyak dan nggak fokus ke sticker shop aja... seiring kesibukan, saya jadi kesulitan mengatur waktu untuk menggambar, printing sticker dan guntingin satu-satu jadi saya memutuskan hanya menjual produk di stationery shop saja tanpa membuat sendiri produknya. Membuat produk sangat time consuming, tidak cocok untuk orang yang memiliki beberapa pekerjaan seperti saya dan masih harus mengurus rumah juga.
Do anything seriously
Lakukan segala sesuatu dengan serius, siapa bilang membangun bisnis adalah pekerjaan yang santai?
Saya bebas mengatur kapan waktu kerja kapan waktu istirahat memang benar. Mau mulai kerja weekend, liburnya hari rabu atau mau mulai kerja jam 12 siang kelar jam 12 malam juga bisa. Tapi sekali mulai masuk ke dunia usaha, maka kita mulai masuk fase kejar-kejaran dengan waktu.
Pada hari dimana semua orang libur, saya biasa tetap kerja dan bawa kerjaan meskipun sedang traveling. Baik jawabin semua email dan DM customer, foto produk, tetep belajar dengan baca buku marketing dan perilaku customer, maintenance media sosial dan tetap packing produk untuk dikirim pada hari kerja berikutnya.
Memiliki bisnis sendiri justru menuntut kita untuk terus produktif tanpa pengingat. Ini harus diniatkan dari diri sendiri, untuk terus belajar dan keep up to date dengan apa yang terjadi diluar sana dan punya potensi mempengaruhi usaha kita. Misalnya saja kurs mata uang asing, pandemi dan kebijakan pemerintah.
Do'a
Semua jenis jual beli selalu punya celah kerugian. Namun ada satu yang tidak, yaitu muamalah dengan Allah. Jangan lupa berdo'a dan sisihkan penghasilan dari usaha untuk yang membutuhkan.
Meskipun banyak yang mengabaikan modal yang satu ini namun berdo'a adalah sesuatu yang krusial dalam berbisnis. Karena pada akhirnya yang bikin pembeli memutuskan untuk belanja jualan kita bukan karena kemampuan kita dalam memasarkan yang bagus, tapi Allah lah yang mengarahkan hati dan niat pembeli untuk membeli barang jualan kita.
Demikian juga saya. Iya, pada akhirnya usaha saya masih jalan sampai saat ini bukan lantaran karena saya keren banget dalam milih produk, pricing dan marketing tapi karena Allah yang mengarahkan pembeli untuk membeli barang-barang yang saya jual. Karena Allah-lah usaha saya berjalan sedemikian rupa dan alhamdulillah mampu melalui berbagai masa krisis hingga saat ini.
#3 Pisahkan rekening pribadi dan usaha
Lakukan segala sesuatu dengan serius, siapa bilang membangun bisnis adalah pekerjaan yang santai?
Saya bebas mengatur kapan waktu kerja kapan waktu istirahat memang benar. Mau mulai kerja weekend, liburnya hari rabu atau mau mulai kerja jam 12 siang kelar jam 12 malam juga bisa. Tapi sekali mulai masuk ke dunia usaha, maka kita mulai masuk fase kejar-kejaran dengan waktu.
Pada hari dimana semua orang libur, saya biasa tetap kerja dan bawa kerjaan meskipun sedang traveling. Baik jawabin semua email dan DM customer, foto produk, tetep belajar dengan baca buku marketing dan perilaku customer, maintenance media sosial dan tetap packing produk untuk dikirim pada hari kerja berikutnya.
Memiliki bisnis sendiri justru menuntut kita untuk terus produktif tanpa pengingat. Ini harus diniatkan dari diri sendiri, untuk terus belajar dan keep up to date dengan apa yang terjadi diluar sana dan punya potensi mempengaruhi usaha kita. Misalnya saja kurs mata uang asing, pandemi dan kebijakan pemerintah.
Do'a
Semua jenis jual beli selalu punya celah kerugian. Namun ada satu yang tidak, yaitu muamalah dengan Allah. Jangan lupa berdo'a dan sisihkan penghasilan dari usaha untuk yang membutuhkan.
Meskipun banyak yang mengabaikan modal yang satu ini namun berdo'a adalah sesuatu yang krusial dalam berbisnis. Karena pada akhirnya yang bikin pembeli memutuskan untuk belanja jualan kita bukan karena kemampuan kita dalam memasarkan yang bagus, tapi Allah lah yang mengarahkan hati dan niat pembeli untuk membeli barang jualan kita.
Demikian juga saya. Iya, pada akhirnya usaha saya masih jalan sampai saat ini bukan lantaran karena saya keren banget dalam milih produk, pricing dan marketing tapi karena Allah yang mengarahkan pembeli untuk membeli barang-barang yang saya jual. Karena Allah-lah usaha saya berjalan sedemikian rupa dan alhamdulillah mampu melalui berbagai masa krisis hingga saat ini.
#3 Pisahkan rekening pribadi dan usaha
Sebisa mungkin pisahkan rekening pribadi dan rekening usaha kita. Tidak mencampur rekening penting agar setiap kali ada penghasilan masuk dari usaha, kita tidak tergoda membelanjakannya untuk keinginan konsumtif. Agar tetap merasakan jeri payah membangun usaha, terutama kalau kita self employed yang mengerjakan semuanya sendiri dan belum punya karyawan maka penting untuk menggaji diri sendiri.
Perhitungan gaji kita kira-kira besarnya sekitar 15% dari total omzet. Jika omzetnya sudah cukup besar dan kita masih kerja sendirian, bisa juga menaikkan gaji kita sendiri, tapi usahakan tidak lebih dari 20% total omzet ya...
#4 Terus upgrade diri
Ketika bekerja di kantor sebagai karyawan kita diharuskan mengadiri pelatihan-pelatihan untuk menambah kualitas diri dan pekerjaan kita. Sama halnya dengan ketika mengelola usaha. Terutama karena kita harus memikirkan semua aspek baik operasional, keuangan, marketing, quality control dan customer relation dalam satu paket, maka dalam perjalanannya justru lebih banyak skill yang harus kita miliki dan kuasai.
Jangan bosan dan enggan untuk terus upgrade diri. Update skill yang sesuai dengan kebutuhan konsep bisnis kita. Sisihkan dana untuk beli buku marketing dan berlangganan majalah marketing. Jika kita tipe orang yang suka mendengarkan dari expert, maka seminar dan pelatihan online layak untuk kita ikuti.
Dari situ kita bisa tahu akan diapakan bisnis kita selanjutnya agar bertahan dan terus berkembang?
Misalnya nih bisnisnya di bidang makanan, ya gali dan uji lagi menu yang ada agar rasanya lebih enak lagi gimana caranya? Atau mau bikin menu baru? Bagaimana trik marketing bisnis makanan agar tetap bisa survive saat pandemi? Mungkin dengan mengadakan menu-menu frozen yang banyak dibutuhkan orang ketika sedang stay di rumah atau sedikit compliment untuk pembeli yang memilih delivery service misalnya.
Karena marketing terus berubah sesuai dengan trend, kondisi dan keinginan pasar, seringkali arah perubahannya tidak bisa kita prediksi. Makanya kita pun harus update situasi pasar terkini agar bisnis tetap jalan apapun kondisinya.
Kayaknya itu dulu deh, semoga menjawab pertanyaan-pertanyaan teman-teman mengenai bagaimana memulai sebuah usaha kecil. Jika ada pertanyaan lain yang berhubungan dengan usaha, silakan ditulis aja di kolom komentar.
#4 Terus upgrade diri
Ketika bekerja di kantor sebagai karyawan kita diharuskan mengadiri pelatihan-pelatihan untuk menambah kualitas diri dan pekerjaan kita. Sama halnya dengan ketika mengelola usaha. Terutama karena kita harus memikirkan semua aspek baik operasional, keuangan, marketing, quality control dan customer relation dalam satu paket, maka dalam perjalanannya justru lebih banyak skill yang harus kita miliki dan kuasai.
Jangan bosan dan enggan untuk terus upgrade diri. Update skill yang sesuai dengan kebutuhan konsep bisnis kita. Sisihkan dana untuk beli buku marketing dan berlangganan majalah marketing. Jika kita tipe orang yang suka mendengarkan dari expert, maka seminar dan pelatihan online layak untuk kita ikuti.
Dari situ kita bisa tahu akan diapakan bisnis kita selanjutnya agar bertahan dan terus berkembang?
Misalnya nih bisnisnya di bidang makanan, ya gali dan uji lagi menu yang ada agar rasanya lebih enak lagi gimana caranya? Atau mau bikin menu baru? Bagaimana trik marketing bisnis makanan agar tetap bisa survive saat pandemi? Mungkin dengan mengadakan menu-menu frozen yang banyak dibutuhkan orang ketika sedang stay di rumah atau sedikit compliment untuk pembeli yang memilih delivery service misalnya.
Karena marketing terus berubah sesuai dengan trend, kondisi dan keinginan pasar, seringkali arah perubahannya tidak bisa kita prediksi. Makanya kita pun harus update situasi pasar terkini agar bisnis tetap jalan apapun kondisinya.
Kayaknya itu dulu deh, semoga menjawab pertanyaan-pertanyaan teman-teman mengenai bagaimana memulai sebuah usaha kecil. Jika ada pertanyaan lain yang berhubungan dengan usaha, silakan ditulis aja di kolom komentar.
baca ini jadi semangat buat memulai bisnis lg, makasih banyak mba nin sudah menginspirasi... entah kenapa tiap hilang semangat, terus mampir ke sini rasanya kaya sdg dinasehatin :')))
ReplyDeleteHai, Nin... Apa kabar? Postinganmu inspiratif sekali. Aku jadi pengen usaha juga tapi milih idenya agak memakan waktu yang lama ya. Sembari mencari ide, aku pun sedang rajin menabung untuk modal usaha. Semoga aku bisa jadi pengusaha kayak kamu jg ya, Nin. Sukses terus. Aku lagi blogwalking karena baru posting di blogku, hahaha...
ReplyDeleteAku taunya blogmu cuma ini nin,
ReplyDeleteIT guys kaya aku mikir mau usahanya terlalu alogiritm, hahah
padahal mau jadi pengusaha yo gak bisa terlalu kaku..