Sudah lama sekali saya tidak membuka laman fb, sampai-sampai ternyata saya nggak bisa membuka akun saya sendiri karena ada upaya login yang menurut fb mencurigakan. Mungkin dari beberapa device yang berbeda atau apa yang saya tidak mengerti dan saya diharuskan untuk mengirim salinan identitas untuk konfirmasi.
Saya akhirnya memilih untuk membiarkan saja dan tidak mengirimkan dokumen yang diminta hingga saat ini. Kecuali twitter, selama beberapa bulan terakhir ini kehadiran saya tidak nampak di media sosial pribadi. Lebih karena saya nggak tahu juga sih mau update apa. Tidak ada yang terasa penting. Hidup berjalan begitu-begitu saja sih, dan menurut saya ini kabar baik.
Yang saya sesali adalah beberapa bulan saya tidak sempat menulis posting blog diluar urusan deadline untuk tulisan tertentu.
Dua tahun terakhir masa pandemi ini, banyak bidang kerja sedang lesu dan ini cukup berasa efeknya ke perkonten kreator-an cabang blogger. Invoice yang lama tidak dibayar sampai bikin marah-marah nggak karuan, pekerjaan yang lebih sedikit, fee menurun dan terms of payment yang lama. Dulu saya sering submit project untuk sample product untuk direview. Biasanya dikirimin banyak, worth it lah ya kalau untuk satu posting instagram. Terakhir kali submit, produk yang saya dapat cuma kemasan kecil dan cuma 1. Ya kalau bareng ongkir paling nilainya masih dibawah 50,000. Akhirnya saya ngga pernah submit lagi karena saya merasa project ini nggak worth it lagi.
Pandemi ini juga berimbas ke penghasilan saya sebagai blogger, saya harus akui.
Mungkin pada blogger lain juga berdampak sih... meskipun masih banyak yang dapat project-project besar juga. Tapi ya saya bukan tipikal orang yang senang menjalin relasi cuma karena biar kecipratan project. Relasi in person ya harus, tapi nggak cuma buat kerjaan. Saya yakin kok Allah yang mengarahkan rezeki. Kalau hidup saya masih cukup-cukup aja meskipun nggak kaya dan tanpa uang jajan dari orang tua, ya karena Allah yang arahkan pembeli untuk membeli apa yang saya jual.
Dalam beberapa hal, saya melepaskan diri dari kelompok untuk mengeliminasi kemungkinan drama-drama dalam hidup ini. Relasi dan project memang jadi nggak maksimal. Tapi nggak apa-apa karena saya penginnya hidup tenang jauh dari drama yang mungkin muncul. Kalau diunfollow teman ya tinggal unfollow balik saja, anggaplah mungkin nggak berjodoh untuk terkoneksi lebih lanjut dalam relasi pertemanan.
Semakin tua rasanya saya semakin merasa tidak punya tenaga untuk berkonflik dengan siapapun. Mungkin karena udah exhausted ngurusin kerjaan dan rumah ya, jadi udah berasa capek nggak bertenaga.
Ya yaudah aja gitu, biarkan saja.
Saya juga nggak memusingkan citra diri saya dihadapan orang lain. Kalau ditanya kerjaan ya jawab aja pengangguran atau serabutan gitu :D Nggak masalah juga kok kalau dinilai beban suami, meskipun suami sering keberatan karena saya asal jawab ini jadi bikin orang lain kemungkinan bakalan nggak menghargai saya.
Ya saya sih nggak peduli, yang penting masih dihargai sewajarnya basic moral sesama manusia aja.
Beberapa waktu lalu ada kejadian di komunitas yang bikin saya nggak habis pikir, persekusi dan cyber bullying. Awalnya saya nggak ngerti masalahnya apa dan begitu tahu ternyata cuma soal ego dan ketidakdewasaan satu orang aja. Sampai akhirnya korban persekusi ini cerita sama saya, entah kenapa saya jadi malu sendiri dengan kelakuan beberapa orang ini dan merasa harus meminta maaf ke si korban meskipun saya ngga termasuk dalam clique itu. Sambil berharap kejadian ini nggak membuat dia kapok berada dalam komunitas dan pertemanan dunia maya dimana kami terhubung.
Included dalam drama-drama seperti ini benar-benar jauh dari keinginan saya. Nggak apa-apa meskipun dengan nggak termasuk dalam kelompok tertentu maka project dan jualan saya jadi santai santai karena nggak dirubung pembeli berbudget besar. Yang penting hidup tenang aja udah, urusan rezeki Allah nggak pernah salah alamat kok ngasihnya. Tugas saya cuma berusaha dengan jalan yang baik aja dan nggak dzolimin orang, sudah.
Oh ya, saya juga ngerasa bahwa salah satu keputusan terbaik saya sebagai seorang self employed adalah ketika masa penghasilan sebagai blogger lebih dari cukup, saya mengelolanya menjadi aset untuk pekerjaan lain. Jadi ketika masa-masa sebagai blogger cukup sulit seperti saat ini, saya masih bisa menjaga rate blogger saya tetap sehat dan tetap bisa selektif memilih project. Masih hidup cukup dan nggak bingung besok bisa makan atau nggak, alhamdulillah.
Kalaupun lagi nggak ada project di blog ini ya nggak papa, toh saya masih bisa nulis curhatan random seperti saat ini kan? :)
Padahal saya sedang menyiapkan postingan yang lebih informatif eh yang jadinya diposting malah racauan dini hari ini.
Pandemi udah hampir selesai kayanya. Semoga project nya bida lancar lagi seperti sebelum pandemi.
ReplyDeleteaamiin ya Mil... tapi alhamdulillah Allah cukupkan dari pintu rezeki yang lain jadi nggak ngenes berharap dari sini aja
Deletehahaha berkonflik? saya sebenernya masa bodo sejak lama, karena sy pikir sy banyak urusan jadi bisa mengalihkan banyak energi ke kegiatan yg lebih bermanfaat daripada terus2an mikirin konflik. kecuali, terakhir desember tahun lalu saya mau ga mau saya speak up dan menghadapi konflik itu ketika anak saya dibully bahkan sama walasnya. hahahaha. alhamdulilah udah selesai. wkwkwk
ReplyDeletebut, one thing, berkonflik itu sebenernya menguras energi